Senin, 18 April 2011

TIDAK ADA LAGI NABI -Tidak ada ayat Alqur-aan-nya

Tidak ada ayat dalam Alqur-aan yang secara “to the point” mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw adalah “NABI TERAKHIR”; mereka, kiyai, ulama-ulama dan maulvi mereka hanya merujuk pada hanya SATU-SATU-nya ayat Alqur-aan ini saja: Maa kaana muhammadun abaa ahadim mir rijaalikum ....

Surah Al-Ahzaab (33) ayat 40: (yang salah satu artinya, adalah) ………… akan tetapi, ia (Maa kaana Muhammadun) adalah Rasul Allah dan pemeterai (yang membenarkan) sekalian nabi-nabi, …….

Dalam ayat Alqur-aan ini, Allah SWT. membela keluhuran, kemuliaan dan kebenaran Nabi Muhammad saw., di mana Nabi saw. mengawini janda anak angkatnya Zainab, yang karena tidak ada keserasian, tidak se-kufu, perkawinannya tidak bertahan lama telah diceraikan oleh Zaid bin Haritsah, yaitu seorang bekas budak belian yang dimerdekakan dan diangkat “sebagai anak” oleh Nabi Muhammad saw., seperti yang difirman dalam ayat Al Ahzaab sebelumnya 33:37 ......... fa lammaa qadha Zaidum minha watharan zawwajnaakaha likaila yakuuna ‘alal mu’miniina harajun fii azwaaji ad’iyaaihim idzaa qadhau minhunna watharaw wa kaana amrullaahi maf’uulaa –yang artinya- ........ Maka tatkala telah selesai hubungan Zaid dengan istrinya. Kami kawinkan engkau dengan dia, supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk mengawini bekas istri anak angkat mereka apabila telah selesai hubungannya dengan mereka. Dan ketetapan Allah berlaku.

Menurut adat jahiliyah, status Zainab adalah bekas menantu Nabi Muhammad saw., dari anak angkatnya Zaid; perkawinan dengan Nabi saw. dengan bekas menantu beliau ini dianggap oleh adat Arab lama menistakan tindakan Nabi saw. dan yang sangat mereka cela. Kejadian ini dibela oleh Allah SWT., bahkan pernikahan Nabi saw. dengan Zainab itu adalah atas dasar petunjuk dari Tuhan. Tuhan mengatakan Muhammad adalah Khaataman Nabiyyin – yang salah satu artinya adalah yang paling mulia, afdhal dari semua Nabi-nabi, dan Pemeterai, atau yang membenarkan semua Nabi-nabi.

Jika benar bahwa Nabi Muhammad itu benar-benar adalah Nabi terakhir dan / atau tidak ada akan lagi Nabi Utusan Allah lainnya setelahnya Nabi Muhammad saw –seperti yang banyak sekali dihebohkan oleh ulama, kiyai dan maulvi mereka, maka tentunya ada firman Allah lainnya lagi di dalam (ayat) Kitab suci alqur-aan yang secara “to the point” menyatakan bahwa “Muhammad adalah Nabi terakhir” dan/ atau “Tidak ada lagi Nabi setelah Muhammad”. Belum pernah ada ulama, kiyai atau Maulvi mereka, yang bisa menunjukkan ayat seperti ini .......

Ayat-ayat Alqur-aan yang menyebutkan Nabi atau Rasul akan datang, Nabi dikirimkan kepada setiap umat dan yang seperti itu, banyak ditemukan di dalam Alqur-aan.

Pertanyaannya ialah: A fa laa ta’qiluun – Apakah engkau tidak mau berfikir, apakah engkau tidak mau menggunakan otak atau menggunakan akal sehatmu?

Sabtu, 16 April 2011

Nabi Palsu dihebohkan oleh Orang yang Sombong

NABI PALSU? Isu ini dihebohkan oleh orang yang sombong dan sok!

