Senin, 28 Januari 2008

KHUTBAH JUM'AT 18-1-2008

KHUTBAH JUM’AT HADHRAT AMIRUL MUKMININ KHALIFATUL MASIH V aba.
Tanggal 18-1-2008 dari Mesjid Bait-ul-Futuh, London, United Kingdom
Nabi yang mengajarkan Hikmah (Kebijaksanaan & Keadilan) (2)

Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan Al-Faatihah, Hudhur aba. menilawatkan ayat dari Kitab Suci Al-Qur’an:
Surah Al-Baqarah ayat 130:
“Ya Tuhan kami, bangkitkanlah di tengah-tengah mereka seorang Rasul dari antara mereka yang akan membacakan Ayat-ayat Engkau kepada mereka dan yang mengajarkan hikmah kepada mereka dan akan mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkau-lah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”

Ayat yang baru saya baca ini, berkenaan dengan pokok bahasan yang sama dalam khutbah yang lalu di mana ini yang yang saya akan bahas hari ini adalah untuk ketiga kalinya mengenai doa yang dipanjatkan oleh Hadhrat Ibrahim a.s. bahwa mengenai kebijaksanaan bahwa Nabi yang kepadanya Kitab yang akan menyampaikan pesan amanat Engkau ke seluruh dunia dan beliau juga akan mengajarkan kepada mereka kebijaksanaan. Ada bermacam-macam arti dari kata hikmah; saya sudah menerangkan di dalam khutbah sebelumnya bahwa satu arti dari kata hikmah adalah adil, satu arti yang lainnya dari hikmah adalah ilmu pengetahuan dan arti-arti lainnya adalah pengertian, persepsi kebijaksanaan. Juga arti dari hikmah adalah untuk menggunakan sesuatu hal itu harus pada tempat dan saatnya nya yang tepat, menggunakannya dengan tepat dan sesuai. Kata hikmah yang digunakan di sini adalah berkaitan dengan Nabi yang besar dan Kitab serta ajaran yang akan tetap kekal abadi. Berkenaan dengan itu sekarang saya akan mengambil kata hikmah ini.
Sebagaimana yang pernah saya katakan bahwa salah satu arti dari hikmah adalah keadilan. Doa tadi adalah bahwa agar seorang Nabi didatangkan untuk mengajarkan kepada orang-orang tentang kebijaksanaan dan hikmah, jadi artinya adalah bahwa Nabi itu akan datang untuk menegakkan keadilan dan ia pun akan mengajarkan kepada orang-orang untuk berlaku adil dan berbuat keadilan. Bilamana Allah Taala itu menyebutkan Yu’allimuhumul kitaaba walhikmata bahwa ia itu akan mengajarkan kepada kalian Kitab dan hikmah kebijaksanaan. Jadi, kemudian jika pernyataan dari kenyataan ini adalah sebagai hasil dari dikabulkannya dari doa tersebut, sehingga seorang Nabi sudah dibangkitkan dan sebuah Kitab sudah diwahyukan kepada beliau, maka inilah Kitab yang sedemikian itu, yang penuh dengan ajaran yang di dasarkan atas kebijaksanaan dan keadilan. Beliau mengajarkan kepada kalian kebijaksanaan sampai pada Hari Kiamat demikianlah Dia akan mengajarkan kebijaksanaan ini sampai pada Hari Kiamat, inilah sebuah kawenangan untuk mengajarkan keadilan.
Bukan hanya Nabi besar ini yang ajarannya tidak luput dari keadilan dan juga perbuatannya yang tidak berlaku adil, tetapi Nabi yang besar ini, contoh dari Nabi ini adalah hal yang kadarnya tidak dapat diraih oleh orang-orang. Tetapi Allah Taala telah membuatnya jelas bagi kami dengan jalan-jalan yang jika saudara-saudara itu menggunakan seluruh kemampuan saudara dan berusaha untuk mengikuti jalan ini, maka kemudian dikarenakan oleh usaha tersebut maka saudara-saudara akan dapat meraih standard tersebut, yaitu oleh orang-orang yang menjadi anggota Jamaat-Nya dan yang adalah satu bagian dari umatnya yang besar ini. Kebijaksanaan dari Y.M. Nabi Muhammad SAW. dengan berbagai macam aspeknya dari hikmah itu ada di sana.
Dengan merujuk pada kata nasihat tersebut dan lain-lainnya yang sudah saya sebutkan di dalam khutbah saya yang lalu, hari ini saya akan mengemukakan kata hikmah ini dalam arti sebagai keadilan dan saya akan kemukakan beberapa contoh mulia dari Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. dan kemudian saya akan menerangkan ajaran dari Kitab Suci Al-Qur’an pada aspek ini. Ini sehubungan dengan setelahnya peperangan Hunain ketika harta rampasan perang sedang dibagikan di mana kepada beberapa orang pemimpin Arab diberikan keistimewaan bila dibandingkan dengan orang-orang yang lainnya. Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. memberikan kepada mereka bagian yang sedikit lebih banyak. Ada orang yang mengatakan bahwa keadilan di sini tidak dipertahankan. Atas hal tersebut Y.M. Nabi Muhammad SAW. mengatakan bahwa jika Nabi Allah itu tidak menegakkan keadilan lalu siapa lagi yang dapat menegakkan keadilan?
Harta yang diberikan kepada mereka itu sebenarnya diberikan kepada mereka sebagai hiburan pelipur lara dan untuk memberikan semangat kepada mereka sehingga para pemimpin Arab itu akan datang lebih dekat lagi pada Islam dan para pengikut serta keluarga mereka akan ikut masuk ke dalam Islam. Jadi untuk memberikan semangat kepada mereka itu hal ini telah dikerjakan untuk menghibur mereka, dan hal ini bukannya dengan mengurangi bagian hak dari orang-orang lainnya, tetapi Allah Taala telah menetapkan bahwa 1/5 dari harta yang diperoleh sebagai rampasan perang itu adalah untuk bagiannya Nabi Muhammad SAW., dan dari bagian yang itu Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. punya hak untuk membagikannya kepada siapa yang beliau kehendaki. Jadi beliau mengatakan bahwa saya memberikan sedikit extra lebih kepada orang-orang di maksud karena mereka itu ada sedikit lemah di dalam keimanannya, sehingga mengharapkan bagiannya yang lebih banyak. Orang-orang yang sudah sangat kuat di dalam keimanannya bahkan di dalam beberapa kejadian saya berikan kepada mereka bagiannya yang lebih sedikit. Orang-orang yang sangat kuat di dalam keimanannya sebenarnya mereka itu lebih dekat kepada-ku dan aku pun lebih mencintai mereka ini. Jadi perkara ini di mana kepada orang lain itu diberikan bagian yang lebih banyak adalah atas perintah dari Allah Taala dan ada di bawah instruksi Dia. Yang keduanya adalah dikarenakan hikmah ini dan inilah perbuatan yang penuh dengan hikmah dan keadilan, bahwa itulah sebuah cara untuk menegakkan keadilan itu yang hasilnya adalah menciptakan standard keimanan yang lebih tinggi.
Contoh dari adl - keadilan – yang juga ceriteranya sudah banyak diketahui oleh orang adalah berkenaan dengan seseorang yang pernah terkena pukulan, di mana Y.M. Nabi Muhammad SAW. telah mengizinkan orang tersebut untuk melakukan pembalasan. Diriwayatkan bahwa Y.M. Rasulullah SAW. menyampaikan khutbah di mana karena dibacakan Surah An-Nashr maka sahabat mengerti bahwa saat kewafatan beliau itu sudah mendekat. Ketika mereka mendengar khutbah tersebut maka para sahabat menangis dengan kerasnya. Setelahnya khutbah Y.M. Nabi Muhammad SAW. mengatakan bahwa aku demi Allah, bahwa jika ada seseorang yang merasa berhak untuk memberikan pembalasan kepadaku maka ia harus menggunakan haknya sebelum datangnya Hari Kiamat. Dalam peristiwa ini seorang sahabat yang namanya Ukasha berdiri dan mengatakan bahwa saya mengorbankan orang tua saya demi untuk Tuan, sekarang Tuan meminta kepada kami atas nama Allah bahwa jika ada orang yang menghendakinya maka ia berhak untuk melakukan pembalasan itu. Jadi, saya ingin mengatakan bahwa pada satu peperangan unta saya berada sangat dekat pada untanya Nabi Muhammad, dan ketika saya hendak turun, pada saat itu tongkat Tuan memukul saya, saya tidak tahu apakah itu disengaja untuk memukuli saya atau untuk memukul unta, tetapi saya sungguh-sungguh merasa sakit atas pukulan tongkat tersebut.
Y.M. Nabi Muhammad SAW. mengatakan bahwa demi Allah, demi kemuliaan Allah, maka Nabi Allah itu tentu saja tidak akan berbuat dengan sengaja untuk menyakitimu; tetapi Y.M. Rasulullah SAW. meminta kepada Hadhrat Bilal r.a. untuk mengambil tongkat tersebut yang saat itu disimpan di rumahnya Hadhrat Fatimah, maka ia mengambil tongkat tersebut kemudian kepada Hadhrat Ukasha diberikan tongkat itu dan diminta kepadanya sekarang engkau dapat melakukan pembalasan tersebut sebagaimana yang engkau kehendaki.
Pada saat itu Hadhrat Abu Bakar berdiri, Hadhrat Umar berdiri dan Hadhrat Ali pun berdiri dan mengatakan engkau boleh melakukan pembalasannya melalui aku dan jangan melakukan balasan kepada Y.M. Rasulullah. Ukasha mengatakan tidak, saya ingin melakukan pembalasannya kepada Nabi Muhammad. Kemudian Hadhrat Hassan dan Husein keduanya berdiri, mereka mengatakan kami-lah yang cucunya dari Nabi Muhammad SAW., maka engkau berhak memberikan balasannya kepada kami. Tetapi Ukasha masih saja mengatakan tidak! Saya harus memberikan balasannya kepada Y.M. Nabi Muhammad SAW. Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. sendiri kemudian mengatakan kepada semua orang-orang untuk duduk sambil bersabda, saya sudah siap untuk menerima pembalasan ini. Saat itu Hadhrat Ukasha mengatakan bahwa waktu saya kena pukul oleh Tuan, waktu itu saya tidak mengenakan apa-apa pada tubuh saya. Y.M. Nabi Rasulullah SAW. pun menggulungkan kemejanya dan mengatakan, engkau sekarang boleh memukulku sebagaimana aku dulu memukul kamu. Ketika para sahabat melihat hal ini mereka mulai berteriak dan menangis, betapa mereka dapat mentolerir sesuatu hal yang tidak enak untuk dikenakan kepada Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW., tetapi saat itu, yang dapat mereka kerjakan hanyalah menahan diri mereka saja. Namun beberapa saat kemudian, apa yang mereka lihat itu adalah sesuatu ekpresi dari cinta seseorang terhadap orang yang sangat dicintainya. Hadhrat Ukasha maju ke depan dan mulai menciumi tubuh dari Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW., sambil mengatakan, bahwa saya dapat mengorbankan orang tuaku demi untuk kemuliaan Tuan, maka betapa saya akan dapat berpikiran untuk melakukan pembalasan kepada Tuan, Y.M. Nabi Muhammad SAW. Tuan telah mengajarkan kepada kami standard yang tinggi dalam keadilan; kami itu tidak pernah punya pikiran bahwa Tuan dapat berlaku tidak adil kepada seseorang. Jadi inilah satu kesempatan di mana saya dapat meng-ekspresikan kecintaan saya, yang saya tidak akan melepaskan kesempatan ini. Tetapi lihatlah apa jawaban dari Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW., Sang Pangeran dari Keadilan ini, beliau mengatakan, apakah engkau akan melakukan pembalasan atau akan memaafkanku, dan umumkanlah di hadapan semua orang-orang ini. Hadhrat Ukasha mengatakan: Ya Rasulullah, saya memaafkan Tuan, semoga dengan ini saya berharap bahwa pada Hari Kiamat nanti, Allah Taala pun akan memaafkan kami. Selanjutnya, Y.M. Rasulullah SAW. mengatakan kepada semua orang-orang yang sedang duduk hadir di sana, bahwa jika ada orang yang ingin melihat sahabatku di Syurga nanti maka lihatkah kepada orang ini; kemudian orang-orang yang tadinya sangat marah kepada Hadhrat Ukasha ini, mereka pada berdiri dan menciuminya di mana mereka betapa sangat merasakan irinya pada tongkat cemeti tersebut. Inilah satu contoh dari keadilan seorang Nabi yang besar, Nabi yang agung, yang telah ditegakkan oleh Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW.
Ada banyak contoh-contoh lainnya di mana beliau saw. senantiasa menganjurkan dan meminta kepada para sahabat beliau, menasihati mereka hal yang sama. Dikarenakan pada Kitab Suci Al-Qur’an itu kualitas adl – keadilan- itu ada berulang-ulang kali disebutkan, maka penelitian dan perhatian yang besar ada dilakukan pada perkara keadilan ini. Sekarang akan saya sajikan ajaran tentang keadilan – menegakkan keadilan di dunia -, di mana Allah Taala berfirman:
Surah Al-Nahl (16) ayat 91:
Sesungguhnya, Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebaikan dan memberi kepada kaum kerabat; dan melarang dari perbuatan keji, dan hal yang tidak disenangi, dan memberontak. Dia memberi kamu nasihat supaya kamu mengambil pelajaran.

Sesungguhnya Allah Taala memberikan perintah kepadamu untuk berlaku adil dan jujur serta berbuat baik kepada orang-orang serta menasihatimu untuk menghindarkan diri dari perbuatan buruk dan perilaku yang keji serta menasihatimu agar mengambil pelajaran dan kebijaksanaan dari hal tersebut. Inilah satu ajaran yang jika kalian mengamalkannya maka segala masalah yang terjadi dalam masyarakat itu akan dapat terselesaikan, juga masalah nasional pun akan dapat diselesaikan.
Macam keadilan ini yang dilakukan atas kualitas keadilan yang sedemikian rupa di mana yang standardnya akan terus meningkat naik dan kecintaan satu sama lainnya itu akan terus meningkat. Orang-orang itu haruslah berusaha untuk menghindarkan diri dari hal-hal yang buruk dari ahlak yang tidak baik. Bilamana mereka itu dapat menghindarkan diri dari hal-hal yang buruk maka sebagai akibatnya dari itu tingkatan keadilan yang tinggi dapat ditegakkan di mana akan banyak diingatkan agar melaksanakan tugas dan kewajiban mereka terhadap orang-orang lainnya. Keadilan itu bukannya saja dengan melakukan pembalasan serupa, tetapi dalam beberapa keadaan tertentu adalah dengan melalui ihsan dengan pemberian maaf, dengan suatu perbuatan yang indah, juga dengan melalui perbuatan yang baik dan perasaan cinta kasih sayang. Juga dikarenakan oleh perasaan takut kepada Allah Taala maka sebagai hasilnya dari itu adalah yang akan membuat engkau itu mahrum dari jalan-jalan yang tidak baik dan akan meneguhkan dengan akar yang kuat dalam kebaikan. Tipe adl yang secara duniawi, itulah yang dengan cara melakukan pembalasan dan pemberian hukuman kepada orang-orang atas kesalahannya itu. Tetapi sesuai dengan ajaran dari Allah Taala yang dimaksudkan dengan adl itu bukan semuanya demikian. Karena, sebagai hasilnya dari tipe keadilan yang biasa itu, di sana tidak terjadi adanya suatu reformasi tetapi bahkan bisa timbul lebih banyak kebencian di sana. Di mana orang-orang itu akan menjadi merasa sangat tertekan dan membela diri yang kadang-kadang timbul rasa kebencian dan permusuhan dalam hati orang-orang.
Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud STSS. , Semoga Tuhan menurunkan Selamat dan Salaam atas beliau mengatakan bahwa Allah Taala berfirman agar engkau membalas kebaikan dengan kebaikan lagi. Jika kalian mendapatkan kesempatan untuk memberi maaf kepada seseorang dan melakukan sesuatu kebaikan kepada orang, bahkan jika dengan lebih baik lagi dari itu, jika kalian dapat melakukan sesuatu kebaikan dengan cara spontan atas perasaan kasih sayang, maka inilah yang paling baik; Allah Taala menghalangi engkau dari perbuatan pelanggaran yang melewati batas. Berkenaan dengan ihsaan, perbuatan baik kepada orang itu, maka selanjutnya engkau supaya lupakanlah hal itu; dan jika engkau melakukan perbuatan baik ini tidak pada saatnya yang tepat, atau jika kesempatan itu datang tetapi engkau menghindarkan diri dari itu, atau engkau memperlakukannya sebagaimana terhadap kerabat dekatmu. Perbuatan pada saatnya yang tepat, itulah yang seharusnya dilakukan. Jika kalian mengabaikan kesempatan yang baik itu maka yang demikian itu tidaklah benar, yaitu jika kesempatan itu datang dan engkau dapat melakukan kebaikan ini kepada orang lain kemudian engkau tidak melakukannya maka engkau itu telah kehilangan sesuatu kebaikan. Sebagaimana engkau itu akan memberi kepada keluarga dan kerabatmu serta kepada yang kamu sayangi, sebagaimana seorang ibu yang mengasihi anak kecilnya, maka standard kasih sayang semacam demikianlah yang harus diperlihatkan kepada orang-orang itu. Jika engkau memperlihatkan suatu kelalaian dalam hal tersebut atau satu kelemahan dalam hal ini, maka ini tidaklah benar.
Ada terdapat 3 tahapan kebaikan yang disebutkan di sini. Tahap pertama adalah bahwa engkau itu harus melakukan satu kebaikan sebagai balasan atas kebaikan yang diberikan kepadamu; inilah tahapan awal dari kebaikan itu. Ini adalah yang paling biasa bagi banyak orang-orang, bahwa jika ada kebaikan yang dilakukan kepada mereka, maka mereka pun akan memberikan balasan dengan kebaikan juga. Yang kedua adalah untuk melakukan sesuatu kebaikan kepada orang lain untuk berbuat baik kepada orang lain. Inilah tingkat tertinggi dari kebaikan. Banyak orang-orang yang berbuat kebaikan kepada orang miskin, yang secara kasarnya diartikan oleh orang-orang bahwa saya sudah melakukan satu kebaikan; yang sebagai hasil dari ihsan dan kebaikan ini ia mengharapkan sesuatu kebaikan duniawi. Jika dalam contohnya itu tidak seperti ini maka orang itu digambarkan sebagai orang yang lupa akan kebaikan. Kadang-kadang sebagai hasil dari kebaikan ini, mereka membebani orang yang di luar kemampuannya, atau ada orang yang melakukan kebaikan itu dengan beban tanggung-jawab sangat berat yang di luar kemampuan mereka, inilah yang tidak benar. Kadang-kadang mereka mengatakan bahwa saya sudah berbuat sesuatu kebaikan kepadamu pada waktu itu dan kapan serta sudah melakukan sekian banyaknya. Di mana Allah Taala berfirman:

Surah Al-Baqarah ayat 265:
…………. , janganlah kamu menjadikan sedekah-sedekahmu sia-sia dengan menyebut-nyebut jasa baik dan menyakiti ………..