Nabi Palsu? Isu ini dihebohkan oleh orang yang sok, orang-orang atau Ulama yang sombong; dilemparkan oleh orang-orang atau Ulama-ulama yang sok, yang merasa LEBIH TAHU daripada TUHAN dan merasa LEBIH KUAT daripada Tuhan! Apa buktinya?

Dalam Kitab Suci Alqur-aan Allah SWT sudah berfirman:

An Nahl, 16:125 …….. inna rabbaka huwa a’lamu biman dhalla ‘an sabiilihii wa huwa a’lamu bil muhtadiin - ….. Sesunguhnya Tuhan-mu Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang sesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Pertanyaannya: Apakah ulama-ulama MUI atau OKI atau Rabithah merasa lebih tahu dari apa yang difirmankan oleh Tuhan?

Baca juga ayat-ayat lainnya yang maksudnya sama, dalam An Najm (53:30), dan Al Qalam (68:7).

Pertanyaannya adalah: A fa laa ta’qiluun – Apakah engkau tidak mau menggunakan pikiranmu, menggunakan akal sehatmu?

Nabi Palsu, orang yang mengaku-ngaku mendapat wahyu atau ilham bahwa ia adalah Utusan Tuhan, apakah akan dibiarkan oleh Tuhan? Apakah akan diibiarkan misinya sukses di dunia?

Nabi palsu tidak akan dibiarkan oleh Tuhan hidup lama sehingga akan menyesatkan manusia. Nabi Palsu (dan yang Tahu bahwa ia itu adalah Nabi palsu tentu hanyalah Tuhan sendiri; kalau dalam jabatan dunia seperti Presiden-lah yang membuat SK-nya, jadi ia-lah yang tahu), Nabi Palsu itu akan langsung ditangkap dan dicengkeram oleh Tangan Tuhan sendiri (dan tidak ada yang bisa menghalanginya), firman Allah swt.:

Al Haaqqah (69 : 44-46) : Wa lau taqawwala ‘alainaa ba’dhal aqaawiil. La akhadznaa minhu bilyamiin. Tsumma la qatha’naa minhul matiin – Dan sekiranya meng-ada-adakan sebagian dari perkataan dengan atas nama Kami. Niscaya Kami akan menangkap dia dengan Tangan kanan. Kemudian, kami potong urat nadi lehernya.

Apakah tangan-tangan MUI, Rabithah dan OKI merasa lebih kuat daripada Tangan Tuhan untuk mencengkeram Nabi yang dikatakan oleh mereka sebagai palsu itu?? Padahal Tuhan telah berfirman juga (69:47) Dan tiada seorang pun di antaramu yang dapat mencegahnya!

Pertanyaannya adalah: A fa laa ta’qiluun – Apakah engkau tidak mau menggunakan pikiranmu, menggunakan akal sehatmu?

Baca juga ayat-ayat lainnya yang maksudnya serupa Al Mu’min (40:28), Al Ahqaaf (46:8).

Jadi kalau sudah dibuktikan Misinya ini sukses di seluruh dunia untuk selama lebih dari 122 tahun, dan sudah berdiri di hampir 200 negara di dunia, walaupun MUI, MenAg. RI, OKI dan Rabithah tidak menyukainya, bahkan menetang dan menolaknya, apakah ini artinya??? Ahmadiyyah Zindabad!!!

Pertanyaannya adalah: A fa laa ta’qiluun – Apakah engkau tidak mau menggunakan pikiranmu, menggunakan akal sehatmu?

Mersela, 14-4-2011

Menghebohkan Nabi Palsu tanpa Dasar dari Alqur-aan

MUI menghebohkan seluruh warga masyarakat RI dengan isu NABI PALSU yang menyesatkan tanpa dasar dari Ayat K.S. Alqur-aan.

Ini didasarkan pada Ayat Alqur-aan yang mana?!