Bahwa hai orang-orang yang sudah berbuat kebaikan dengan memberikan sedekah kepada orang lain, janganlah engkau itu membuat orang-orang itu sebagai hinaan atau celaan kepada mereka. Kata sedekah itu adalah berasal dari kata sidq yang berarti kebenaran dan kebaikan. Jika cemoohan itu dilakukan setelahnya memberikan sedekah maka perbuatan itu tidak akan menjadi sebuah sadaqah. Walaupun kesimpulannya, inilah kelemahan dari beberapa orang itu, yang setelahnya melakukan kebaikan itu mereka berkali-kali mengatakannya dan mengingatkan kepada orang tentang kebaikannya itu. Tingkatan ketiga dari perbuatan baik kepada orang lain itu adalah bahwa di sana itu tidak ada pikiran tentang sesuatu perbuatan ihsan, tetapi engkau itu melakukan perbuatan baik kepada orang yang lin itu dengan perasaan sebagai orang itu adalah orang yang sangat dekatnya kepadamu, sama seperti halnya dari seorang ibu yang berbuat kebaikan kepada anaknya. Inilah poin tertinggi dari salih atau memberikan sesuatu yang baik kepada orang lain. Allah Taala telah menyebutkan semua tingkatan ini yang dikaitkan dengan situasi dan keadaannya yang tepat. Dikatakan di sana bahwa semua ketiga kebajikan yang mereka lakukan ini, jika tidak dikerjakan pada saatnya yang tepat maka perbuatan itu akan menjadi sia-sia dan merupakan dosa bagimu. Jadi dalam hal yang sedemikian itu maka perbuatan tersebut tidak akan dianggap baik tetapi bahkan akan menjadi sesuatu yang buruk.
Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud STSS. mengatakan bahwa dari kebaikan itu jika etiket baiknya tidak diikuti maka hal itu akan menjadi amalan yang tidak benar. Demikian pula halnya ihsan dan itaizil-qurba jika mereka melakukannya dengan tidak tepat maka akhirnya akan menjadi sesuatu yang buruk bagi orang-orang tersebut. Sebenarnya, penyerangan atau agresi ini, pelanggaran dan kesombongan yang disebutkan di sini adalah jika seseorang itu tidak melaksanakan tanggung-jawabnya dengan sebagaimana mestinya, apakah suatu perbuatan yang berlebihan atau pun yang tidak dikerjakan maka yang demikian itu dapat dinamakan agresi dan pelanggaran. Itu bisa disebabkan karena hal yang baik tetapi dikerjakan pada saat dan tempatnya yang tidak tepat. Jadi ada bermacam kondisi pada manusia itu dan kadang-kadang ada kebiasaan pada anak-anak pun di mana untuk ahlak dan intellectual yang adalah sangat penting, bahwa setiap hal baik itu harus dilakukan pada saatnya yang tepat. Semuanya ini yang di mana Allah Taala telah memberikan kemampuan keadilan untuk melakukan kebajikan dan perbuatan baik kepada orang-orang lain, semuanya ini jika mereka menggunakannya dengan tanpa intelektual dan pengertian dan tidak dikerjakan pada saatnya yang tepat maka hal tersebut bisa menjadi tidk benar. Jadi, inilah ajaran dari Kitab Suci Al-Qur’an yang penuh dengan kebijaksanaan yang hakikatnya menegakkan keadilan, nilai keadilan di dalam masyarakat. Jika ada orang yang kebisaan mencuri, orang yang kerap kali melakukan pencurian, kemudian jika orang ini dibebaskan tanpa dikenakan peringatan dan hukuman, maka yang demikian itu bukanlah keadilan. Jika ada orang yang mencuri roti karena lapar, maka pengaturan harus dikerjakan agar kepada orang ini dapat diberikan makanan yang cukup; disitulah keadilan dengan tidak menghukum orang tersebut. Dengan melakukannya demikian, dengan berbuat ihsan maka keadilan itu telah ditegakkan sebagaimana mestinya. Jika orang ini, yang mencuri roti itu adalah karena sudah menjadi kebiasaan dari orang tersebut, maka tentu saja hukuman harus dijatuhkan kepada orang tersebut. Jadi apa pun yang paling sesuai dan memadai sesuai dengan waktu dan kesempatannya, maka itulah keadilan yang hakiki. Jadi singkatnya, ajaran Islam itu adalah ajaran yang menegakkan keadilan dan untuk melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya terhadap orang-orang lain. Untuk keperluan ini, maka unsur keadilan itu harus diciptakan di dalam pikiran manusia. Untuk menanamkan poin ini di dalam hati manusia, Allah Taala berfirman di satu tempat:
Surah Al-Maa’idah ayat 9:
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu berdiri teguh karena Allah, menjadi saksi dengan adil; dan janganlah kebencian kepada sesuatu kaum mendorong kamu bertindak tidak adil. Berlakulah adil; itu lebih dekat pada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan.
Hai orang-orang yang beriman, jagalah keteguhanmu untuk menjadi saksi yang memegang teguh keadilan. Kebencian terhadap seseorang itu janganlah sampai membuat kamu untuk bertindak melawan keadilan. Tegakkanlah selalu keadilan dan ini adalah lebih dekat pada takwa. Allah Taala itu Maha Tahu apa-apa saja yang kamu kerjakan.
Inilah satu ajaran yang indah, betapa sebuah ajaran yang amat agungnya yang diberikan di dalam Kitab Suci Al-Qur’an. Hal pertama yang disebut di sini adalah bahwa jika engkau menyatakan dirimu sebagai orang yang beriman, orang mukmin, maka seorang mukmin itu harus selalu mendukung dalam penegakkan keadilan. Dari ajaran Al-Qur’an, engkau itu haruslah menegakkan keadilan. Jika engkau itu memiliki pemikiran seperti ini maka engkau itu adalah seorang mukmin sejati di dalam pandangan dari Tuhan. Karena tanpa itu, maka keimananmu itu adalah menyimpang. Jika pemikiran ini ada di sana, keyakinan ini ada di sana, maka engkau itu sesungguhnya akan dibawa ke arah keadilan, kemudian engkau akan menjadi seseorang yang bekerja dengan mengikuti ajaran dari Allah. Hal kedua ialah bahwa tidak ada kebencian yang akan membawa orang itu mengabaikan akan nilai keadilan. Keindahan dari orang beriman itu adalah bahwa ia itu harus mengikuti jalan ketakwaan dan harus senantiasa memenuhi persyaratan keadilan. Allah Taala berfirman bahwa jika engkau itu tidak melakukan yang seperti itu, maka ingatlah bahwa tak ada seseuatu pun yang tersembunyi dari Allah Taala. Orang semacam itu yang walaupun memiliki sebuah ajaran yang besar dan agung, namun jika ia itu tidak mengikuti ajaran tersebut maka ia tidak dapat dinamakan sebagai seorang mukmin sejati. Jadi inilah ajaran yang menegakkan keadilan yang merupakan satu kualitas istimewa dari ajaran Kitab Suci Al-Qur’an.
Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud STSS. bersabda bahwa Allah Taala berkenaan dengan keadilan ini telah berfirman bahwa tanpa keshalehan dan ketakwaan maka engkau itu tidak akan dapat meraih ini. Dia berfirman: wa laa yajrimannakum syanaa aanu qaumin ‘alaa allaa ta’diluu i’diluu huwa aqrabu lit taqwaa (5:9)
Bahwa kebencian itu adalah musuh-musuhmu dan janganlah kebencian itu membuat kamu meninggalkan standard keadilan; jalankanlah selalu keadilan, karena itulah yang diperlukan. Orang yang mengganggu kamu, yang merugikan kamu dan yang melukaimu dan yang menumpahkan darahmu, yang membunuh kalian, yang membunuh perempuan-perempuan dan anak-anak seperti yang dilakukan oleh orang-orang Mekkah, orang-orang Mekkah yang belum beriman melakukannya; yang setelahnya itu mereka tidak juga menghentikan dari peperangan; maka adalah sangat sulit untuk menjadi orang yang sangat jujur dan berpegang teguh pada keadilan jika berhadapan dengan orang-orang ini, jika memperlakukan orang-orang ini. Tetapi Allah Taala tidak menghapuskan nilai keadilan ini, Allah Taala menasihati orang-orang beriman ini. Aku katakan dengan sesungguhnya, bahwa adalah mudah saja untuk berlaku baik kepada musuh, namun adalah sangat sulit untuk menjaga hak-hak dari orang yang memusuhi ini; ini hanyalah dapat dikerjakan oleh orang yang sangat-sangat kuat di dalam keimanannya, dan orang-orang yang sangat kritis saja. Keberanian seperti inilah yang Allah Taala ingin ciptakan di antara orang-orang mukminin. Allah Taala berfirman bahwa perlakuan baik engkau itu akan merubah musuh-musuhmu menjadi sahabatmu. Jadi satu arti dari kata hikmah itu adalah untuk menyebarkan ilmu. Nabi itu datang untuk menyempurnakan ilmu dan ia akan melakukannya atas dasar wahyu yang diturunkannya kepada beliau. Demikianlah pernyataan dari Kitab Suci Al-Qur’an yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.:
Surah Al-Maa’idah ayat 4:
……… Ku-sempurnakan agama-mu bagimu, dan telah Ku-lengkapkan nikmat-Ku atasmu, …….
Pada hari ini Aku telah sempurnakan agamamu bagimu dan Aku telah menurunkan nikmat-Ku yang sampai pada puncaknya yang tertinggi. Arti dari ini sudah saya sebutkan sebelumnya. Jadi demikianlah pada Nabi yang besar ini, ketika ajaran yang penuh kebijaksanaan itu dibawa sampai pada puncaknya. Adapun Nubuatan tentang zaman ini, yang berkaitan dengan pokok pembicaraan ini, akan saya sebutkan beberapa dari antaranya. Allah Taala dengan ilmunya yang sempurna telah memberikan nubuatan ini kepada Nabi yang agung ini dan yang disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’an. Beberapa di antaranya adalah bukan saja orang yang setelahnya 1400 tahun, bahkan orang-orang yang hidup di dekat pada zaman itu, mereka pun tidak dapat mengertinya. Dalam Surah Rahmaan ada disebutkan dan saya akan membacakan satu sebagai contohnya:

Surah Al-Rahmaan (55) ayat 20:
Dia telah membuat kedua lautan mengalir. Keduanya akan bertemu.
Bahwa dua lautan itu akan dihubungkan menjadi satu.

Surah Al-Rahmaan ayat-ayat:
20.
21. Di antara keduanya ada pembatas, keduanya tidak saling melampaui.
22. Maka, yang manakah di antara nikmat-nikmat Tuhan yang kamu berdua dustakan?

Ada pembatas di antara kedua lautan tersebut dan kedua lautan itu tidak bisa menyeberang satu sama lainnya; dan bahwa yang manakah di antara nikmat-nikmat Allah yang kalian dustakan? Ada banyak khazanah yang ke luar dari lautan-lautan tersebut di mana di sana terdapat zamrud dan intan permata yang keluar dari sana, Laut Merah dan Laut Tengah digabungkan dengan Kanal Suez dan Terusan Panama pun dibangun yang menghubungkan dua buah lautan yang besar dengan cara ini. Jadi, inilah ilmu yang diberikan kepada Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. pada saat di mana tidak ada orang yang tahu tentang hal ini, bukan saja ilmu ini, namun bahkan pada saat tersebut orang-orang Arab itu tidak terpikir di mana lautan-lautan ini berada dan bagaimana lautan ini akan digabungkan seperti ini.
Baru setelahnya 1300 tahun maka Allah Taala membuat hal-hal ini terjadi dan nubuatan khabar ghaib ini telah terpenuhi dengan demikian agungnya. Jadi, Allah Maha Tahu, yang mengetahui hal-hal yang ghaib yang telah Dia singkapkan kepada Y.M. Nabi Muhammad SAW. dan kemudian ilmu mengenai Kosmos dan alam semesta yang diberikan kepada Nabi SAW. tentang bagaimana alam itu menjadi terwujud, Allah Taala berfirman:
Surah Al-Anbiya (21) ayat 31:
Tidakkah orang-orang yang ingkar melihat bahwa seluruh langit dan bumi keduanya dahulu suatu massa yang menggumpal, lalu Kami pisahkan keduanya? Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup dari air. Apakah mereka tidak mau beriman.

Apakah mereka yang orang-orang ingkar itu tidak melihatnya bahwa seluruh langit dan bumi itu tadinya bergumpal erat bersatu padu seperti halnya sebuah bola dan kemudian Kami pisahkan kedua langit dan bumi itu di mana dari airlah Kami menciptakan segala sesuatu yang hidup itu. Apakah mereka itu masih tidak mau percaya?
Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud STSS. mengatakan bahwa Kitab Suci Al-Qur’an mengatakannya kepada kami dan penemuan ilmu modern pun mendukung hal yang sama bahwa seluruh Kosmos dan Alam semesta itu digumpalkan menjadi satu bundelan sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Taala dalam ayat yang baru saya baca tadi, bahwa apakah orang-orang yang ingkar itu tidak melihatnya bahwa Alam semesta ini di-pak menjadi semacam bundelan dan kemudian Kami melepaskan dan membukanya? Jadi, ilmu pengetahuan ini yang terdapat di dalam Kitab Suci Al-Qur’an untuk selama 1400 tahun. Ilmu pengetahuan ini dibukakan kembali di zamannya Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud STSS. Para ahli ilmu pengetahuan menyajikan teori ‘big-ban’; sebelumnya ada sebuah ‘big-ban’ dan yang kemudian segala Alam semesta ini diciptakan sebagai hasilnya dari itu; ini adalah sebuah perkara yang amat luas. Perkara ini yang telah di-informasikan oleh Kitab Suci Al-Qur’an pada sekitar 1400 tahun yang lalu, di mana pada saat sekarang inilah para ahli scientist telah membuktikan hal tersebut. Ada banyak nubuatan khabar baik yang bersifat demikian itu:

Surah Al-Dhaariyaat (51) 48:
Dan Kami menjadikan langit dengan kekuasaan Kami dan sesungguhnya Kamilah yang terus memperluasnya.
Dan Kami telah ciptakan langit ini dengan kekuasaan Kami dan sesungguhnya Kami akan terus mengembangkannya. Saaat ini sudah ada tersedia berbagai terjemahan dari ayat ini, sebagaimana ilmu itu pun sudah tersedia yang sesuai dengan ilmu ini maka terjemahannya juga diperbaiki dan sesuai dengan perkembangan ilmu scientific maka perkara ini telah dibuat dengan lebih jelas dan tambah jelas lagi.
Hadhrat Khalifatul Rabbe r.h. telah menyebutkannya bahwa langit itu telah diciptakan dengan satu kekuatan istimewa di mana Allah Taala akan terus memperkembangkannya. Tentang konsep dari pengembangannya ini seorang scientist Edwin Hubble menyebutkan bahwa ia telah membuat beberapa percobaan di bidang ini di mana untuk pertama kalinya ia berbicara tentang pengembangan dari Alam semesta ini. Sekarang penemuan baru, beberapa bulan yang lalu ada sebuah article dalam sebuah majalah yang mengatakan bahwa kecepatan dari pengembangan ini, seperti apa yang mereka ketahui dipercepat dan bertambah lebih cepat lagi. Barangkali sudah bertambah naik tetapi mereka itu tidak mengetahuinya. Karena dengan keadaan yang barunya dan situasi dari pengembangannya itu sudah terselenggara dengan mantapnya dan menjadi lebih jelas sekarang ini. Betapa pun juga apa yang disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’an bahwa Kami telah menciptakan langit dengan kekuatan yang khusus bahwa itu pun merupakan satu terjemahan dari ayat ini bahwa dengan kekuatan yang khusus Kami telah menciptakan langit ini; Kami telah menaruh beberapa sifat-sifat di dalamnya. Penciptaan dari langit dan bumi ini dengan menempatkan beberapa kualitas tertentu di dalamnya. Pengembangan dari langit dan pembelahan menjadi beberapa pecahan dan pergerakannya itu serta kepatuhannya sebenarnya di sana ada berperan sifat-sifat dari Tuhan. Sehubungannya dengan perkara ini ada beberapa di antaranya yang dapat dimengerti oleh orang-orang, tetapi ilmu yang selengkapnya tidaklah mungkin dapat diketahui. Bilamana mereka menyebutkannya bahkan orang-orang intellectnya jika mereka itu menemukan sesuatu yang baru maka sebagai hasilnya dari itu mereka menjadi bertambah terheran-heran akan hal yang selama ini menjadi teka-teki bagi mereka. Ada orang-orang di masa kini, satu kelompok orang-orang yang tidak mau menerimanya bahwa di sana itu ada sesuatu yang seperti ‘big-ban’. Betapa pun juga Allah Taala berfirman bahwa kami itu telah beriman kepada yang ghaib dan kepada Kitab Suci Al-Qur’an; apa pun yang disebutkan di sana di mana para scientist itu meng-copynya sehingga mereka dapat membuktikannya bagaimana benda ini telah diciptakan dan bagaimana dikembangkannya. Benda-benda ini seluruhnya bergerak pada satu jurusan; bagaimana pun juga kualitas dari pengembangan Alam semesta ini tidak diketahui oleh orang sampai pada saat 100 tahun yang lalu. Inilah keindahannya dari Kitab ini bahwa segala sesuatunya itu dapat diketahui dan datang kepada seorang yang terpelajar atau seorang scientist yang akan menemukannya dan menyajikannya pada hari ini, yang konsepnya itu sudah ada di dalam Kitab Suci Al-Qur’an. Bukan hanya konsepnya saja tetapi rinciannya pun ada disebutkan di sana. Sekarang orang ini membuat sebuah buku, maka bagaimana ia dapat menandinginya. Jadi, Allah Taala mengatakan bahwa engkau itu tidak dapat membuat sebuah buku yang seperti Kitab ini dan engkau pun tidak akan dapat membawa ilmu pengetahuan itu.
Jadi, inilah Kitab final yang terakhir, yang diberikan kepada Nabi yang besar ini dan yang diwahyukan kepada beliau yang jangkauannya akan berlangsung sampai pada Hari Kiamat. Jika ada seorang scientist Muslim atau jika ada seorang scientist Ahmadi agar tidak mengaplikasikan setelahnya penemuan baru itu, tetapi mereka harus mendasarkan penemuannya itu atas ilmu yang sudah disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’an ini. Inilah yang harus selalu dikerjakan oleh orang-orang Ahmadi seperti yang biasa dikatakan oleh Abdul Salaam Sahib, kami itu biasa mendasarkan penemuannya atas apa yang sudah tertulis di dalam Kitab Suci Al-Qur’an. Penemuan baru apa saja yang dihasilkan oleh scientist di zaman ini semuanya itu dalam berbagai caranya sudah ada tertulis di dalam Kitab Suci Al-Qur’an yang menyampaikan pesan-Nya dengan kebijaksanaan yang agung di mana tidak ada Kitab lainnya yang bagaimana pun dapat menandingi ke-istimewaannya dari Kitab Suci Al-Qur’an. Di dalam Kitab yang ini, aturan dan ketentuan tentang Syariah dan tentang perintah Syariah itu ada disebutkan di dalamnya. Semuanya ini ada disebutkan di sana, seperti contohnya mengenai Shalat itu Allah Taala telah menyebutkan apa manfaatnya dari Shalat ini:
Surah Al-Ankabuut (29) ayat 46:
Bacakanlah apa yang diwahyukan kepada engkau dari Kitab Al-Qur’an dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat mencegah dari kekejian dan kemungkaran. Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah pekerjaan yang lebih besar. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Bahwa engkau bacakanlah apa yang telah diwahyukan kepadamu dan engkau dirikanlah ibadah Shalat di mana Shalat itu dapat mencegah orang dari kekejian dan hal-hal yang buruk, dan Allah Taala Maha Tahu apa yang engkau kerjakan.
Jadi demikianlah perintah ini yang bukan saja perintah kepada Nabi Muhammad SAW., tetapi sesungguhnya perintah itu adalah untuk seluruh umat beliau. Semua orang-orang yang percaya kepadanya dan yang menjadi pengikut beliau, Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. yang sudah berada pada posisi yang sedemikian tingginya itu, Allah Taala meminta kepada beliau untuk men-deklarasikan sebelumnya bahwa semua ibadahku dan pengorbananku, hidupku dan kematianku semuanya itu adalah demi untuk Allah; jadi engkau itu sudah meraih posisi yang tinggi ini. Jadi di sini, di dalam ayat ini, perintah ini adalah satu ajaran yang sangat elementer yang berkenaan dengan hal itu. Ini sebenarnya yang berkaitan dengan orang-orang yang beriman, agar orang-orang mukminin ini, mereka dapat menjalin hubungan dengan Allah Taala di mana jalan menuju kepada-Nya itu sudah dibuat jelas bagi mereka.
Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. diminta agar engkau sampaikanlah ajaran yang agung ini kepada para pengikut engkau untuk menyembuhkan semua penyakit zaman dan agar engkau itu dapat menjalin hubungan dengan Allah Taala dan untuk dapat menjalin hubungan dengan Allah Taala ini maka engkau perlu melakukan ibadah shalat. Standard dari ibadah shalat ini akan diperoleh pada saat di mana engkau itu akan menjaga shalatmu tepat pada waktunya yang dapat membuatmu menjauhkan diri dari semua dosa-dosa dan Dia akan memperhatikan-mu agar engkau dapat meraih tujuan yang untuk itu umat manusia sudah diciptakan oleh-Nya.
Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud STSS. mengatakan bahwa namaaz atau shalat itu diartikan dengan menjauhkannya dari dosa dan inilah kualitas dari shalat itu yakni akan menjauhkan orang dari hal-hal yang buruk dan dari hal-hal yang salah. Bilamana kalian merenungkan kalimat ini bahwa kalian itu berusaha untuk membuat shalat-shalat kalian itu satu amalan yang merupakan jantung dan jiwanya dari segala sesuatu itu. Semua keberkahan-keberkahan dari Allah Taala itu diterima dengan melalui shalat. Jadi, bilamana engkau itu melakukan shalat maka engkau lakukanlah itu dengan seindah mungkin dan dengan semanis-manisnya agar engkau itu dapat meraih keberkahan dari Allah Taala. Jadi engkau itu harus mencari shalat yang sedemikian rupa yang berarti bahwa kecuali dan sampai hal-hal yang baik itu bisa tertanam di dalam hati dan pikiran engkau. Untuk berpikiran bahwa jika engkau itu terus saja mengerjakan yang begitu dan berpikir bahwa di sana ada sesuatu kekurangan di dalam shalatmu kecuali engkau sampai memiliki mode yang paling ultimate dari keridhaan dari Allah Taala maka engkau itu harus terus menyelidiki poin ini bahwa di sana itu ada sesuatu kekurangan dalam shalatmu itu. Engkau itu janganlah hanya melaksanakan shalat-mu itu sekedar untuk memenuhi kebutuhanmu, tetapi lakukanlah shalat engkau dengan pengertian yang jelas ini, maka kemudian engkau akan dapat meraih keberkahan-keberkahan dari Allah Taala ini. Jika tidak demikian maka di sana tidak akan ada hikmah yang dapat kami lihat dari perintah ini di mana Allah Taala telah memberikan perintah lainnya yang penuh dengan kebijaksanaan, yaitu janganlah engkau berkata dusta:

Surah Al-Hajj (22) ayat 31:
…….. maka jauhilah kenajisan berhala, dan jauhilah ucapan-ucapan dusta.

dikatakan bahwa engkau jauhilah kenajisan dari patung-patung dan berhala ini, dan jauhilah dari ucapan-ucapan dusta.
Hadhrat Masih Mau’ud STSS mengatakan bahwa jika semuanya ini digabungkan maka menyembah pada patung dan berhala ini berkaitan dengan ucapan dusta. Seperti itu pula jika untuk kepentingan dirinya sendiri itu ia berdusta maka ia membuat kedustaannya itu sebagai patung persembahannya. Itulah sebabnya mengapa Allah Taala itu telah mengkaitkannya bersama-sama ajaran ini dan sudah menyebutkannya dengan cara ini bahwa jika seseorang itu berkata dusta maka ia itu telah membuat patung berhala dari dirinya sendiri di mana ia berpikir bahwa dengan jalan persembahannya yang seperti itu maka ia akan dapat menyelamatkan dirinya. Betapa buruknya keadaan seperti itu, dan jika dikatakan kepadanya mengapa engkau itu menyembah patung berhala, yang seharusnya engkau jauhkan dirimu dari perbuatan itu, maka ia akan mengatakan bahwa kami tidak dapat berbuat dengan tanpa dusta itu. Jadi, inilah puncaknya dari kemalangan itu, saya katakan kepada kalian bahwa pada akhirnya kebenaran itulah yang akan menang dan sukses berjaya. Ingatlah selalu bahwa tidak ada sesuatu yang buruk seperti halnya berkata dusta. Orang-orang duniawi itu mengatakan bahwa orang-orang yang berkata dusta itu akan ditangkap, akan tetapi bagaimana saya akan mempercayainya. Ada 7 buah hasutan tuduhan dugaan terhadap saya tetapi saya tidak diharuskan atau terpaksa untuk mengeluarkan satu kata pun selama instigasi tersebut. Allah Taala selalu memberikan kepada-ku kemenangan; Allah Taala senantiasa mendukung kebenaran dan ketakwaan. Bagaimana mungkin bahwa Dia itu akan menghukum orang yang demikian. Orang yang shaleh dan bertakwa itu akan mati jika Allah Taala bukan penolong mereka, ini adalah perkara penting untuk didegnar. Kenyataannya dari perkara itu adalah bahwa ada orang-orang yang dihukum karena berkata benar, tetapi bukannya dihukum itu dikarenakan mereka itu berkata benar, tetapi hukuman itu adalah dikarenakan adanya beberapa kebijaksanaan yang tersembunyi dari pandangan mereka. Ada beberapa kebijaksanaan yang tersembunyi dari pandangan matanya dan barangkali saja hal tersebut merupakan sanksi dan hukuman atas beberapa kesalahan yang pernah dilakukan di masa yang lalu. Ada begitu banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang ini, maka oleh karena itu ber-istighfar – lah untuk mendapatkan ampunan.
Arti lain dari hikmah itu adalah kebijaksanaan dan kepandaian, intellect. Di dalam Kitab ini yang diwahyukan kepada Y.M. Nabi Muhammad SAW. ada bermacam-macam perintah yang penuh dengan kebijaksanaan; sebagaimana yang sudah saya katakan ialah bahwa segala sesuatu harus dikerjakan sesuai dengan waktu dan pada tempatnya. Jika ada seseorang yang berbuat sesuatu kesalahan maka ia itu harus diberitahu; jika ada orang yang menghukum orang lain, maka orang itu sedang ada di bawah pengaruh rasa kemarahan. Bilamana jalan dengan pemberian maaf itu akan menghasilkan reformasi maka ia itu harus dimaafkan. Tetapi bagi seorang yang sudah punya kebiasaan membunuh dan kebiasaan mencuri, jika ia itu diberi maaf maka yang demikian itu akan menciptakan lebih banyak masalah. Dalam hal tersebut maka hukuman itu sangat perlu sekali. Jadi saudara-saudara dalam meletakkan setiap ajaran Kitab Suci Al-Qur’an itu di sana ada banyak rinciannya yang disebutkan. Jika orang-orang Mukminin sejati di mana mereka itu selalu menggunakan kebijaksanaan dalam pikirannya dan mereka itu merenungkannya perkara itu, maka ia itu bukan saja akan meningkatkan pengertiannya sendiri, tetapi pada waktu bersamaan mereka itu akan menyebarkan kebijaksanaan di dalam masyarakat. Sebagai hasilnya dari itu maka rasa cinta dan kasih sayang satu sama lainnya akan tercipta dan pikiran mereka itu akan dicerahkan. Jadi inilah yang harus dijadikan usaha dan upaya dari seorang beriman bahwa dia itu harus selalu mencari apa yang penuh dengan kebijaksanaan ini dari ayat Kitab Al-Qur’an sebagaimana Allah Taala berfirman:
Surah Al-Ahzaab (33) ayat 35:
Dan, ingatlah akan apa yang dibacakan dalam rumah-rumahmu dari Ayat-ayat Allah dan hikmah. Sesungguhnya Allah Maha Halus, Maha Memaklumi.

Dan kalian supaya ingatlah ayat-ayat dan kebijaksanaan ini yang ditilawatkan di rumah-rumah saudara serta supaya ingatlah akan ayat-ayat dan kebijaksanaan ini yang kalian baca di rumah-rumah kalian. Sesungguhnya Allah Taala itu memperhatikannya dengan sangat teliti semuanya ini dan Dia Maha Tahu akan segalanya.
Jadi inilah perintah dari Kitab Suci Al-Qur’an itu yang harus diingat, dengan ayat-ayat serta poin mengenai kebijaksanaan ini yang telah disebutkan dalam Kitab Suci Al-Qur’an, di mana ajaran ini selalu dibaca di rumah-rumah dan yang disimpannya dengan kecintaan, di mana ada pahalanya dari tilawatannya itu yang harus diamalkan. Tetapi tujuan hakiki dari Kitab ini akan dapat diperoleh dari penilawatannya pada saat ketika saudara-saudara akan bekerja dan mengamalkan perintah-perintah tersebut, dan seperti itu pula jika saudara-saudara senantiasa menempatkan contoh-contoh dari Y.M. Nabi Muhammad SAW. di hadapan saudara. Ayat-ayat ini dan keindahan dari mutiara ini harus dijadikan bagian dari kehidupan saudara. Allah Taala itu sangat teliti di dalam memperhatikannya dan Dia memiliki ilmu yang sepenuhnya di mana Dia telah menarik perhatian kami akan poin-poin yang Allah Taala Maha Tahu apa yang ada di dalam di luar diri orang-orang. Tidak ada orang yang dapat menipu Allah Taala, Dia Maha Mengetahui segala apa yang baik yang dilakukan oleh orang-orang dan Tahu akan apa yang buruk yang dikerjakan oleh orang-orang. Jadi, inilah Nabi yang agung dan ajarannya yang agung, tetapi sebelum mengamalkan semua ajaran ini dalam diri kalian dan belum mengusahakan untuk merubah, mentransformasi kehidupan kita sesuai dengan itu maka kami ini belum dapat dikatakan sebagai orang-orang Mukmin yang sejati.
Semoga Allah Taala memberi taufik dan kemampuan kepada kami untuk dapat mengerti akan ajaran ini dengan penuh kebijaksanaan dan juga untuk beramal sesuai dengan itu. Aamiiin



Pamulang-Banten, January 21, 2008 / Mersela, 27 Januari 2008.

ULAMA vs NABI ALLAH

Bismillahirrahmanirrahiim

ULAMA versus NABI ALLAH, apakah karena “IRI”. Ini perlu dibuktikan!

Sesuai do’a keinginan Nabi Ibrahim a.s. (QS 2:129) agar dari keturunan Nabi Ismail diturunkan seorang Nabi, yang akan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah, serta mensucikan mereka.

Doa tadi adalah bahwa agar seorang Nabi didatangkan untuk mengajarkan kepada orang-orang tentang kebijaksanaan dan hikmah, yang Nabi itu akan datang untuk menegakkan keadilan dan mengajarkan kepada orang-orang untuk berlaku adil dan berbuat keadilan, serta mensucikan diri mereka, rohani dan zahirnya..

Ulama yang pemimpin agama memang bisa dan biasa mengajarkan kepada umat tentang Al-Qur’an dan Hadits, tetapi untuk mengajarkan hikmah, kebijaksanaan untuk berbuat adil dan menegakkan keadilan inilah yang harus dibuktikan oleh amalan mereka, namun yang jelas Allah SWT secara khusus menugaskan ini kepada Nabi yang utusan-Nya, dan tidak menyebutkan ulama secara umum begitu saja untuk tugas membina spiritual dan kesucian rohaniah terutamanya. Orang yang punya sifat iri, dengki suka memusuhi orang, berburuk sangka, akan jauh dari kesucian dirinya sendiri.

Demikian juga di dalam Surah An-Nisaa ayat 69 dengan secara jelas bahwa ada janji Tuhan untuk menunjukkan jalan yang lurus kepada orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Muhammad saw. itu dengan hasil ada 4 macam derajat kenikmatan yang dapat diraih oleh orang-orang yang taat ini yaitu: Nabi-nabi, para Shiddiqin, para Syuhada dan orang-orang yang shaleh. Maka ulama pun, hanya yang dapat masuk ke dalam ke-4 kategori derajat inilah, seperti, setidaknya menjadi orang yang shaleh, maka ia pun akan dianggap mampu bisa membimbing orang-orang ke jalan yang lurus, dengan kualifikasi mampu mengajarkan Al-Qur’an, Hadits, mengikuti Sunnah Nabi saw. dan bisa berbuat adil, bisa mengajarkan keadilan dan punya rasa kebijaksanaan, bisa mengajarkan hikmah, punya kualifikasi untuk bisa mengajak orang-orang pada kesucian dirinya.
Orang berilmu, ulama, ialah orang yang takut, taat kepada Allah (35:28), sehingga dapat masuk kategori 4:69.

ULAMA melawan setiap NABI ALLAH, itu sudah ditakdirkan dalam sejarah, karena “IRI”.
Nabi Isa, Jesus Kristus a.s. yang Utusan Allah pun di-zhalimi oleh ulama-ulama orang Yahudi karena merasa iri atas kemasyhuran dan banyak mukjizat yang diperlihatkan oleh Nabi Isa a.s.; Nabi Isa a.s. diadukan ke hadapan Pengadilan Roma secara dipaksakan untuk dihukum salib karena dituduh hendak mendirikan Kerajaan (Kerajaan Tuhan), sehingga Hakim Pilatus pun cuci tangan, tidak turut campur dengan kehendak atau pemaksaan ulama untuk menyalib Nabi Allah ini.

ULAMA versus NABI ALLAH, apakah karena “IRI”.

Nabi Muhammad saw. Khataman-Nabiyyin (Surat Al Azab 40), Nabi yang paling mulia dari semua Nabi-nabi dan Rasul Allah; Nabi terakhir yang pembawa syariat (Islam, Al-Qur’an).
Oleh karena itu bilamana Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. bersabda dalam Hadits tentang kedatangan (Nabi Isa) Ibnu Maryam di akhir zaman, maka Utusan Allah yang sudah dinubuatkan itu harus dari pengikut Nabi saw., dan yang akan mengajarkan Islam, mengajarkan Al-Qur’an dst.
Islam ini akan berlanjut sampai hari Kiamat, yang jangka waktunya masih diperkirakan ratusan juta tahun lagi atau lebih lama; sehingga pembimbing dan Guru rohani di dalam Islam itu tentunya masih amat sangat diperlukan, Guru rohani yang ada dan termasuk dalam kualifikasi di antara ke-4 derajat seperti yang sudah disebutkan di dalam K.S. Al-Qur’an di atas. Hal ini didukung oleh firman atau janji Tuhan di dalam Al-Qur’an: 3:179, 6:124, 7:35, 10:47, 13:7, 16:36, 22:75, 23:51, 35:24, 37:72, 42:51, 44:5, 61:6, 62:2-3 ………
Dan bagi setiap umat ada Rasul …… Dan bagi setiap kaum ada petunjuk ……. Kami mengutus Rasul kepada setiap umat ….. Dan tidak ada suatu umat melainkan diberikan kepadanya Pemberi ingat.
Allah memilih di antara Rasul-rasul-Nya, siapa yang Dia kehendaki ……
Wahai anak-cucu Adam, jika datang kepadamu Rasul-rasul dari antara kamu ………
Tidak Allah berbicara kepada manusia kecuali dengan wahyu, …. atau mengirim seorang Utusan …
Dan pemberi kabar suka dengan seorang Rasul yang akan datang sesudahku yang namanya AHMAD.
Allah membangkitkan di antara orang-orang ummi (buta huruf – dari Bangsa Arab) seorang Rasul, dan juga kaum lain yang belum berhubungan dengan mereka (yaitu yang non-Arab).
Dalam ayat-ayat di atas bentuk perkataan tersebut adalah fi’il mudhari, yang dipakai untuk masa kini dan yang akan datang.

Jadi, jika dikatakan bahwa ULAMA yang selalu menentang NABI ALLAH itu, apakah karena “IRI” atau bukan, maka dalil-dalilnya harus dicari dari Firman Allah dalam Kitab Suci Al-Quran dan Hadits-hadits, sabda Nabi saw.
Namun, nasihat dari Allah itu ialah bahwa Kitab Suci Al-Qur’an ini hanyalah akan bermanfaat bagi orang-orang yang shaleh, orang-orang yang bertakwa, (Al-Baqarah ayat 2) yaitu orang yang takut kepada Allah, orang yang mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Adalah sifat dari semua Nabi Allah dan para pengikut Nabi Allah untuk bisa memaafkan apa pun yang ulama-ulama itu pernah lakukan, karena orang yang beriman itu senantiasa berharap, semoga Allah SWT pun akan memaafkan kami pada saat Hari Kiamat atau Hari Pembalasan nanti; semoga demikian hendaknya. Aamiin!

Dan lagi pula:
Wa laa yajrimannakum syanaa aanu qaumin ‘alaa allaa ta’diluu i’diluu huwa aqrabu lit taqwaa (QS 5:8)
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu kepada suatu kaum itu akan mendorong kamu untuk berbuat tidak adil ……..