Tolong bantu saya menemukan ayat Alqur-aan mana, atau Surah mana yang dihebohkan oleh MUI yang bunyinya kira-kira: “Ya ayyuhannaas ….. Hai manusia janganlah kamu dikecoh kan oleh Nabi Palsu yang menyesatkan? Yakni, karena saya belum menemukan ayat Alqur-aan yang dipakai sebagai dasar oleh MUI supaya berhati-hati jangan sampai disesatkan oleh Nabi palsu, ini ng dikatakan oleh Ulama-ulama MUI itu! Apakah mungkin juga MUI ini mengambil dasar dari “Kitab-kitab” yang dikeluarkan oleh Rabithoh Alam Islamy dan OKI, yang diterbitkan di Mekah/ Saudi Arab? Karena kalau fakta dari Kitab Suci Alqur-aan sih tidak ada! Atau tolong bantu saya untuk menemukannya! Terima kasih sebelumnya!

Adapun fakta-fakta yang ada dari Alqur-aan, yang jumlahnya tidak sedikit itu adalah peringatan dari Tuhan kepada manusia seperti:

· Ya hasratan ‘alal ‘ibaadi maa ya’tiihim mir rasuulin illaa kaanuu bihii yastahzi-uun - Ah, sayang bagi hamba-hamba-Ku! Tidak pernah datang kepada mereka seorang Rasul, melainkan mereka senantiasa mencemoohkannya (Yaa Siin, 36:30).

· Wa maa ya’tiihim mir rasuulin illaa kaanuu bihii yastahzi-uun – Dan tidak pernah datang kepada mereka seorang Rasul pun, melainkan kepadanya mereka memperolok-olokkan (Al Hijr, 15:11)

· Wa maa ya’tiihim min nabiyyin illaa kaanuu bihi yastahzi-uun - Dan, tidak pernah datang kepada mereka seorang Nabi, melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya (Az Zukhruf, 43:7)

Dan ada banyak peringatan dari Tuhan Maha Kuasa terhadap orang-orang yang meng-olok-olokkan, menolak dan mendustakan Rasul atau Nabi itu; inilah salah satu contohnya:

Fa ahlaknaa asyadda minhum bathsyaw wa madhaa matsalul awwaliin - Maka Kami membinasakan yang lebih kuat dari mereka pun, dan telah berlalu pula contoh-contoh orang-orang terdahulu (yang mendurhakai Nabi/Rasul; Az Zukhruf, 43:8).

Sungguh mengherankan jika Ulama-ulama MUI itu telah menghebohkan seluruh warga RI dengan isu Nabi palsu yang menyesatkan, padahal bukan MUI yang membuat SK pengangkatan para Nabi itu khan? Yang tahu mana Nabi yang palsu dan mana Nabi yang benar, bukanlah Ulama-ulama MUI, bukan pula Ulama-ulama OKI dan bukan pula Ulama-ulama Rabithoh Alam Islamy; tetapi hanya Tuhan Yang Satu.

Lagi pula siapa yang sesat dan siapa yang mendapat petunjuk pun hanyalah Tuhan; Allah berfirman:

An Nahl, 16:125 …….. inna rabbaka huwa a’lamu biman dhalla ‘an sabiilihii wa huwa a’lamu bil muhtadiin - ….. Sesunguhnya Tuhan-mu Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang sesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Pertanyaannya: Apakah ulama-ulama MUI atau OKI atau Rabithah merasa lebih tahu dari apa yang difirmankan oleh Tuhan?

Baca juga ayat-ayat lainnya yang maksudnya sama, dalam An Najm (53:30), dan Al Qalam (68:7).

Pertanyaannya adalah: A fa laa ta’qiluun – Apakah engkau tidak mau menggunakan pikiranmu, menggunakan akal sehatmu?

Nabi Palsu, orang yang mengaku-ngaku mendapat wahyu atau ilham bahwa ia adalah Utusan Tuhan, apakah akan dibiarkan oleh Tuhan? Apakah akan diibiarkan misinya sukses di dunia?