Ini juga doa dan nasihat yang biasa dibaca oleh Khatib pada setiap Khutbah Jum’at: Innallaaha ya’muru bil ‘adli wal ihsaani wa ……….. Sesungguhnya Allah menyuruh berbuat adil, berbuat kebajikan, memberi pertolongan kepada kerabat dan melarang berbuat yang keji, mungkar dan zalim …… (16:90)


Mersela, 25-1-2008

Senin, 21 Januari 2008

KHUTBAH JUM'AT 30-11-2007 Al-Aziiz - 3 Sifat Ilahi (Terjemah)


KHUTBAH JUM’AT HADHRAT AMIRUL MUKMININ KHALIFATUL MASIH V aba.
Tanggal 30-11-2007 dari Mesjid Baitul Futuh Mosque London, United Kingdom
Sifat Ilahi Al-Aziiz (3) Yang Maha Perkasa

Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan Al-Faatihah, Hudhur aba. menilawatkan ayat dari Kitab Suci Al-Qur’aan:
Surah Aali ‘Imraan ayat 19:
Allah memberi kesaksian bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Dia dan demikian pula Malaikat-malaikat dan orang-orang berilmu, yang berpegang teguh pada keadilan; tiada tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
Tujuan dari didirikannya Jama’at Ahmadiyyah adalah supaya mengerti akan keshalehan dan ketakwaan serta Tauhid, Ke-Esaan Tuhan; untuk membuat pengertian ini, agar supaya dapat menciptakan pengertian ini, dan agar supaya dapat membuat contoh praktis dari perkara tersebut serta untuk menegakkan perkara ini di seluruh dunia. Untuk menegakkan kedaulatan Allah Taala Yang telah menciptakan langit dan bumi di mana di sana ada banyak terdapat orang-orang-Nya yang tersebar di seluruh dunia. Bumi ini hanyalah satu bagian kecil saja dari keseluruhan alam semesta dan bumi ini tidak lebih dari hanyalah satu titik saja. Jadi, kami yang dinamakan manusia ini dan ada orang-orang yang berkata dengan rasa sombong yang besar di bumi ini, yang sebenarnya mereka itu tidak ada artinya apa-apa. Inilah rahmat keberkahan dari Allah Taala bahwa dengan kedudukannya yang insignificant yang tidak berarti ini memberikan kepada kami kedudukan sebagai mahluk ciptaan-Nya yang terbaik. Tujuan dari penciptaan kami itu telah disebutkan seperti ini di mana Allah Taala juga telah mempercayakan beberapa tugas kepada kita yang tujuannya adalah agar kami ini menjadi penyembah-Nya yang sejati. Akan tetapi mayoritasnya dari dunia ini bahkan tidak bersedia untuk merenungkan tujuan dari penciptaan mereka itu, yang dikarenakan mengejar-ngejar tujuan duniawi dari kehidupan ini, yang telah menggelamkan mereka dan melibatkan mereka dengan sedemikian rupa sehingga mereka itu tidak mampu untuk menaruh perhatian pada hal ini dan Syaitan pun telah memegang mereka di dalam cengkeramannya.
Orang-orang yang sudah beriman kepada orang yang dikirim oleh Allah dimana mereka itu bekerja dengan mengikuti perintah dari Allah Taala, orang-orang ini, mereka itulah orang yang ingat akan tujuan dari penciptaannya ini bahwa Allah Taala Yang adalah Pemilik dari segala Kekuatan dan Kekuasaan, Yang Maha Perkasa, Yang paling unggul, Yang adalah Pencipta dari Alam semesta langit dan bumi. Dia itu telah menciptakan begitu banyak orang-orang, begitu banyak mahluk-mahluk lainnya yang ciptaan Allah di atas bumi ini. Tuhan Yang Maha Kuasa itu agar supaya dapat menegakkan Kedaulatan-Nya dan Ke-Unggulan serta Pemerintahan-Nya di atas bumi ini, Dia itu tidak memerlukan pertolongan apa pun dan dari siapa pun, tetapi Dia telah meminta perhatian dari orang-orang bahwa Aku telah memberikan izin dengan pengertian ini bahwa Nabi-Ku yang dengan ajarannya yang didapatkan dari-Ku itu, maka kalian itu boleh mempercayainya dan juga boleh mengingkari atau menolaknya; ini adalah kebebasan bagimu, apa pilihanmu, engkau itu dapat saja melakukan apa yang engkau sukai. Tetapi jika kalian itu mau menggunakan akal pikiran intellect-mu dengan sebagaimana mestinya dan menggunakan akal kebijaksanaanmu dengan sebagaimana mestinya maka kalian itu akan berada di antara orang-orang Mukminin yang bekerja dengan mengikuti ajaran tersebut. Jadi, jika kalian itu berjalan secara demikian, maka Aku akan memperhitungkan kalian di antara orang-orang yang berusaha untuk menegakkan Kedaulatan-Ku dan Kerajaan-Ku di dalam kehidupan ini dan Aku akan memperhitungkan kalian di antara orang-orang yang beriman dan bukan dari orang-orang yang mengikuti Syaitan. Jadi, oleh karena itu Allah Taala berfirman bahwa hamba-hamba-Ku itu adalah mereka yang benar-benar bekerja dengan mengikuti perintah yang telah Aku berikan kepada mereka. Perintah-perintah tersebut, yang Aku telah turunkan melalui wahyu kepada Nabi-nabi dengan ketaatannya pada perintah-perintah tersebut. Perintah-perintah tersebut sudah dibuat jelas di dalam bentuk sebuah Kitab yang diberikan kepada Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw.. Sekarang, orang-orang yang patuh taat, yang mengikuti ajaran dari Y.M. Rasulullah saw., dan mengikuti ajaran yang berasal dari Allah Taala., sesuai dengan ajaran ini, Hadhrat Imam Mahdi, Al-Masih yang dijanjikan, Masih Mau’ud a.s. dalam ketaatan sepenuhnya kepada Y.M. Nabi Muhammad saw., maka Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. itu telah diturunkan agar jarak yang ada antara mahluk yang diciptakan dengan Sang Penciptanya itu, jarak yang setiap saat itu jadi melebar itu, ia dapat menghapuskan jarak tersebut, sama sekali menghapuskannya dan kemudian menciptakan hubungan sejati antara mahluk ciptaan Allah dengan Khalik Sang Penciptanya. Inilah tugas kita semua bahwa kami itu sekarang harus menjalankan missi ini dan hanya dengan demikianlah maka kami itu akan terhitung di antara anggota-anggota Jama’at dan yang akan terhitung di antara orang-orang yang dapat mengerjakan tanggung-jawabnya dengan baik. Hanya dengan demikianlah kami itu akan termasuk di antara orang-orang yang berusaha menegakkan Kerajaan Allah di atas bumi. Allah Taala adalah Sang Pencipta dari langit dan bumi dan yang menciptakan semua yang berada di antara kedua-nya seperti yang sudah saya sebutkan. Dia adalah Yang Maha Kuasa di mana Dia dapat berbuat apa yang Dia kehendaki, Dia itu Lebih Unggul dan Dominant di atas segala apa pun juga dan pada setiap apa pun juga. Kami ini adalah hamba Allah, Dia itu sebenarnya tidak memerlukan sesuatu pertolongan dari kami untuk menegakkan Kerajaan-Nya itu. Allah itulah sudah menjadikan Kerajaan-Nya sendiri. Allah Taala memberikan pilihan kepada kami, pilihan kepada semua manusia tentang mana yang bagus dan mana yang buruk. Orang-orang yang menganggap Aku satu Wujud yang pantas disembah, mereka itu menyembah kepada-Ku. Mereka itu senantiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, mereka itu berdiri dengan kokohnya pada ke-shalehan, pada kebaikan di mana mereka terus-menerus menyebarkan kebaikan ini di seluruh dunia. Bilamana orang-orang ini mengerjakan hal-hal ini, dan mereka itu adalah orang-orang yang menegakkan Kerajaan tersebut di atas permukaan bumi, maka kepada mereka itu akan diberikan ganjaran dalam bentuk yang terbaik. Allah Taala berfirman bahwa di Akhirat nanti mereka itu akan dimasukkan ke dalam Syurga. Bilamana diperbandingkan dengan orang-orang lainnya, orang-orang yang mengadakan sekutu dengan Allah yang menyekutukan dengan Tuhan yang hidup, mereka yang mengikut kepada selain dari Tuhan, maka mereka itu akan dihukum. Jadi, ini bukanlah kebutuhan dari Allah bahwa orang-orang itu agar menyembah Dia, tetapi inilah keperluan bagi orang-orang bahwa mereka itu pertama-tama haruslah memiliki persepsi dan pengertian yang sempurna tentang siapakah yang pantas untuk disembah dan kemudian berusaha untuk meraih ke-ridhaan-Nya.
Allah Taala, Dia telah mengirim Nabi-Nya dan mengutus mereka untuk keperluan ini, bahwa dengan melalui Nabi-nabi inilah manusia itu akan dapat mengerti Siapa Tuhan mereka yang hakiki itu dan Siapa yang pantas untuk disembah. Nabi-nabi tersebut senantiasa berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan juga menyampaikan pesan amanah dari Tuhan kepada orang-orang. Mereka, orang-orang yang menentang kepada Nabi-nabi itu adalah orang-orang yang biasa menindas dan menekan kepada orang-orang ini serta melakukan perbuatan yang jahat terhadap orang-orang ini, kepada orang yang diutus oleh Allah. Kemudian Allah Taala memperlihatkan manifestasi perwujudan dari Ke-Maha-Perkasaan-Nya yang membuat orang-orang dan Utusan-Nya itu menjadi unggul, dominant. Allah Taala berfirman di banyak tempat, Dia menyebutkan tentang kenyataannya bahwa Dia itulah Wujud Yang Maha Esa Yang patut disembah. Orang-orang yang menjadi penentang kepada Jama’atnya Nabi-Ku, mereka yang menentang kepada Nabi dan orang-orang Jama’atnya maka Aku akan menghukum orang-orang ini dan Aku akan menghapuskannya sama sekali nama-nama mereka ini. Kadang-kadang terjadi, memang bisa terjadi walaupun beberapa kali terjadi tetapi orang dapat mengatakan bahwa inilah perlakuan khusus dari Allah kepada Nabi-nabi agar bagi semua para penentang itu dapat dijadikan sumber satu pembelajaran bagi yang lainnya. Jika orang-orang tersebut yang menentang Nabi, jika ada yang diselamatkan maka ia itu akan menjadi object yang daripadanya orang-orang lain itu dapat memperoleh satu pelajaran. Sebagaimana orang-orang yang melawan Nabi Musa a.s., Firaun yang menganggap dirinya sebagai Tuhan di mana ia berpikir bahwa semua orang-orang ini adalah anak buah-ku dan ada dibawah-ku maka siapakah orang yang lebih besar dari aku dalam posisiku sebagai Tuhan. Ketika ia melihat ajalnya sudah tiba di hadapan matanya maka ia bertaubat dan memohon ampunan di mana Allah Taala mengatakan bahwa sekarang engkau itu sudah ditakdirkan untuk mati; sekarang apa yang masih dapat tertinggal hanyalah tubuh badanmu yang sudah mati, yang akan menjadi sumber sedemikian rupa sehingga orang-orang lainnya akan mendapatkan satu pelajaran. Inilah seseorang yang biasa menyatakan dirinya sebagai Tuhan dan ia itu menjadi sumber untuk pembelajaran bagi yang lainnya; yang masih berjalan seperti itu sampai saat ini pun. Jadi, nasibnya ini dan ke-sudahannya ini tidak dikerjakan oleh manusia tetapi dilakukan oleh Allah Taala, yaitu dengan melalui cara air laut yang pasang dan surut itu adalah semuanya dikendalikan oleh Tuhan. Jadi, oleh karena itu ibadah persembahan ini tidak diperlukan oleh Allah untuk menegakkan Kerajaan-Nya. Tetapi bagi orang-orang yang mengikuti perintah-Nya maka bagi mereka ada diberikan ganjaran. Ganjaran dan rahmat karunia yang besar ini karena kalian telah menegakkan Tauhid, Ke-Esaan-Ku di mana kalian itu termasuk orang-orang yang berusaha untuk menegakkan Kerajaan-Ku. Jadi, sekarang lihatlah pada Khataman-Nabiyyin yang Meterai dari Nabi-nabi, Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw., perlakuan bagaimanakah yang telah diberikan kepada beliau itu? Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. telah dijadikan bahwa beliau itu adalah satu orang yang dikirim untuk menegakkan Kerajaan-Nya ke seluruh dunia. Seorang anak yatim, seorang yang sangat pendiam dan yang lebih suka menyendiri terpisah dari orang-orang, di mana Allah Taala mendukung anak yang masih muda ini. Allah Taala ingin mengatakannya kepada setiap orang bahwa seorang anak masih muda yang menjalani kehidupannya sebagai anak yatim, yang selalu memperhatikan dan menjaga keperluannya sendiri, ia barangkali dilihat sebagai orang yang sangat lemah dalam pandangan dari orang-orang duniawi; tetapi sejak dari kecilnya itulah Aku telah memilih orang ini, anak ini, dan mempersiapkan anak ini untuk tugas yang adalah guna membimbing seluruh umat manusia. Dialah penyembah kepada-Ku yang sejati dan tidak ada orang yang serupa dengan dia. Dari antara semua umat manusia, wujud seseorang yang menjadi pantulan refleksi hakiki dari sifat-sifat-Ku, inilah seorang manusia yang sempurna. Jadi: Hai orang-orang yang tinggal di Mekkah, orang yang hari ini kalian anggap seorang yang sangat lemah ini, ia itu nantinya akan menjadi pemimpinmu kelak. Jika saudara-saudara melihat kondisi pada masa-masa di zaman awalnya, segala kesukaran dan kesulitan menghadang di jalan beliau dan semua pengikut-pengikut beliau pun dihadapkan dengan kesukaran-kesukaran dan kekejaman ini. Jika sekarang saudara-saudara memikirkannya keadaan mereka itu sungguh-sungguh amat mengerikan. Beliau saw. itu sudah direncanakan untuk dibunuh, mereka sudah mengaturnya semua, tetapi kemenangan Mekkah itu pada akhirnya telah membuktikan pada kenyataannya yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang patut disembah adalah Wujud Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana, dan Yang kalian selalu menyembah kepada-Nya. Y.M. Nabi Muhammad saw. senantiasa menyembah kepada Tuhan ini dan bahwa pencinta hakiki dan hamba sejati dari Allah itulah yang menjadi pemenangnya. Orang-orang kafir Mekkah dengan 300 lebih patung berhalanya, benda-benda itu tidak dapat berbuat apa-apa terhadap orang-orang ini yang dijadikannya penentang kepada Tuhan, semua mereka dengan patung-patungnya itu tidak ada manfaatnya sama sekali. Allah Taala berfirman di dalam Kitab Suci Al-Qur’aan:
Surah Saba’ (34) ayat 28:
Katakanlah, “Perlihatkanlah kepadaku mereka yang kamu hubungan dengan Dia sebagai sekutu-sekutu-Nya.” Tidak! Sekali-kali tidak, karena Dia adalah Allah, Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
Jadi katakanlah olehmu, perlihatkanlah kepadaku semua benda-benda yang engkau buat sebagai sekutu dengan Allah Taala; tidaklah seperti itu, Allah Taala itu adalah satu Wujud Yang sempurna, Yang Maha ber-Kuasa, Yang mengendalikan semua orang-orang.
Oleh karena itu, kemenangan Mekkah ini dan kehidupan dari Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. yang di dalamnya kepada seluruh bagian dari Kerajaan Arab dan pada bagian dunia yang lainnya, tersebarnya Islam itu adalah merupakan satu bukti yang jelas akan Ke-Maha Perkasaan dan Kedaulatan dari Wujud Yang memang benar-benar pantas untuk disembah. Mereka orang-orang yang mempercayainya adalah mereka yang mendirikan Kerajaan Allah di atas bumi. Semua benda-benda yang mereka jadikan sebagai sekutu bagi Allah dan yang telah didirikan di sekeliling Khana Ka’bah semuanya itu sama sekali tidak ada gunanya. Benda-benda ini tidak memberikan manfaat apa-apa kepada mereka ini. Keunggulan dominansi telah didapatkan oleh Tuhan Yang Maha Perkasa dengan melalui ketaatan kepada-Nya. Jadi tidak ada kebijaksanaan apa-apa untuk menyembah kepada patung dan berhala ini. Demikianlah tantangan dari Allah Taala, engkau perlihatkanlah kepadaku, tetapi mereka tidak akan mampu untuk memperlihatkan apa pun juga. Jika ada sesuatu wujud yang kalian anggap memiliki kekuatan untuk melawan Tuhan, perlihatkanlah dia kepadaku di mana mereka itu tidak mampu untuk memperlihatkannya dan tidak akan mampu untuk mengerjakan yang seperti itu. Kemudian zamannya dari Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. itu tidaklah habis dengan wafatnya beliau, atau dengan wafatnya dari Khalifah Penerus beliau. Sebenarnya pada setiap abad, Alah Taala itu, agar dapat menegakkan Kerajaan tersebut di dalam hati dari orang-orang dan agar orang-orang itu dapat mengenali Tuhan-nya yang hakiki, maka Allah Taala telah mengutus Mujaddid, para Pembaharu di setiap abad. Sesuai nubuatan dan kabar suka dari Allah dan Y.M. Nabi Muhammad saw., selanjutnya telah datanglah Hadhrat Imam Mahdi, Al-Masih yang dijanjikan, Masih Mau’ud a.s. .
Lihatlah pada masa muda dari kehidupan beliau ini, beliau itu sama sekali tidak tertarik pada hal-hal keduniawian sejak dari kecilnya. Dan ia pun tidak diambil perhatian oleh anggota keluarganya karena ia hanya mencintai kepada Allah Taala saja; keluarganya itu kadang-kadang tidak menyediakan makanan baginya. Tetapi ketika Allah Taala mendukung beliau dan menolongnya serta memilih beliau maka kemudian orang yang sama, yang selalu dikatakan pergi dan carilah dia di sudut mesjid, beliau yang sungguh pemalu seperti seorang gadis kecil yang tidak berani tampil di hadapan orang-orang, maka orang yang lemah ini kemudian menjadi seorang penyembah sejati kepada Allah Taala dan yang melalui beliaulah seluruh dunia menyaksikan manifestasi ilmu dan kebijaksanaan, yang membuat mereka itu menjadi sangat malu. Beliau yang disebut sebagai tukang sihir, dewasa ini ilmu yang beliau telah sajikan itu maka orang-orang memandang ilmunya itu dengan penuh penghargaan dan dengan penghormatan yang besar. Ada banyak orang-orang Arab yang ketika mereka ini membaca tulisan Arab dari beliau, mereka menulis kepada saya bahwa tulisan-tulisan beliau itu hanya dapat ditulis oleh seseorang yang amat sangat diberkati, dengan bantuan dan pertolongan Ilahi. Sekarang ini orang-orang yang percaya dan beriman kepada beliau sudah terdapat di berbagai penjuru dunia ini. Ini adalah satu bukti yang besar akan kenyataan bahwa Allah Taala yang dengan melalui jalan-jalan yang Dia kehendakinya, Dia itu telah menegakkan Kerajaan-Nya. Allah Taala telah membuat beliau memperoleh hubungan dengan orang-orang tersebut, beliau telah memberikan kepada kami pengertian tentang Wujud Keberadaan-Nya yang hakiki untuk disembah, sehingga kita dapat menegakkan Kerajaan ini, Kerajaan Allah Yang hakiki untuk disembah dan untuk menjadi penerima dari rahmat keberkahan-keberkahan Allah Taala. Jadi, kami itu haruslah selalu ingat bahwa ini semua adalah hasil dari doa-doa dari orang yang berada di Arab dahulu itu, doa-doa yang dipanjatkannya di malam hari, yang menghidupkan kembali orang yang sudah mati menjadi hidup. Pada saat sekarang ini, lagi-lagi dengan doanya seorang pencinta berat kepada Y.M. Nabi Muhammad saw.-lah yang akan membuat beberapa perubahan yang sama. Jika kita itu akan memperoleh buah hasilnya dari usaha kami yang tidak seberapa ini, maka itu adalah dikarenakan oleh beliau, di mana kami itu dinamakan sebagai orang-orang yang menegakkan Kerajaan Allah di bumi, yang ini adalah semata-mata merupakan rahmat berkah dari Allah kepada kita. Buah hasil ini akan selalu kami dapatkan selama kami itu berserah diri dengan sepenuhnya kepada Allah dan mengikuti Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah memberikan kepada kami pengertian ini dengan persepsi yang penuh kepastian tentang Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. ini.
Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. mengatakan bahwa seorang Utusan Allah telah datang sehingga ia dapat memberi telinga kepada orang yang tuli. Orang-orang yang sudah tuli selama berabad-abad itu, mudah-mudahan mereka itu akan dapat mendengar kembali, dan yang buta akan dapat melihat kembali, itulah mereka, orang-orang yang belum menerima Tauhid Ke-Esaan Tuhan Yang Tunggal dan mereka yang belum menerima Nabi saw. tersebut yang dengan kedatangan Utusan-Nya itu akan menegakkan Tauhid Allah satu kali lagi. Yang Mulia Nabi saw. yang sama, yang telah merubah orang-orang yang tidak beradab menjadi orang-orang yang beradab dan kemudian merubah dari orang-orang yang tidak berkelakuan baik menjadi orang-orang yang berkelakuan baik dan dari orang-orang yang berkelakuan baik dirubah menjadi orang-orang yang memiliki warna dari Allah dan menjadi orang-orang yang benar-benar memiliki persepsi tentang Allah Taala. Beliau adalah matahari dari cahaya kebenaran dan pada kaki beliau itu beribu-ribu dan beribu-ribu orang telah diberikan kehidupan spiritual yang baru. Jadi, orang-orang ini yang terus meningkat maju dari tahapan ini adalah orang-orang yang dikarunia dengan rahmat keberkahan dari Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. Tujuan dari kedatangan Y.M. Nabi Muhammad saw. adalah satu bahwa beliau itu harus bisa membuat orang-orang itu mengenali Khalik, Pencipta-mereka, dan pengikut beliau yang sejati, tujuan dari diturunkannya pengikut beliau saw. itu adalah untuk tujuan yang sama, demikianlah tujuan dari diturunkannya Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. itu. Mereka, orang-orang yang beriman dan percaya kepada beliau pun tujuannya adalah sama. Mereka, orang-orang yang benar-benar mengikut kepada beliau, tujuan objektif mereka pun adalah sama, bukanlah hanya sebagai etiket dan ahlak serta perilaku baik saja. Tetapi orang-orang yang benar-benar pencintanya itu adalah orang-orang yang berusaha untuk menyembah kepada Allah Taala dalam arti dan terminology yang hakiki. Mereka itu juga harus membuat orang-orang lain pun mengetahuinya tentang khazanah ini yang telah diberikan kepada mereka. Orang-orang yang hanya dengan memiliki kelakuan yang baik dan punya etiket yang baik, yang tidak memiliki kecenderungan kepada Tuhan maka Hadhrat Khalifatul Masih Tsani telah menyebutkannya tentang orang-orang ini, dalam pertemuan yang dihadiri oleh orang-orang yang sangat terpelajar dan yang ber-peradaban yang tinggi, di mana ada begitu banyak orang yang hadir. Jadi, ada orang-orang yang menyebutkannya di dalam pertemuan tersebut bahwa kami ini pada kenyataannya adalah orang-orang yang dibuat-buat secara artificial dan terlalu banyak yang diberikan kepada orang-orang ini. Hal-hal seperti ini membuat kehidupan kami sangat sulit; sekarang ini kami semua duduk sama-sama seperti sahabat di mana pertemuan ini harus sangat tidak resmi, informal.
Sebagaimana Hadhrat Muslih Mau’ud r.a. mengatakan bahwa untuk tetap berada di dalam perilaku baik dan etiket maka dalam pertemuan yang akan diadakan di sana itu akan terjadi banyak kekacauan dan hal-hal sedemikian yang sangat-sangat sepele itu mereka melakukannya di sana. Sungguh sulit untuk duduk di sana. Beberapa waktu yang lalu seseorang mengatakan kepada saya bahwa di Pakistan, apa yang mereka namakan sebagai orang-orang yang terpelajar dan berbudaya di sana, di dalam pertemuan-pertemuan mereka itu kadang-kadang yang dibicarakan di sana hanyalah hal-hal yang spele dan hal-hal yang tidak berarti saja. Di sana tidak ada orang Ahmadi atau orang-orang yang beradab di sana sehingga sangat sulit baginya untuk duduk di sana itu. Jadi demikianlah keadaan dari orang-orang yang sedang bergerak menjauh dari Allah Taala. Mereka, orang-orang yang tidak memiliki kesadaran yang hakiki tentang Allah itu dan orang-orang ini bahkan tidak mau berusaha untuk mengenal pada Tuhan, satu Wujud yang patut untuk disembah dalam arti yang hakiki dari terminologi bahwa pengenalannya itu akan dilakukan pada saat ketika di sana terdapat ke-shalehan dan ke-takwaan. Hanyalah dengan demikian orang-orang itu akan dapat dinamakan mereka yang menegakkan Kerajaan dari Tuhan, lalu mereka itu memiliki perilaku yang baik dan juga sebagai orang yang beragama dalam cara-cara mereka itu berbicara di mana seluruh kehidupannya itu merupakan satu contoh yang baik. Jadi, di zaman sekarang ini orang-orang yang berperilaku baik dan orang-orang yang terkait kepada Allah Taala itulah mereka, orang-orang yang telah melakukan bai’at kepada Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s., di mana mereka itu telah mengenali Tuhan yang sejati. Kemenangan hakiki akan datang di jalan kita hanyalah pada saat ketika kami sedang berusaha untuk menjadi orang yang berperi-laku baik dan beriman kepada Allah Taala. Kita akan dapat mengenal Tuhan Yang Maha Kuasa dan agar supaya dapat meraih tujuan kita maka setiap Ahmadi itu harus memegang teguh prinsip-prinsip dasar ini bahwa kemajuan kami dan kemenangan kami itu, apakah secara sendiri-sendiri atau secara kolektif atau dalam Jama’at, rahasianya itu terletak pada perkara ini bahwa kami itu harus menyembah kepada Allah Taala, satu Wujud yang patut disembah. Di berbagai tempat Allah Taala telah menarik perhatian kami pada prinsip ini di mana sejarah dari semua Nabi-nabi telah membuktikan hal ini. Bahkan hari ini pun, kemenangan dari orang-orang beriman itu sebenarnya terkait pada prinsip dasar ini.
XXXXX Hari ini saya akan menyajikan beberapa ayat dari Kitab Suci Al-Qur’aan di mana Dia menyebutkannya bahwa Dia itu adalah satu-satunya Yang Maha Tunggal untuk disembah. Ayat yang saya baca pada permulaan Khutbah tadi, ini adalah dari Surah Aali‘ Imraan di mana Allah Taala berfirman di sana, bahwa Allah Taala memberikan kesaksian bahwa tidak ada yang patut untuk disembah kecuali Dia dan para Malaikat pun memberikan kesaksian yang sama dengan ilmu yang sempurna dan keadilan yang sepenuhnya bahwa Dia itu adalah satu-satunya Wujud untuk disembah, Dia Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. Pada ayat sebelum ini disebutkan tentang untuk memohon ampunan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah, dan orang-orang yang selalu berkata benar, orang-orang yang taat, mereka yang selalu membelanjakan hartanya di jalan Allah dan yang bangun di tengah malam di mana mereka memohon ampunan kepada Allah di waktu malam hari. Itulah orang-orang yang benar-benar mengenal Ke-Esaan dari Allah. Mereka itulah yang benar-benar menegakkan Kerajaan Allah di dalam hati mereka dan yang menyebarkan hal ini ke seluruh dunia. Jadi kesaksian ini yang telah diberikan oleh Allah Taala bahwa tidak ada yang patut disembah selain dari Aku, orang-orang berilmu dan para Malaikat pun memberikan kesaksian yang sama. Kesaksian ini bukanlah hal yang biasa; Allah Taala mengatakan hal ini dalam banyak kata-kata. Orang-orang ini, orang yang berilmu, pertama-tama dari semuanya adalah Nabi dari Allah. Seperti itu pula halnya dengan orang-orang yang mengikuti ajaran dan yang mempercayai ajaran yang diberikan oleh Nabi-nabi, tetapi orang-orang yang tidak menyembah kepada Allah Taala betapa pun terpelajarnya mereka itu dan dapat saja mereka menyatakan dirinya demikian, dengan pernyataan apa saja yang mereka buat, tetapi kesaksian dari Allah dan testimony dari Allah adalah bahwa mereka itu boleh saja berilmu di dalam perkara-perkara duniawi tetapi pada mata ke-agamaan mereka itu sama sekali nol - totally blank – dan dari aspek ini mereka itu adalah buta. Mereka itu melupakan hal-hal ini yang menyajikan ide-ide ini bahwa orang-orang yang paling memiliki pengetahuan terbaik itu adalah Nabi-nabi Allah Taala.
Jadi, tuduhan yang dilemparkan terhadap Hadhrat Isa a.s. di mana tuduhan ini adalah tuduhan dari orang-orang yang dikaitkan kepadanya oleh orang-orang di kemudian hari, padahal beliau a.s. sendiri tidak pernah menyatakan dirinya sebagai Tuhan dan beliau tidak dapat untuk mengatakannya seperti itu, karena Allah Taala itu tidak pernah meminta kepada beliau untuk melakukan yang seperti itu. Sesuai dengan Kitab Suci Al-Qur’aan, orang-orang ini adalah yang tidak mengatakan seperti ini, mereka itu tidaklah dinamakan sebagai orang-orang yang benar-benar berilmu, Allah Taala Maha Perkasa, Maha Pemilik Kekuatan dan Dia itu adalah yang paling unggul, dominan. Dia itu Maha Perkasa dan Dia memiliki segala Kekuatan. Apakah Dia itu memerlukan sesuatu pertolongan untuk menegakkan Diri-Nya sendiri sebagai yang patut disembah? Jika ada seseorang lainnya yang bersama-sama dengan Tuhan maka kemudian setiap orang itu akan berbuat sesuai dengan Ke-Maha Perkasaan-Nya maka di sana akan terjadi keributan total chaos dan tidak ada undang-undang lagi di dunia. Konsep yang Allah Taala telah berikan adalah bahwa setiap perbuatan dari Tuhan itu penuh dengan kebijaksanaan. Apakah Itu suatu kebijaksanaan jika orang itu harus membuat seseorang lain yang seperti Dia? Bahkan setiap orang yang biasa pun tidaklah akan melakukan yang demikian yang merupakan kebijaksanaan terbagi. Bahwa ada seseorang yang berada di dalam lingkungan yang sama yang memiliki kekuasaan yang sama yang akan meng-intervensi Managemen pengelolaannya. Jadi bagaimana mungkin Tuhan Yang Maha Kuasa yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana kemudian orang-orang menisbahkan sesuatu yang salah kepada Allah Taala. Allah Taala berfirman di dalam Kitab Suci Al-Qur’aan:
Surah Al-Mu’min (40) ayat 43:
Kamu menyeru aku supaya aku ingkar kepada Allah dan menyekutukan-Nya yang tidak ada padaku ilmu mengenai itu, sedangkan aku mengajak kamu kepada Wujud Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun.
Apakah engkau meminta kepadaku agar aku ini mengingkari Tuhan atau mendirikan sesuatu sekutu terhadap Allah di mana Aku adalah Yang Esa dan Aku memanggil kalian kepada Tuhan itu Yang Maha Perkasa, Maha Pengampun. Jadi, inilah jawaban kepada orang-orang terpelajar tersebut, jawaban yang telah Allah Taala ajarkan kepada Rasul-Nya, dan yang telah mengajarkannya kepada orang lainnya yang mengikut mereka. Di dalam kesempatan lainnya Allah Taala berfirman bahwa caranya engkau memanggil kepada-Ku, apakah dalilnya untuk itu, apakah aku itu harus mempercayai kepada Tuhan yang sedemikian, yang tidak memiliki kekuatan apa pun yang dapat memberikan kerugian atau manfaat? Inilah hal-hal yang dibicarakan oleh orang-orang yang tidak memiliki ilmu. Allah Taala - ku itu Maha Kuat, Yang Maha Pengampun, ketika aku berserah diri kepada-Nya, bila saya memohon ampunan daripada-Nya maka Dia mengampuniku. Jadi inilah pembicaraan-pembicaraan dari orang-orang yang bodoh itu, engkau dapat melakukan yang begitu tetapi saya tidak, yang kepada saya sudah diberikan persepsi yang sempurna mengenai sifat-sifat dari Allah Taala karena Allah Taala telah mengisinya dengan Nur-cahaya dari Allah, cahaya dari keimanan. Sebelumnya itu Allah Taala telah menyebutkan bahwa engkau katakan kepada mereka bahwa saya selalu menyerukan hal ini tetapi engkau mengajak aku pada kebinasaan. Jadi, saya ini memanggil kalian pada Tuhan Yang Maha Berkuasa dan engkau memanggil aku; maka engkau itu harus datang kepada Tuhan tersebut, menyerahkan diri dan meminta ampunan atas perbuatanmu yang sudah kelewat batas itu, mudah-mudahan Allah mengampuninya dan engkau itu dapat diselamatkan. Bilamana engkau itu akan meningkatkan keimananmu maka engkau itu perlu menegakkan standard yang tinggi dalam ibadatmu, yang kemudian Allah Taala berfirman selanjutnya bahwa ada tingkatan selanjutnya dalam perolehannya di mana Allah Taala berfirman dalam Surah Al- Mu’minuun (23) ayat 2:
Sesungguhnya sukseslah orang-orang yang beriman.
Bahwa orang-orang yang beriman itu akan sukses, mereka akan mendapatkan apa yang menjadi tujuannya. Mereka itu bukan saja diselamatkan dari dosa-dosa, tetapi juga akan meningkat maju dalam keimanannya. Mereka yang mengatakan bahwa kami akan menegakkan Kerajaan Allah di mana mereka kemudian menjadi lebih dekat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Mereka bersujud dan apa pun yang mereka mintakan maka mereka itu dapat meraih tingkat perolehan yang tinggi dan yang lebih tinggi lagi. Demikianlah status dari orang-orang yang menegakkan hubungan yang hakiki dengan Allah. Tingkatan kemajuan mereka itu tidak pernah ada habis-habisnya dan ini merupakan proses yang tidak ada akhirnya tetapi akan terus meningkat lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Adakah orang yang menginginkan untuk mendapat hukuman Api Neraka? Dapatkah seseorang itu punya pikiran bahwa ia itu ingin mengundang azab kutukan dari Allah Taala? Tidak akan ada orang yang waras pikirannya yang akan melakukan yang sedemikian, dan yang tidak akan naik ke tingkatan kesuksesan yang lebih tinggi, yang telah Allah Taala sediakan bagi orang-orang ini. Allah Taala berfriman:
Surah Al-Hajj (22) ayat 75:
Mereka itu tidak memiliki konsep yang hakiki dari sifat-sifat Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Kuat, Maha Perkasa.
Bahwa orang-orang ini tidak bersyukur kepada Allah sebagaimana yang seharusnya. Allah Taala adalah satu Wujud yang benar-benar memiliki Keunggulan. Jika kalian itu tidak mencari Tuhan Yang Maha Kuasa dalam hal kedudukan dan kekuasaanmu dan tidak menganggap bahwa kekuatannya itu adalah terbatas. Tuhan, Dia itu amat sangat Perkasa dan sangat Kuat serta sangat Berkuasa di mana tidak ada batas ujungnya dalam hal kekuatan dan kemampuan-Nya itu. Apakah engkau itu tidak memiliki pengertian yang sempurna akan kekuatan dan kekuasaan-Nya? Maka, ingatlah bahwa Allah Taala itu adalah Maha Kuat di mana Dia itu dalam faktanya memiliki segala kekuatan. Jadi, tidaklah mungkin bagi manusia untuk memiliki pengertian yang sempurna dalam persepsi tentang perkara ini. Kalian lihatlah pada penciptaan langit dan bumi yang kemudian kalian dapat mengakses dan memperhitungkannya bahwa betapa hal ini adalah satu penciptaan dari Allah Taala yang amat sangat menakjubkan.
Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. mengkaitkannya dengan ayat sebelum ini beliau mengatakan bahwa Allah Taala telah menyebutkan sehubungan dengan orang-orang lain yang menyembah benda-benda yang selain dari Allah itu. Jika orang-orang ini dengan apa-apa yang mereka sembah itu ……….
Surah Al-Hajj (22) ayat-ayat:
……… Sesungguhnya, mereka yang kamu seru selain Allah itu tidak dapat menjadikan seekor lalat pun, walaupun mereka itu bergabung untuk itu. Dan sekiranya lalat itu menyambar sesuatu dari mereka, mereka itu tidak dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sangat lemah keduanya yang meminta dan yang diminta.
Mereka itu tidak dapat memahami sifat-sifat Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa.
Benda yang kalian anggap sebagai Tuhan itu jika semua mereka ini bersama-sama ingin menciptakan seekor lalat, mereka itu tidak akan mampu untuk mengerjakannya walaupun semua mereka itu saling bantu satu sama lainnya. Jika lalat itu mengambil atau menyambar sesuatu dari mereka maka orang-orang tersebut tidak akan mampu untuk mengambilnya kembali; orang-orang ini memang sangat lemah dalam kebijaksanaan dan ilmunya. Apakah Allah itu seperti demikian? Allah Taala adalah satu Wujud Yang memiliki kekuatan maksimum lebih daripada siapa pun juga; Dia itu adalah yang Paling Unggul di mana tidak ada yang dapat menangkap Dia dan tidak ada yang dapat membunuh Dia. Mereka itu benar-benar tidak menghargai akan Kebesaran dari Allah Taala untuk Tuhan yang sebagaimana mestinya. Allah Taala adalah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. Jadi, orang-orang yang benar-benar mengerti mengerti secara hakiki akan sifat-sifat Allah Taala itu, ini telah diberikan kepada kami oleh Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. Orang-orang lainnya itu tidak akan dapat mencapai yang sedemikian. Orang-orang Muslim lainnya sekarang ini walaupun pada kenyataannya mereka itu percaya kepada Y.M. Nabi Muhammad saw., tetapi mereka itu tidak memiliki pengertian yang sempurna akan sifat-sifat dari Allah Taala ini. Bukannya mempercayai Dia menjadi Wujud Yang Punya Kekuatan Penuh, tetapi mereka ini ada punya kepercayaan tertentu yang dengan tidak disengaja membawa mereka pada wilayah mempersekutukan dengan Allah.
Sebagai contohnya mereka itu mempercayai bahwa Hadhrat Isa a.s. itu hidup di Langit, banyak di antara mereka yang masih memiliki kepercayaan ini, dan mereka pun percaya bahwa Hadhrat Isa a.s. itu menciptakan burung dalam arti secara pisik. Allah Taala mengatakan bahwa orang-orang ini yang menjadikannya beliau sebagai “Tuhan” yang bila diperbandingkan dengan Tuhan yang hakiki, mereka itu tidak dapat menjadikan seekor lalat pun, bagaimana mungkin bahwa seseorang itu telah menciptakan seberapa banyak burungkah? Hadhrat Muslih Mau’ud r.a. telah menyebutkan satu kejadian di masa hidupnya Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. , yang merupakan satu lelucon. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah meminta kepada Kiai Mullah yang mengatakan bahwa Isa Al-Masih itu telah menciptakan beberapa ekor burung, jadi sekarang burung-burung yang berterbangan itu sebagian adalah yang diciptakan oleh Tuhan dan sebagian lagi yang diciptakan oleh Jesus. Jadi, dapatkah kita membedakan di antara kedua macam burung-burung tersebut mana yang diciptakan oleh Tuhan dan mana yang diciptakan oleh Al-Masih? Maka, kemudian para Mullah itu mengatakan dalam Bahasa Punjabi, wah ini sungguh sulit, sungguh sukar karena mereka itu semuanya sudah bercampur-baur. Jadi, sekarang sudah sangat sulit karena burung-burung tersebut saat ini sudah bercampur-baur sehingga tidak dapat membedakan mana yang diciptakan oleh Tuhan dan mana yang diciptakan oleh Jesus Kristus; jadi, di udara itu sangatlah sulit untuk membedakannya mana yang mana. Jadi demikianlah keadaan para Kiai Mullah tersebut yang dengan mengikuti mereka itu, orang-orang awam hanyalah akan menjadi rusak keimanannya.
Jadi, orang-orang Ahmadi ini, mereka itu harus senantiasa bersujud dan berserah diri kepada Tuhan Yang Tunggal ini, Yang adalah sumber dari semua dan segala kekuatan Yang adalah Sang Pencipta dari semua dan dari segala sesuatu yang ada. Tidak akan ada orang atau satu wujud yang dapat menandingi kekuatan-Nya, demikianlah Kerajaan Allah ini. Demikianlah caranya untuk menegakkan Kerajaan dari Allah di dalam hati orang-orang. Allah Taala berfirman bahwa segala Kebesaran itu adalah milik Dia, di Langit dan di bumi. Dia-lah satu Wujud Yang Dominan sepenuhnya. Jadi, kami itu harus senantiasa bersujud dan berserah diri kepada Allah Taala dengan secara sepenuh-penuhnya dan yang harus menghindarkan diri dari membuat sekutu dengan Allah di mana kita itu harus mengerti sepenuhnya bahwa hanya Dia itulah satu Wujud yang patut untuk disembah, tidak ada yang lainnya lagi. Dia-lah sumber dari segala Kekuatan dan Ke-Perkasaan. Dia Maha Perkasa dan yang penuh Kebijaksanaan di mana kami itu harus selalu berada sangat dekat dengan Dia.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa Syurga kami adalah Allah dan kegembiraan kami adalah bersama Allah, kami telah melihat Dia dan kami sudah menemukan semua dan segala keindahan dan kecantikan pada Dia. Khazanah ini adalah patut untuk dimiliki berapa pun biaya dan harganya; inilah kekayaan yang harus didapatkan walaupun harus dengan mengorbankan segalanya. Hai orang-orang yang beriman, larilah kalian mendatangi pancuran ini; inilah sumber air mancur dari kehidupan yang akan memberikan kepada kalian kehidupan yang selamat. Bagaimanakah agar saya ini membuat hal ini mendapatkan tempat yang baik di dalam hati dari orang-orang itu, bagaimanakah agar saya dapat membuat orang-orang ini mengerti bahwa inilah Tuhan kalian itu. Dengan obat apakah saya harus menyembuhkan orang-orang agar telinga orang-orang itu menjadi terbuka untuk mendengar pada pesan amanat ini, bahwa setiap partikel dari tubuh dan jiwa kami itu akan bersujud pada Tuhan, Tuhan Yang Maha Perkasa dan Tuhan yang sejati ini. Setiap butir partikel dari Alam Semesta ini sudah dijadikan oleh Allah Taala. Tak ada sesuatu apa pun yang berada di luar ilmu-Nya dan yang berada di luar wilayah kekuasaan-Nya atau di luar dari penciptaan-Nya.
Beribu-ribu doa Shalawat dan Salam keberkahan disampaikan kepada Y.M. Nabi Muhammad saw., yang dengan melalui beliaulah kami itu telah menemukan Tuhan Yang bercakap kepada manusia, yang menjadi bukti akan Ke-Beradaan-Nya. Dia memperlihatkan begitu banyak Tanda-tanda, Dia memperlihatkan kepada kami Wajah-Nya Yang Indah. Jadi, kami itu sudah mendapatkan Nabi ini yang telah memperlihatkan Tuhan Yang Maha Kuasa kepada kita; kami sudah mendapatkan Tuhan yang kekuatan-Nya itu tanpa batas, dan Dia itu sudah memperlihatkan kepada kami semua manifestasi-Nya. Tanpa keberkahan-Nya itu tidak ada sesuatu yang diciptakan, apa pun tidak ada di sana yang dapat hidup tanpa pertolongan Allah. Itulah Tuhan sejati, Allah, Dia yang dengan penuh manifestasinya, yang dengan penuh manfaat kebaikan-Nya, tidak ada Tuhan lain kecuali Allah Taala. Oleh karena itu, untuk meraih tujuan kami itu, maka kami ini haruslah menjalin hubungan dengan Allah Taala yang sedemikian rupa, di mana kita itu harus senantiasa berusaha memperhatikan hubungan ini agar manifestasi dari sifat-Nya Yang Maha Perkasa itu akan diperlihatkan.
Dengan melihat pada keinginan kita untuk berada dan menjadi lebih dekat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan juga untuk kemajuan dan keunggulan kami itu, betapa pun dengan para pihak lawan yang menentang kita itu mengatakannya, sebagaimana Allah Taala telah menyebutkannya di dalam Kitab Suci Al-Qur’aan:
Surah Al-Hijr (15) ayat 3:
Kadang-kadang orang-orang kafir itu ingin kiranya dahulu mereka itu menjadi Muslim.
Bahwa banyak kali yang orang-orang kafir ini menginginkan bahwa mereka itu sejak dahulu sudah menjadi Muslim. Jadi, standard dari peribadatan kami itu yang tergantung kepada Allah Taala dan tujuan kita itu sampai mencapai pada standard ini bahwa orang-orang yang lain itu akan menghargainya pada satu tahapan, sampai pada tingkatan bahwa pernyataan kita itu adalah penyembah sejati kepada Allah Taala. Usaha kami untuk meraih objektif kami tersebut tidak akan dapat selesai dalam arti yang sebenar-benarnya; hal ini bukan hanya sekedar dikerjakan untuk diperlihatkan kepada orang-orang lain, dan bukan juga untuk mendapatkan penghargaan dari orang-orang. Ini tidaklah dikerjakan untuk maksud tersebut tetapi harus dikerjakan untuk maksud ini yaitu bahwa kami ini adalah orang-orang terbaik dari Jama’atnya Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s., tujuan kami itu adalah untuk menegakkan Kerajaan Allah dan Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. di alam semesta ini. Ini adalah suatu tantangan yang besar dari dunia pada saat ini di mana setiap Ahmadi itu harus sanggup menerima tantangan ini, dan itulah faktanya.
Semoga Allah Taala memberikan kemampuan kepada kita semua untuk menjadi penyembah sejati dari Allah Taala, Tuhan Yang Maha Esa dan juga memberi taufik kepada kami untuk dapat mengerti akan tujuan dari penciptaan kami ini, insya Allah Taala, aamiiin.

Pamulang-Banten, December 2, 2007 / Mersela – Meruya Selatan – Jak.Bar. Desember 2007

KHUTBAH JUM'AT 23-11-2007 Kekacauan di Negara-negara di Dunia (Terjemah)


KHUTBAH JUM’AT HADHRAT AMIRUL MUKMININ KHALIFATUL MASIH V aba.
Tanggal 23-11-2007 dari Mesjid Baitul Futuh London, United Kingdom
Kekacauan di Negara-negara di seluruh Dunia

Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan Al-Faatihah, Hudhur aba. bersabda:
Hari-hari ini kita lihat di dunia, di mana-mana saja sedang terjadi kekacauan yang besar, apakah Negara-negara ini berada di Timur atau berada di Barat, apakah di Negara-negara yang sudah maju atau di Negara-negara yang sedang berkembang. Banyak negeri-negeri atau orang-orang yang tinggal di negeri-negerinya sendiri itu, mereka merasa sangat terganggu dan merasa sangat dirugikan dengan adanya kekacauan dan kerusuhan yang terjadi di negerinya itu, mereka pun merasa sangat ketakutan. Di dalam beberapa peristiwa, yang dikarenakan intervensi dari Negara-negara lainnya, mereka itu berada di dalam keadaan yang amat menakutkan, yang dikarenakan oleh adanya kegiatan terrorist, mereka itu merasa sangat khawatir dan sangat ketakutan, yang terrorisme ini, apakah disebabkan karena alasan politik atau karena apa yang dinamakan alasan keagamaan, yang saya mengatakannya demikian karena mereka berbicara atas nama agama atau mengkaitkan gerakan tersebut dengan agama. Di antara orang-orang tersebut yang mengkaitkan gerakan teroris ini pada agama, atas nama agama dan ada juga orang-orang yang memiliki dan menciptakan konsep sendiri yang terutama mengkaitkannya pada Islam, demikianlah mereka melakukan yang demikian dan menyatakan dirinya demikian itu. Padahal, di mana pun juga tidak ada agama apa pun yang mengajarkan terorisme apalagi Islam yang ajarannya sama sekali dan amat sangat menolak akan terorisme ini. Sementara hidup di suatu Negara yang menamakan dirinya Islam kemudian melibatkan diri dalam kegiatan semacam itu, maka yang demikian itu sama sekali tidak diterima dalam ajaran Islam. Tetapi inilah betapa sangat malangnya bahwa manusia dan orang-orang yang ciptaan Tuhan itu mereka telah berlaku tidak adil dan berlaku dzalim dengan mengatas-namakan agama. Ada Negara-negara yang ketakutan dengan adanya peperangan dan banyak Negara-negara yang tertimpa dengan bencana-bencana alam, sehingga orang-orang yang tinggal di sana merasa sangat khawatir dan ketakutan. Singkatnya, dewasa ini orang-orang yang cinta kepada kemanusiaan dan yang memiliki rasa takut kepada Tuhan di dalam hatinya mereka itu memikirkan hal ini, atas sebab apa dan mengapa sebabnya, di mana-mana itu tidak terdapat kedamaian dan ketenangan dan mengapa kepada manusia ini tidak diberikan kedamaian dan ketenangan ini? Atas ketakutan dan kegelisahannya orang-orang di zaman sekarang yang merasa khawatir itu, saya beberapa kali menerima surat-surat yang meminta doa untuk kedamaian di dunia dan juga kedamaian di Negara-negara tersebut. Orang-orang ini yang menulis surat kepada saya ini walaupun tidak banyak tetapi dari berbagai macam sumber-sumber saya mengetahuinya bahwa banyak anggota-anggota Ahmadi yang dikarenakan keadaan di dunia ini atau situasi di negaranya itu mereka merasa sangat khawatir. Dengan perasaan kegelisahan dan kecemasannya itu, mereka merasa sangat khawatir, pemikiran seperti ini adalah sebagai hasil dari revolusi yang Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. telah ciptakan di dalam hati dari para pengikutnya. Perasaan dan pemikiran seperti ini ada di dalam hati orang-orang Ahmadi karena pada kenyataannya bahwa keadaan keagamaannya itu telah diubah oleh Sang Imam Zaman ini. Perasaan takut kepada Tuhan dan rasa kebaikannya kepada manusia yang diciptakan oleh Tuhan telah tumbuh dan diciptakan di dalam hati orang-orang oleh Hadhrat Imam Mahdi, Al-Masih yang dijanjikan, Masih Mau’ud a.s.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah menyebutkannya tentang maksud kedatangannya itu di berbagai kesempatan; di satu tempat beliau mengatakan bahwa saya ini telah diturunkan untuk maksud ini di mana saya itu harus mengkokohkan keimanan dari orang-orang dan menegakkan Tauhid – Keberadaan dari Tuhan – di dalam hati dari orang-orang; karena keadaan keberagamaan itu sudah sangat lemahnya pada saat ini. Hari Kemudian atau Akhirat itu hanyalah dianggap sebagai imajinasi belaka di mana setiap orang yang kondisinya sekarang ini memperlihatkan bahwa keimanannya itu hanyalah untuk dunia ini dan perasaan kemanusiaannya itu hanyalah dalam cara-cara duniawinya belaka. Keimanan yang seperti itu adalah tidak sesuai dengan keimanan tentang Tuhan di dalam kehidupannya di Akhirat nanti, yang dengan lidahnya itu di-ekspresikan berbagai macam dan hatinya itu dipenuhi dengan kecintaan terhadap duniawi. Jadi, saya ini telah diturunkan agar supaya kebenaran dan keimanan akan datang kembali satu kali lagi di mana hati-hati manusia itu akan dipenuhi dengan kebajikan dan ke-shalehan dari Tuhan. Beliau mengatakan bahwa maksud yang untuk itu saya telah diutus ke dunia adalah satunya, bahwa hubungan Tuhan dengan manusia di mana terdapat kelemahan-kelemahannya di sana, maka aku harus merubahnya dan saya harus membuat hubungan ini menjadi kokoh dan teguh serta kuat. Saya harus meletakkan dasar fondasi untuk kedamaian di mana nilai-nilai keagamaan dan kebenaran yang selama ini tersembunyi dari pandangan mata orang-orang itu, saya harus dapat memperlihatkannya kembali. Beliau bersabda ada terdapat 2 perintah besar di dalam Kitab Suci Al-Qur’aan, yang pertama Tauhid, Ke-Esaan Allah dan kecintaan kepada Allah dan yang kedua adalah kecintaan, kasih sayang dan kebaikan kepada teman dan sahabatmu. Oleh karena itu sungguh beruntunglah mereka, orang-orang yang telah mengenal kebenaran dari Imam Zaman, wujud yang dikirim oleh Tuhan untuk mengadakan reformasi dari dunia ini, pada saat ketika dunia sedang ada dalam kekacauan dengan kepentingan pribadi yang sudah sangat meraja-lela di dunia. Dikarenakan beriman dan percaya kepada wujud ini maka Allah Taala telah melindungi kami dari segala kelemahan-kelemahan kami dan Dia telah memperlihatkan kepada kami jalan-jalan-Nya. Sekarang, maka inilah tugas dari setiap orang Ahmadi bahwa ia itu harus berusaha dengan sekuat tenaganya untuk menegakkan Tauhid Ke-Esaan Tuhan di dunia, di mana ia itu harus menegakkan hubungan pertalian yang erat dengan Allah Taala. Dalam kecintaannya kepada sesama umat manusia, orang itu harus bekerja secara aktip. Dengan karunia kemurahan Allah Taala, Jama’at Ahmadiyyah dalam waktu selama 100 tahun lebih yang terakhir ini, lebih-lebih dari itu, sudah bekerja dan berupaya dengan sekuat tenaga dan dengan sebaik-baiknya, dengan perasaan kebaikan dan kecintaan kepada sesama umat manusia. Juga yang dikarenakan hatinya itu dipenuhi dengan rasa cinta kepada orang-orang ini, maka kami itu harus menyampaikannya kepada orang-orang ini alasan mengapa terjadinya banyak bencana alam dan permasalahan yang mereka hadapi. Amanah ini harus disampaikan kepada orang-orang mengenai apa penyebabnya ini kepada orang-orang di lingkungan kami, kami juga harus menulis surat ke surat-surat kabar atau menggunakan cara-cara lain yang memungkinkan untuk memberitahukannya kepada orang-orang ini lebih-lebih dari yang sudah dikerjakan sebelumnya tentang apa penyebab malapetaka dan kesengsaraan ini. Kita itu harus memberitahukannya kepada mereka bahwa jika kalian itu melupakan dan tidak mengenali Allah, serta tidak mengikuti aturan dan ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, maka ketidak-beresan ini akan terus berlanjut dan kekacauan ini tidak akan berhenti. Mala-petaka dari langit dan bumi ini tidak akan berakhir dan jika mereka ini meng-olok-olokkan orang tersebut yang dikirim oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, dan jika mereka itu terus-terusan meng-ingkari dia, menolak dia dan menertawakan dia, maka inilah hal-hal yang menyebabkan mereka itu tidak akan pernah dapat menikmati kedamaian dan kegembiraan. Sekarang saudara-saudara dapat melihat bahwa hal yang serupa itu sedang terjadi lagi pada saat ini, bencana-bencana alam ini yang umumnya dikatakan sebagai akibat dari perubahan cuaca. Tetapi hal ini haruslah dilihat dan kami harus mengatakannya kepada orang-orang itu, pada 100 tahun yang lalu ada satu orang yang mendakwakan dirinya bahwa Allah Taala telah mengutus saya untuk mengadakan reformasi pada dunia ini. Allah Taala dengan rahmat kebaikan-Nya bagi saya, Dia akan memperlihatkan Tanda-tanda di bumi dan di langit, di mana ada terjadi gempa-gempa bumi dengan kerusakannya di mana-mana. Jika orang-orang itu tidak menaruh perhatian pada perkara ini, pada amanah ini, maka kami sudah dapat melihatnya bahwa semua itu memang benar-benar akan terjadi. Gempa-gempa bumi sudah amat seringkali terjadi dengan intensitasnya yang besar; di dalam masa 100 tahun sejarah terakhir ini kami tidak pernah melihat contoh yang seperti ini. Baru-baru ini di Bangladesh ada satu badai taufan yang besar (Sidr), mereka mengatakannya bahwa hal ini sekarang baru terjadi setelahnya bertahun-tahun, dan menurut perkiraan ada 2.000 orang yang dikhawatirkan meninggal (berita lainnya 3.100 orang lebih) sebagai akibat dari badai taipun ini dikarenakan tidak mungkin untuk menjangkau seluruh wilayah yang terkena badai ini di mana badai ini telah membuat 600 000 orang menderita dan ada juga beberapa orang Ahmadi yang menderita kerugian financial. Sudah jelas jika terjadi angin taufan maka akan membuat banyak kerugian namun Alhamdulillah dengan karunia kemurahan Allah sejauh itu tidak ada kurban jiwa di antara orang-orang Ahmadi. Para sukarelawan Humanity First dari UK dan dari Canada datang ke sana dengan membawa bahan-bahan makan serta memberikan pertolongan di mana mereka itu akan tinggal dan bekerja di sana; mereka akan mengunjungi tempat-tempat di mana orang-orang memerlukannya dan yang meminta pertolongan.
Selama satu atau dua tahun yang terakhir ini keadaan orang-orang Ahmadi di Bangladesh adalah sangat buruknya dimana para Kiyai Mullah telah menghancurkan harta benda orang-orang Ahmadi dan Mullah-mullah ini sudah punya kebiasaan dengan meng-atasnamakan Islam, mereka itu menghasut orang-orang yang bodoh dan buta huruf dan membuat mereka ini melakukan penyerangan-penyerangan dan perbuatan buruk terhadap orang-orang Ahmadi. Walaupun demikian, orang-orang Ahmadi, mereka itu senantiasa akan berusaha memberikan pertolongan jika orang-orang memerlukannya, karena inilah sifat dari orang-orang Ahmadi yang selalu diperlihatkan dan itulah kelebihan yang menonjol pada sifat orang-orang ini. Inilah perbedaannya yang jelas antara orang-orang Ahmadi dengan yang non-Ahmadi.
Ini disebabkan karena Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah mengatakan bahwa satu pekerjaan penting yang untuk itu saya telah diutus adalah kecintaan dan kasih-sayang kepada sesama manusia. Bukan saja Bangladesh tetapi juga Pakistan di mana dikarenakan undang-undangnya yang sangat kejam di mana kemerdekaan keberagamaan dari orang-orang Ahmadi itu hak-haknya dicengkeram dan tidak diberikan. Demikianlah orang-orang itu telah menaruh pembatasan kepada orang-orang Ahmadi, orang-orang yang memiliki pengertian sempurna akan kecintaan kepada Tuhan. Itulah orang-orang yang telah menghentikan orang-orang Ahmadi yang memiliki kecintaan yang besar kepada Allah Taala dari mengucapkan doa shalawat kepada Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. di Pakistan, yang hukumannya untuk yang mereka katakan sebagai “kejahatan” ini adalah penjara selama beberapa tahun. Di sinilah perbedaannya bahwa undang-undang tersebut tidak akan dapat mengambil dari hati orang-orang Ahmadi akan kecintaannya kepada Allah dan juga mereka tidak akan dapat menghentikan ekspresi kecintaan dan pengabdian dari orang-orang Ahmadi ini kepada Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. Mereka itu tidak akan dapat menaruh halangan apa pun pada hati mereka itu, tetapi saya ingin mengatakannya bahwa betapa pun dengan serangan-serangan dan penindasan mereka itu yang sudah berlangsung selama 2 tahun terakhir ini, ketika terjadi gempa bumi yang besar di mana ada ratusan ribu orang yang terbunuh di mana banyak penduduk yang sama sekali terhapus dari muka bumi ini dan terpendam di dalam tanah. Betapa pun dengan semua penindasan dan serangan-serangan terhadap orang-orang Ahmadi ini, yang Pemerintahannya itu sesuai dengan undang-undang yang mereka bikin sudah mengenyampingkan orang-orang Ahmadi ini, tetapi orang-orang Ahmadi ini, selalu datang dan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang sedang dalam penderitaan dan meminta pertolongan ini; mereka orang-orang Ahmadi ini mendirikan tenda-tenda, mereka menyediakan makanan dan juga menyediakan sarana pertolongan medis untuk pengobatan orang-orang tersebut. Walaupun dalam kenyataannya, pada satu kali pihak musuh menyalakan api untuk membakar gudang obat-obatan kami, namun dengan kecintaan kepada sesama manusia itu kami tidak berubah apa pun dan terus saja memberikan pertolongan kepada orang-orang di sana. Kemudian setelahnya gempa tersebut ada banyak orang yang sakit, epidemic pun merembak di sana. Jutaan Rupees telah dikeluarkan untuk Humanity First, ada sebuah rumah sakit yang didirikan untuk keperluan ini. Jadi, walaupun dengan semua kelakuan dan perbuatan orang-orang yang jahat kepada kami ini, kami terus saja mengerjakan tugas dan kewajiban kami karena yang demikian ini adalah merupakan sifat kami. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah menanamkan hal ini di dalam sifat kami bahwa kalian itu harus senantiasa memiliki kecintaan sejati pada sesama umat manusia. Namun di pihak lain, Allah Taala dalam mendukung kepada wujud yang kecintaan-Nya, yang Utusan-Nya itu Dia telah memberi peringatan kepada manusia, dan peringatan-peringatan ini akan terus datang agar orang-orang itu dapat menjadi mengerti dari kejadian ini. Sekarang kalian sudah dapat melihatnya bahwa ada terjadi gempa-gempa bumi maka keadaan negeri yang sudah buruk itu kemudian menjadi tambah buruk lagi dari sebelumnya, buruk secara politik, financial dan ekonominya. Di Pakistan, di berbagai tempat terdapat kekacauan ini, pembunuhan dan penumpahan darah terjadi di sana, sehingga hal ini sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, Pemerintah yang berkuasa mengatakan hal-hal yang berbeda-bedaada para pekerja Pemerintah yang bekerja menentang Pemerintah, kemudian mereka berubah pendiriannya dan membuat statement yang berlainan. Para politisi itu bukannya memiliki perasaan yang baik untuk negaranya tetapi mereka pun menentang negaranya. Ke-tidak-berlakuannya Hukum dan Undang-undang di Pakistan terlihat dengan jelas dan terus bertambah-tambah; mereka melanggar undang-undang dan jika ada orang di sana yang hendak menegakkan hukum maka orang-orang dari golongan ini harus melindungi jiwa mereka sendiri, seolah-olah apa pun yang akan terjadi pada Negara ini biarlah itu terjadi. Pertama kalinya di Islamabad, di sini ada Negara di dalam Negara. Tetapi sekarang Sawat di sana sedang terjadi pemberontakan, orang-orang yang tadinya didukung oleh Pemerintah sekarang mereka berontak melawan Pemerintah. Lihatlah apa yang sedang terjadi di Sawat; menurut sebuah surat kabar, seorang penulis kolumnist telah menyebutkannya secara terang-terangan bahwa orang yang sama itulah yang mendirikan Negara sendiri di Sawat. Ia melakukan semuanya ini di hadapan Pemerintah dan kadang-kadang bahkan dengan pertolongan dari pihak Pemerintah ketika ia itu sudah menjadi kuat dan memiliki kekuasaan maka ia itu cenderung untuk memberontak. Sekarang pihak Pemerintah sedang menggunakan kekuatan senjata di sana, militer digunakan di sana di dalam negerinya sendiri untuk menegakkan hukum dan keamanan. Tidak ada musuh dari luar yang dittakutkan tetapi musuh ini adalah dari dalam negeri sendiri yang keadaannya sangat serius dan cenderung untuk menghancurkan negerinya sendiri. Inilah tugas militer untuk mengawasi dan mengendalikan orang-orangnya itu.
Pada tahun 1974 orang-orang yang menyatakan Ahmadi sebagai non-Muslim dan yang menyatakan bahwa Rabwah adalah sebuah kota yang terbuka dimana mereka biasa mengatakan bahwa orang-orang Ahmadi itu punya Pemerintahan sendiri di Rabwah, sekarang mereka itu harus mengatakannya kepada kami apakah ada orang-orang Ahmadi yang berkuasa di sana atau di manakah sekarang ada Negara-negara di dalam Negara? Dalam beberapa kejadian Pemerintah itu nampaknya sama sekali tidak berdaya. Orang-orang Ahmadi itu senantiasa taat pada hukum di mana orang-orang lainnya telah melakukan pelanggaran terhadap hukum Negara dan akan terus seperti itu. Dalam hal hukum ini orang-orang Ahmadi mereka memiliki sebidang tanah di Darun Nasr, di sana ada harta kekayaan yang dimiliki oleh orang-orang Ahmadi yang sangat berdekatan dengan sungai. Di tempat tersebut Pemerintah itu bukannya melawan orang-orang itu yang secara tidak syah telah mengambil wilayah tersebut, nyatanya mereka itu tidak berbuat apa-apa. Pengadilan Tinggi telah memutuskan bahwa tidak ada pihak-pihak yang boleh melakukan perubahan atau pembangunan di tempay tersebut sampai mereka dapat memutuskannya. Tetapi sekarang, setelahnya 30 - 32 tahun berlalu Pengadilan tersebut tidak mampu untuk mengluarkan keputusan verdict-nya. Orang-orang Ahmadi itu senantiasa taat pada hukum tetapi pihak yang lainnya, yang menggunakan nama Islam mereka tetap menguasainya dengan tanpa sesuatu alasan; mereka telah melakukan banyak pembangunan gedung-gedung satu setelah yang lainnya. Ketika kalian menghubungi Pengadilan Tinggi dan menyampaikan inilah pelanggaran terhadap perintah dan instruksi Tuan yang mereka itu tidak menghormati keputusan Pengadilan, mereka menjawabnya bahwa ketidak-hormatan itu adalah bagi kami, apa yang engkau mau kerjakan dengan itu, kehinaan dari Pengadilan itu adalah untuk kami, lalu apa yang engkau mau kerjakan untuk itu? Jadi, demikianlah perintah-ganda standard doblenya dari perintah dan keputusan yang mereka buat itu. Biasanya dikatakan bahwa Pengadilan itu adalah sangat menegakkan keadilan; setiap Department dalam Pemerintahan yang dengan standard korupsinya paling tinggi, itulah yang ada pada mereka ini. Mereka itu tidak mensiratkan standard kebaikan tetapi standard dari sifat-buruknya itulah yang bertambah besar.
Sebagaimana yang Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. telah menyebutkannya bahwa keadaan keberagamaan itu sudah sangat buruk sekali, di mana Hari Akhirat itu dianggapnya hanya sebagai sebuah khayalan. Sekarang ini nampaknya bahwa orang-orang yang dinamakan sebagai pemimpin dan pengawas keagamaan, tujuan mereka ini hanyalah untuk mendapatkan perolehan duniawi belaka. Inilah yang telah menyebabkan terjadinya kekacauan; semua bencana dan mala-petaka ini sedang mereka hadapi; jika mereka itu mau saja memikirkannya maka penyebab dari kekacauan dan bencana ini adalah hanya disebabkan oleh tidak percayanya dan mengingkari Imam Zaman, dan juga yang mengolok-olokkan dan mentertawakannya, serta juga menunjukkan rasa tidak hormatnya kepada Utusan Allah ini. Bilamana undang-undang darurat dikeluarkan, maka dengan serta merta keluarlah konstitusi penghujatan. Ini adalah satu pertanyaan tersendiri, apakah di sana itu ada hukum undang-undang atau tidak ada, keadaan bagaimanakah yang dianggap syah atau tidak itu, ini merupakan masalah tersendiri. Tetapi dalam keadaan bagaimana pun juga, yang berkuasa itulah yang benar, inilah yang diikuti oleh negeri ini. Mereka mengumumkan keadaan darurat negeri, mereka melecehkan Undang-undang Dasar Konstitusi Negaranya atau bahkan membatalkannya. Tetapi janganlah dibuatnya dengan perasaan marah yang seperti demikian, bahwa setidaknya mereka itu haruslah mengerti klausul-klausul apa yang menyatakan orang-orang Ahmadi itu sebagai non-Muslim, klausul-klausul ini sama sekali tidak mereka sentuh. Mereka khusus mengumumkan bahwa kondisi-kondisi itu masih berlaku sampai sekarang. Sekarang ini apakah mereka yang sedang duduk di dalam Pemerintahan ataupun di pihak oposisi, mereka itu lebih merasa takut kepada orang-orang dan lebih takut kepada Kiai-Mullah daripada kepada Tuhan Yang Maha Kuasa; setiap Pemerintah berusaha menyenangkan dan mengakomodir keinginan dari Kiai-Mullah ini.
Sebagaimana yang sudah saya sebutkan di dalam Khutbah Jum’at yang lalu, kita itu harus secara khusus berdoa dan mendoakan untuk negeri ini, dan kita harus banyak berdoa bagi orang-orang Ahmadi yang tinggal di sana. Orang-orang Ahmadi yang tinggal di Pakistan betapa pun juga jangan sampai ikut-ikutan di dalam gerakan semacam itu, walaupun dalam kenyataannya kami itulah yang mendapatkan penindasan dan penganiayaan. Tetapi kami Jama’at itu harus tetap tunduk pada undang-undang, bagaimana pun juga kami tidak akan berdemo menentang kepada Pemerintahan yang sedang berkuasa dan kami pun tidak akan ikut serta di dalam kegiatan apa pun dalam kerusuhan menetang pemerintahan. Kami menyerahkan perkara ini sepenuhnya kepada Allah Taala dan secara pastinya hal inilah yang kita harus pikirkan, bahwa di dalam lingkungan kita sendiri dan dengan cara kita sendiri, kami harus menyampaikannya kepada orang-orang di sini bahwa kalian itu haruslah memikirkan dan merenungkan semua hal ini, apa yang telah mereka kerjakan selama ini. Ini adalah sama dengan undang-undang negeri, jika ada yang melanggar undang-undang dari Negara, maka orang itu akan dihukum, jadi itulah penyebabnya; ini adalah seperti sentakan yang diberikan kepada kalian, karena kalian membangkitkan ketidak-senangan Tuhan, apakah bukan karena itu?
Sekarang orang-orang non-Ahmadi juga mulai menulis tentang hal ini, orang-orang mulai menulis di dalam surat-surat kabar yang diterbitkan dengan statemen-statemennya mereka. Saya sudah sedikit menyebutkannya di dalam Khutbah Jum’at saya yang lalu, bahwa semua kejadian-kejadian yang menimpa mereka itu adalah karena orang-orang tersebut sudah menjadikan Tuhan tidak senang, membuat Tuhan marah. Tetapi mereka itu tidak mau mengerti mengapa Tuhan Yang Maha Kuasa itu tidak merasa senang dengan orang-orang ini. Mereka harus memikirkannya dan harus merenungkannya mengapa Allah Taala itu tidak senang terhadap kalian?
Ada seseorang yang menyatakan bahwa Allah Taala akan memperlihatkan Tanda-tanda-Nya yang mendukung saya. Sekarang kalian lihatlah pada Tanda-tanda ini dan renungkanlah semuanya ini; kalian itu harus menghentikan sikap penolakan kepada orang tersebut, orang yang telah dikirim oleh Tuhan. Allah Taala tidak akan membiarkan orang yang pelanggar ini bebas sendirian, contoh-contohnya sudah ada di hadapan kita. Di Pakistan, undang-undang atau hukum yang kejam ini bukannya saja dibuat untuk dikeluarkan oleh Assembly, Perwakilan Rakyat, tetapi dengan adanya undang-undang yang kejam ini maka banyak orang-orang Ahmadi yang telah disyahidkan, di mana hukuman ini terus saja berlangsung, karena pada kenyataannya bahwa mereka yang orang-orang Ahmadi itu adalah mereka yang telah beriman dan percaya kepada Imam Zaman; dan dengan undang-undang yang kejam ini telah membuat orang-orang bertambah berani untuk berbuat jahat kepada orang Ahmadi, mereka terus melakukan hal ini. Walaupun sekarang Pemerintah dan Pengadilan di dalam beberapa kasus itu telah menjatuhkan hukuman pada satu dua orang yang jahat tersebut, tetapi selama undang-undang yang kejam itu ada, maka perbuatan jahat kepada orang-orang Ahmadi itu masih terus terjadi. Dalam Pemerintahan mana pun, di sana ada golongan-golongan atau partai yang suka berbuat jahat dan melakukan serangan-serangan terhadap orang-orang Ahmadi. Walau pun kami itu tidak akan memperoleh apa-apa dari orang-orang duniawi ini, tetapi dikarenakan perasaan simpati kami dan dengan kenyataan bahwa cinta kepada negeri itu adalah sebagian dari keimanan kami, maka kami ingin menarik perhatian pihak Pemerintah dan rakyat dari Pakistan, bahwa jika kita itu dapat menciptakan kedamaian dan jika kalian itu dapat melepaskan diri dari cengkeraman hukuman dari Allah ini, maka kalian itu harus mau merubah cara dan jalan-jalan kalian. Kalian itu harus belajar dari Negara tetangga kalian, Afghanistan, yaitu ketika di zamannya Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. dua orang Ahmadi telah disyahidkan. Tentang kejadian tersebut Hadhrat Masih Mau’ud a.s. mengatakan bahwa Allah Taala telah meyakinkan kepada saya bahwa, janganlah engkau terlalu merasa patah hati dan merasa sangat bersedih hati dikarenakan oleh dua orang pengikutmu itu telah di-syahidkan. Sehubungan dengan kedua orang yang syahid ini, Allah Taala akan membawa dan memberikan kepadamu satu partai besar orang-orang yang akan menjadi pengikut kamu. Bukankah engkau mengetahuinya bahwa Allah Taala itu mampu untuk berbuat apa saja yang Dia sukai? Jadi, dewasa ini orang-orang disyahidkan dikarena mereka itu orang Ahmadiyyah, mereka itu tidak akan melepasakan keimanan ini dari tangan mereka. Tetapi orang-orang ini akan mendapat manfaat dari janji-janji ini yang telah Allah berikan kepada Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. Setelahnya membunuh dua orang Ahmadi di Afghanistan ini, apakah Raja Afghanistan saat itu mampu untuk mencabut pohon Ahmadiyyah dari Afghanistan, apakah ia mampu untuk menghabiskan Ahmadiyyah dari negeri ini? Walaupun belum banyak tetapi masih ada orang-orang Ahmadi yang tinggal di Afghanistan sekarang ini. Allah Taala sesuai dengan janji-Nya itu akan membuat bangsa-bangsa datang dan masuk ke dalam Ahmadiyyah dan akan banyak orang-orang dalam jumlah yang amat banyak yang masuk di dalam golongan Ahmadiyyah. Tetapi berkenaan dengan tanah Afghanistan sendiri, dari peringatan yang telah Dia berikan itu, pada saat ini pun hal tersebut sudah dapat kita saksikan. Sampai hari ini pun, di negeri tersebut tidak pernah orang dapat merasakan adanya kondisi yang damai.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. mengatakan bahwa Raja kejam yang telah membunuh orang tak berdosa ini, maka dengan melakukan hal tersebut sebenarnya ia itu menghancurkan dirinya sendiri. Beliau mengatakan: “Wahai tanah Kabul, kamu akan menjadi saksi, betapa sangat seriusnya pelanggaran yang telah kalian perbuat itu; jadi inilah tanah yang tidak setia itu, yang telah engkau hilangkan dari pandangan mata Allah”. Jadi, inilah kata-kata yang seharusnya cukuplah untuk belajar satu pelajaran dari orang yang mengeluarkan kata-kata ini. Dia sudah pasti adalah Utusan dari Allah, dia yang mengkaitkan sesuatunya itu kepada Allah Taala dan ia berbicara dengan mengkaitkannya kepada Allah Taala, di mana sekarang setelahnya 100 tahun dari waktu kejadian tersebut, kita melihat apa hasilnya dan bagaimana akibatnya dari perbuatan itu. Raja yang di-intimidasi oleh Kiyai Mullah itu siapakah yang dapat menyelamatkan dia atau siapakah yang dapat menyelamatkan keluarganya, dengan Negara yang tanpa hukum dan tanpa kedamaian? Kata-kata ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa peringatan ini adalah sebenarnya dari seseorang yang datang dari Tuhan. Saya hanya ingin mengatakan kepada orang-orang dari negeri saya bahwa kalian itu agar berlaku bijaksanalah. Ada terdapat orang-orang terpelajar dan ada juga orang-orang biasa, janganlah membuat manusia ini menjadi Tuhan kalian, tetapi tanamkanlah rasa takut kepada Allah yang hakiki di dalam hati kalian. Tanah Pakistan diperoleh untuk kemerdekaan orang-orang Muslim; dengan pemikiran inilah Qaid e Azam - Muhammad Ali Jinnah – telah mendirikan Negara Pakistan ini untuk keperluan tersebut, bahwa orang-orang Muslimin itu harus terlepas dari cengkeraman kekejaman agar supaya orang-orang Muslimin ini dapat menegakkan aturan Islam dengan cara yang sedemikian rupa bahwa semua pengikut-pengikut aliran ke-agamaan itu mereka dapat hidup sesuai dengan keimanan mereka, di mana hak-hak mereka itu harus diberikan kepada mereka dengan penuh keadilan. Setiap penduduk Negara Pakistan harus diberikan hak-haknya dengan penuh kehormatan, sesuai dengan agama apa pun yang mereka anut. Tetapi jika Pemerintah akan terus mencampuri hak-hak dari orang-orang sehubungan dengan agamanya itu, jika ada kelemahan dan kekurangan dalam keadilan jika hak-haknya itu ditolak dan jika bagi orang-orang lainnya itu dikatakan bahwa apa pun yang mereka kerjakan itu adalah benar dan jika tidak begitu maka Pengadilanlah yang akan menghukumnya, maka yang demikian itu bukanlah keadilan, tetapi ini adalah sebuah penyerangan aggression dan transgression, pelanggaran. Bilamana keadilan duniawi itu tidak dihukumkan dan orang-orang yang dari Allah ini dilindas dengan apa yang dianggapnya sebagai kejahatan dan kemudian orang-orang yang lainnya itu tetap tidak memperoleh keberkahan dari Allah. Kalian itu harus takutlah kepada Allah. Orang-orang Ahmadi kita ini mencintai Negara Pakistan lebih-lebih dari orang-orang yang lainnya, kami telah banyak mengorbankan jiwa orang-orang kami pada saat terjadinya pemisahan Pakistan. Banyak dari orang kita yang telah menyerahkan jiwanya dan memainkan peranan penting untuk kemerdekaan Pakistan, banyak peranan-peranan penting yang dikerjakan oleh orang-orang Ahmadi. Juga dalam beberapa peperangan itu orang-orang Ahmadi telah memberikan kontribusinya demi untuk kepentingan negaranya itu dan mereka melakukan apa saja yang bisa dikerjakan demi untuk kemajuan negaranya.
Sebagaimana yang sudah saya sebutkan sebagai contohnya adalah dalam menolong orang-orang yang tertimpa bencana alam gempa bumi yang hebat. Sekarang saya merasa bahwa orang-orang yang Pakistani sejati itu adalah orang-orang Ahmadi di mana pun ia bertempat tinggal. Mereka inilah orang-orang yang selalu berusaha sekuat tenaga untuk kemajuan dan perkembangan Negara Pakistan dan mereka pun selalu berdoa untuk itu. Inilah tugas dari kita bahwa kami itu harus melakukan pekerjaan ini; di dalam lingkungan kami sendiri kami harus menyampaikannya kepada orang-orang Pakistan bahwa mereka itu haruslah takut kepada Allah dan janganlah menghancurkan negerimu sendiri. Ada banyak orang-orang Ahmadi yang tinggal di Pakistan dan saya merasa bahwa inilah hasil doa-doa orang Ahmadi bahwa Pakistan itu masih ada di sana. Kalau tidak demikian, yang orang-orang dapat mempercayainya, bahwa dengan perbuatan-perbuatan mereka itu menjadikan Negara Pakistan itu tidak dapat terlindungi, karena mereka itu cenderung untuk menghancurkan dan menghabiskan sama sekali Pakistan. Mereka melakukan hal ini yang kadang-kadang orang terheran-heran, di mana pada satu hari seorang anggota Parlemen perempuan di sini mengatakannya beberapa hari yang lalu bahwa ia itu tidak setuju dengan pertolongan yang diberikan kepada Pakistan, ia berkeberatan atas bantuan ini dengan alasan bahwa hal tersebut akan mengakibatkan pada orang-orang miskin di Pakistan, dan hal ini akan terus berlangsung. Ada masalah lainnya, apakah Pakistan itu akan menerima bantuan ini atau tidak, apakah mereka mau mengambilnya bantuan yang sedemikian ini ataukah tidak. Tetapi pemimpin itu dan para pemimpin lainnya mengatakannya di sini, bahwa European Union harus diminta untuk menghentikan bantuan untuk Pakistan ini dan Pemerintah yang melakukannya itu akan mendapatkan tekanan. Jadi, demikianlah orang-orang ini, orang-orang yang mengatakan bahwa kamilah orang-orang yang melindungi negeri ini, mereka mengundang orang-orang dari lain negeri untuk datang dan menolong mereka. Tetapi ada orang-orang yang bekerja sebegitu jauh bahwa walau pun mereka itu tidak mengucapkan banyak kata-kata tetapi pada kenyataannya mereka itu mengundang orang-orang lain untuk datang dan menguasai negeri ini; jadi, inilah orang-orang yang bukan pencinta sejati pada negaranya itu. Mereka adalah orang-orang yang menyombongkan diri dan yang pada kenyataannya para pemimpin ini sangat menyombongkannya bahwa kami itu katanya sudah memutuskan dan menyelesaikan isu yang sudah berjalan selama 90 tahun itu. Semoga Allah Taala menaruh belas kasihan-Nya pada negeri kami dan bagi orang-orang yang sama sekali buta itu semoga Allah membuka mata mereka dan orang-orang yang tidak dapat diperbaiki ini; dan semoga Allah Taala memberkati para pemimpin yang benar-benar cinta kepada negaranya dan pemimpin yang memperhatikan dan memelihara orang-orang dan rakyat miskin, yang bukan untuk kepentingan ego pribadinya; itulah orang-orang yang benar-benar bekerja untuk perbaikan dan kemajuan negerinya. Jadi, dalam hal ini setiap orang Ahmadi itu harus menaruh perhatian yang khusus pada shalat dan doa-doanya, terutamanya orang-orang Ahmadi Pakistani yang tinggal di Pakistan dan orang-orang Pakistan yang tinggal dan berada di mana saja di dunia.
Kemudian di Indonesia, situasi orang-orang Ahmadi di sana, saya ingin menyebutkannya. Pada waktu ini, lagi-lagi di sana sedang bangkit perlawanan oposisi yang terjadi di kampung-kampung yang terpencil, di kota-kota kecil yang jumlah orang Ahmadinya tidak banyak, yang menjadikan mereka sebagai target dari penindasan dan penganiayaan, di mana mereka itu mendapatkan serangan-serangan. Dalam beberapa kejadian mesjid mereka diserang dan dihancurkan dan juga mereka mengadakan intimidasi agar mereka itu keluar dari Jama’at ini; beberapa oknum Pemerintahan ada yang mendukung kegiatan orang-orang perusuh ini. Jadi, dengan merujuk pada kerusuhan dan kekacauan ini maka tekanan perlu diberikan kepada Pemerintah di sana karena kehidupan dan jiwa orang-orang Ahmadi di sana ada dalam keadaan bahaya. Ketika orang-orang ini jiwanya berada dalam keadaan bahaya dan kedamaian sedang ada dalam bahaya, oleh karena itu mereka ini katanya harus menyatakan dirinya sebagai non Muslim di tingkatan Pemerintahan, hanya kalau memberikan pernyataan demikianlah maka kedamaian itu akan dapat ditegakkan. Jadi, dengan perencanaan yang besar, orang-orang ini sedang berusaha menjalankan metoda ini namun Allah Taala, insya Allah akan mematahkan semua pekerjaan mereka itu, Dia insha-Allah akan melakukannya. Insha-Allah, pemikiran dari orang-orang untuk menghancurkan Ahmadiyyah itu, tidak akan bisa pernah terjadi, insya Allah. Demikianlah puncak usaha dari orang-orang tersebut yang untuk selama 100 tahun lebih yang terakhir ini usaha itu terus mereka lakukan, tetapi mereka itu tidak pernah berhasil. Kapan saja mereka itu melakukannya, mereka itu selalu dikalahkan; inilah yang membuat mereka itu seperti orang gila; Jama’at ini seharusnya sudah dapat dihabiskan sejak lama, tetapi inilah pohon yang ditanam oleh Allah Yang Maha Kuasa. Allah Taala telah memberikan jaminan dan janji-Nya kepada Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. Pohon organisasi ini akan terus tumbuh dan berkembang dan akan terus tumbuh dengan suburnya dengan buah hasil yang besar. Sama sekali tidak akan ada seorang pun yang dapat mematikannya, jadi kami itu sama sekali janganlah merasa khawatir bahwa orang-orang tersebut dapat menghapuskan Ahmadiyyah atau bahkan dari Indonesia mereka itu tidak akan dapat menghapuskan pesan amanah dari Ahmadiyyah. Dengan rahmat karunia kemurahan Allah, orang-orang Ahmadi di sana itu sangat kuat di dalam keimanannya di mana mereka itu mengurbankan segalanya demi untuk Ahmadiyyah. Indonesia, jika di sana ada satu dua orang yang ada dalam tekanan dan yang untuk sementara ada dalam ketakutan atau yang memperlihatkan kelemahan di dalam keimanannya untuk sementara karena mendapatkan intimidasi dari orang-orang tersebut maka kemudian insya Allah, Dia akan memberikan kepada kami lebih banyak lagi orang-orang Ahmadi yang memiliki keimanan yang lebih kuat. Inilah yang sudah terjadi di masa yang lalu ketika mereka melakukannya di Pakistan, ketika mereka itu punya pikiran bahwa dengan mendapat dukungan dari sana itu, maka keadaannya itu akan berada di tangan mereka. Jadi, yang kemudiannya Allah Taala mengkaruniai lebih banyak lagi kemajuan dan perkembangan kepada Ahmadiyyah. Pihak lainnya itu juga membuat undang-undang yang sangat keras untuk melawan Ahmadiyyah, tetapi Ahmadiyyah bahkan berkembang dengan lebih cepat lagi setelahnya itu. Lebih-lebih lagi Allah Taala menyediakan kepada kita jalan-jalan sedemikian untuk menyebarkan tabligh dari Ahmadiyyah yang dikarenakan oleh usaha manusia saja akan memerlukan bagi kami lama bertahun-tahun untuk melakukan hal tersebut. Janji dari Allah Taala kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. adalah bahwa Aku akan menyebarkan pesan amanah ini ke seluruh penjuru dunia, yang setiap harinya dimanifestasikan dengan tambahan kemegahan yang baru di mana tidak ada keraguan lagi bahwa orang-orang ini akan merusakkan jalannya Ahmadiyyah atau akan meng-intimidasi orang-orang Ahmadiyyah, tetapi kita harus berdoa semoga Allah Taala akan melindungi setiap dan semua Ahmadi dari sesuatu bahaya atau kerugian.
Orang-orang Ahmadi di Indonesia dan di Negara-negara mana saja, di mana-mana saja orang-orang Ahmadi itu harus selalu ingat bahwa mereka ini jangan sampai mengambil tindakan hukum dengan tangannya sendiri, jangan main hakim sendiri. Harus tetap berada dan mengikuti undang-undang dalam berusaha untuk mendapatkan hak-hak mereka itu. Tetapi walaupun dengan adanya opposisi mereka itu tidak boleh menghentikan bantuannya di dalam menolong orang lain. Yang dikarenakan dengan adanya perlawanan itu, jangan ssampai melalaikan untuk menjalankan pesan dari Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s., yang adalah ajaran Islam sejati yang mengikuti aturan-aturan dari Allah dan contoh dari Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. ini yang mereka tidak boleh berhenti untuk melakukannya. Pekerjaan ini harus terus dikerjakan walaupun kita harus memberikan pengurbanan jiwa untuk itu. Dengan cara inilah maka Allah Taala akan menolong semua Jama’at-jama’at Ilahi ini. Pertolongan dari Allah Taala pasti akan datang dan sudah mulai datang. Insha-Allah lebih-lebih dari yang sebelumnya Allah Taala itu akan memperlihatkan manifestasi dari kekuatan dan kekuasaan-Nya. Inilah tugas kami pada saat ini dan inilah tugas yang harus kami kerjakan.
Ketika badai puting beliung menghancurkan wilayah-wilayah di Indonesia, ketika gempa dan tsunami menimpa Indonesia yang amat sangat dahsyatnya, orang-orang Ahmadi kita pergi ke sana dan memberikan pertolongan kepada orang-orang. Jadi hati kami itu adalah senantiasa dipenuhi dengan perasaan cinta dalam menolong orang-orang tersebut yang memerlukan pertolongan. Hati kami ini dipenuhi dengan semangat kecintaan kepada sesama manusia di mana kami selalu siap memberikan pertolongan kepada orang-orang ini, kita harus memberikan pengkhidmatan untuk orang-orang ini. Jika ada orang yang menyengat kita dan orang-orang yang membuat kerugian dan kerusakan kepada kita, satu kali diceriterakan bahwa seekor kalajengking duduk di atas punggung seeekor sapi ketika sedang menyeberangi sebuah sungai dan kalajengking ini menggigit sapi tersebut setelah sampai di seberang; ketika ada yang bertanya kepada sapi mengapa engkau melakukannya, sapi itu menjawab bahwa itulah sifat alamiah saya dan saya melakukan apa yang menjadi sifat saya dan kalajengking pun melakukan apa yang sudah menjadi sifat alamiah dia. Jadi, berbuat untuk kesejahteraan manusia dan menolong sesama manusia itu adalah sudah menjadi sifat alamiah kami. Jika berkenaan dengan hal ini kami itu akan terus melakukannya tidak jadi soal apakah orang-orang itu akan menghargainya atau tidak; kita itu tidak mengharapkan sesuatu penghargaan dari orang-orang ini, karena ganjaran itu adalah dari Allah Taala. Oleh karena itu kami akan terus menolong orang-orang dan biarkanlah orang-orang yang lainnya itu melakukan apa saja yang mereka ingin melakukannya. Tugas kami adalah untuk menyebarkan kebaikan kepada orang-orang, yangkebaikan itu datangnya dari Tuhan dan kita harus menyebarkannya kepada orang-orang. Jadi setiap Ahmadi itu harus terus dan senantiasa melakukannya dengan sekuat tenaga dan dengan sebaik-baiknya, dengan penuh kesabaran dan doa-doa mereka ini harus terus melakukan tugas mulianya. Inilah perintah dari Allah Taala sebagaimana Allah Taala berfirman bahwa walaupun adanya serangan-serangan yang diarahkan kepada kalian, kalian itu jangan sampai bosan-bosannya untuk melaksanakan apa yang menjadi kewajiban kalian dengan terus sambil berdoa:
Surah Al-Baqarah ayat 46:
Dan, mohonlah pertolongan dengan sabar dan doa. Dan sesungguhnya hal itu sungguh berat, kecuali pada orang-orang yang khusuk merendahkan diri.
Dengan berdoa dan dengan bersabar untuk memohon pertolongan, yang hal ini sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang sangat bersabar dan khusuk di jalan Allah.
Ayat lainnya adalah bahwa: Hai orang-orang yang beriman, dengan berdoa dan bersabar itu mintalah pertolongan dari Allah, Allah Taala itu bersama orang-orang yang bersabar. jadi, ayat-ayat ini memberikan jaminan kepada kita bahwa dengan penuh pengabdian dan dengan rasa kerendahan diri, kami itu harus berserah diri kepada Allah Taala dalam menghadapi serangan mereka dan hal-hal buruk yang mereka kerjakan itu. Reaksi kami haruslah bahwa kami itu harus bersabar, dengan segala kesulitan dan hal-hal buruk yang dikenakan kepada kita itu, saudara-saudara itu bukannya dengan membalasnya kepada mereka melalui bantuan-bantuan duniawi, tetapi saudara-saudara itu mintalah pertolongan dari Allah. Allah Taala, dengan perintah-Nya dan instruksi dari Y.M. Rasulullah saw., serta ajaran yang diberikan oleh Hadhrat Masih Mau’ud a.s. kepada kita di zaman ini, maka bekerjalah sesuai dengan petunjuk-petunjuk tersebut dan pertolongan dari Allah itu pasti akan datang, insya-Allah pertolongan ini pasti akan datang dan kemenangan akhir itu akan berada di tangan kita dengan rahmat kemurahan Allah. Kemenangan itu adalah untuk Jama’at-nya dari Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. Janji dari Allah Taala kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. ini adalah bahwa Ahmadiyyah yang Islam sejati itu akan unggul, akan menjadi dominant dan akan memperoleh kemenangan-kemenangan. Jama’at ini yang dari pencinta besarnya kepada Y.M. Nabi Muhammad saw. akan menjadi unggul dan dominant di dunia ini. Mengenai janji kepada Nabi-nabi-Nya ini Allah Taala berfirman:
Surah Ibraahiim (14) ayat 48:
Maka janganlah engkau sekali-kali menyangka, bahwa Allah akan mengingkari janji-Nya kepada Rasul-rasul-Nya. Sesungguhnya, Allah Maha Perkasa, Pemilik pembalasan.
Jadi, saudara-saudara itu tidak akan melihat bahwa Allah Taala itu tidak akan menepati janji-Nya yang Dia telah berikan kepada Utusan-Nya; Allah Taala yang Pemilik Kekuatan dan Kekuasaan itu akan memberikan balasan-Nya kepada orang-orang pembangkang yang telah melakukan pelanggaran tersebut. Jadi, setiap Ahmadi itu haruslah merasa yakin bahwa insya-Allah, sesuai dengan janji dari Allah Taala, pertolongan dan dukungan dari Allah Taala itu akan senantiasa berada dengan Jama’at yang kecintaan-Nya ini. Tetapi orang-orang tersebut yang menjadi seperti orang yang tidak waras oleh perbuatan buruknya itu, jika mereka itu terus saja melakukan perbuatannya dalam menentang Utusan-Nya, maka orang-orang tersebut akan dicengkeram dan dihukum dengan kutukan dari Allah. Allah Taala berfirman bahwa Aku Maha Perkasa dan Aku akan memberikan balasan, Aku Pemilik Kekuatan untuk melakukan pembalasan. Jadi dengan peringatan yang Dia berikan ini agar orang-orang itu mau mengerti akan hal ini. Jadi buatlah perkara ini menjadi jelas kepada orang-orang itu bahwa kami telah menerima Imam Zaman ini, dan lihatlah akan Tanda-tanda dari Allah itu. Kalian bisa saja membuat kami susah dengan menganggu dan merugikan kita, tetapi itu hanyalah untuk sementara.
Di Indonesia, di Bangladesh atau di Pakistan semua kejadian yang bersifat sementara itu bisa datang menghadang pada jalan kita. Tetapi dikarenakan dengan telah menerima Hadhrat Masih Mau’ud a.s., dikarenakan keimanan itu dan dengan ketenangan yang ada di dalam hati kami, maka perbuatan kalian itu tidak akan dapat merampas kedamaian yang ada dalam hati kami ini; Allah Taala itu memberikan kedamaian hakiki kepada orang-orang beriman yang sejati. Jadi, kami itu akan senantiasa memohon pertolongan dari Allah Taala dan kami akan selalu berdoa:
Agar supaya, yang dikarenakan oleh penyerangan dan perbuatan buruk yang kalian lakukan kepada kami itu janganlah sampai kami ini menjadi menyimpang dari jalan yang lurus di mana kami itu mungkin saja memberikan respon balasan dengan cara yang sama dengan apa yang mereka lakukan, jadi janganlah sampai kami itu melakukan cara mereka ini. Jadi janganlah sampai kami itu menjadi patah hati dan janganlah sampai kami ini mahrum atau tidak mendapatkan apa yang telah Dia janjikan ini bahwa innallaaha ma’ashshabirin Allah itu bersama dengan orang-orang yang bersabar. Jadi, itulah tugas kita bahwa kami itu harus dapat meraih lebih banyak dan lebih banyak lagi keberkahan-keberkahan dari Allah Taala dengan memperlihatkan ketabahan kami dan dengan bekerja mengikuti ajaran yang Dia telah berikan, yang Dia telah firmankan di dalam Kitab Suci Al-Qur’aan dan dengan pengertian yang sepenuhnya sebagaimana yang telah diberikan kepada kami oleh Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa janganlah sampai punya pikiran bahwa Allah Taala itu akan membiarkan saudara-saudara binasa; kalian adalah benih yang ditanam oleh Tangan-Nya di muka bumi ini. Allah Taala berfirman bahwa benih ini akan tumbuh dan berkembang; di mana-mana cabang-cabangnya akan menjulang tinggi dan akan sukses berbuah dan berjaya. Maka beberkatlah mereka, orang-orang yang beriman dan percaya kepada kata-kata dari Allah ini, di mana semua masalah yang datang menghalangi jalan kita tidak akan membuat mereka merasa takut atau khawatir, karena cobaan dan ujian itu memang ada di sana, karena Allah Taala akan menguji keimananmu, siapa yang benar-benar di dalam bai’at-nya dan siapa yang tidak. Mereka orang-orang yang bermain-main dengan perbuatan masalah ini, ia tidak akan dapat berbuat apa-apa dengan Allah Taala ini, tetapi ia itu akan dimasukkan ke dalam api neraka, alangkah baiknya jika orang-orang seperti itu tidak pernah dilahirkan ke dunia. Namun bagi orang-orang yang memperlihatkan kesabarannya sampai seterusnya, maka mereka itulah yang dengan adanya ujian dan cobaan ini orang-orang itu pada mentertawakannya, orang-orang itu tidak menyukai pada orang-orang yang sabar ini, namun pada akhirnya orang-orang yang bersabar inilah yang akan keluar sebagai pemenang dan berjaya di mana pintu-pintu keberkahan dari Allah itu akan terbuka bagi orang-orang ini. Allah Taala telah mengatakannya kepadaku bahwa saya harus menyampaikan kepada Jama’at-ku ini bahwa orang-orang yang beriman dan dengan keimanan yang sedemikian, yang tidak bercampur dengan keduniawian, itulah keimanan yang sama sekali terhindar dari kemunafikan dunia dan dari kelemahan. Inilah orang-orang yang benar-benar memiliki keimanan sejati yang menjadi kecintaan dari Allah dan Allah Taala berfirman bahwa itulah orang-orang yang teguh di dalam pendiriannya dan yang keimanannya itu berakar dengan kokohnya.
Semoga Allah Taala memberikan kemampuan kepada kita semua untuk tetap bersabar dan teguh di dalam keimanan kita dan sesuai dengan ajaran dan keinginan dari Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s., semua dari kita itu dapat mengerti akan ajaran dari Islam dan Ahmadiyyah dalam cara-cara yang sebagaimana mestinya.
Pamulang-Banten, November 25, 2007 / Marsela (Maruya Selatan) -Jak.Bar., 3 Desember 2007