Nabi palsu tidak akan dibiarkan oleh Tuhan hidup lama sehingga akan menyesatkan manusia. Nabi Palsu (dan yang Tahu bahwa ia itu adalah Nabi palsu tentu hanyalah Tuhan sendiri; kalau dalam jabatan dunia seperti Presiden-lah yang membuat SK-nya, jadi ia-lah yang tahu), Nabi Palsu itu akan langsung ditangkap dan dicengkeram oleh Tangan Tuhan sendiri (dan tidak ada yang bisa menghalanginya), firman Allah swt.:

Al Haaqqah (69 : 44-46) : Wa lau taqawwala ‘alainaa ba’dhal aqaawiil. La akhadznaa minhu bilyamiin. Tsumma la qatha’naa minhul matiin – Dan sekiranya meng-ada-adakan sebagian dari perkataan dengan atas nama Kami. Niscaya Kami akan menangkap dia dengan Tangan kanan. Kemudian, kami potong urat nadi lehernya.

Apakah tangan-tangan MUI, Rabithah dan OKI merasa lebih kuat daripada Tangan Tuhan untuk mencengkeram Nabi yang dikatakan oleh mereka sebagai palsu itu?? Padahal Tuhan telah berfirman juga (69:47) Dan tiada seorang pun di antaramu yang dapat mencegahnya!

Pertanyaannya adalah: A fa laa ta’qiluun – Apakah engkau tidak mau menggunakan pikiranmu, menggunakan akal sehatmu?

Baca juga ayat-ayat lainnya yang maksudnya serupa Al Mu’min (40:28), Al Ahqaaf (46:8).

Jadi kalau sudah dibuktikan bahwa misinya Nabi Isabnu Maryam akhir zaman, yang adalah pengikut sejati dan pengikut setia dari Nabi Muhammad yang Khaataman Nabiyyiin ini sukses di seluruh dunia untuk selama lebih dari 122 tahun, dan sudah berdiri di hampir 200 negara di dunia, walaupun MUI, MenAg. RI, OKI dan Rabithah tidak menyukainya, bahkan menetang dan menolaknya, apakah ini artinya??? Artinya tidak lain, insya Allah Taala: Ahmadiyyah Zindabad!!!

Pertanyaannya adalah: A fa laa ta’qiluun – Apakah engkau tidak mau menggunakan pikiranmu, menggunakan akal sehatmu?

Mersela, 15-4-2011

Selasa, 08 Maret 2011

AHMADIYAH Salah, Biar Tuhan Menghukumnya

Mahfud MD (MK): (Kalau) Ahmadiyah Salah Biar Tuhan Sendiri Menghukumnya

Antara - 1 jam 36 menit lalu 7 Maret 2011

Mahfud: Ahmadiyah Salah Biar Tuhan Sendiri Menghukumnya

Jakarta (ANTARA) - "Saya lebih suka kembali ke dalilnya Gus Dur bahwa setiap orang tidak usah membela Tuhan, karena Tuhan itu tidak perlu dibela. Tuhan itu bisa membela dirinya sendiri kok. Kalau Ahmadiyah memang salah, biar Tuhan yang menghakimi," kata Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, di Jakarta, Selasa.

Hal ini diungkapkan ketua MK ini menanggapi berbagai aksi kekekarsan dan pelarangan terhadap kegiatan Ahmadiyah di berbagai daerah.

Untuk itu Mahfud mengimbau setiap kelompok masyarakat tidak melakukan kekerasan atas nama agama kepada orang lain karena negara menjamin hak setiap warga melaksanakan keyakinannya secara merdeka tanpa ada paksaan oleh siapapun dan dalam bentuk apapun.

Mantan menteri pertahanan era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menyesalkan banyaknya tindakan kekerasan yang dilakukan kelompok organisasi masyarakat yang mengatasnamakan agama.

Tindakan intimidasi, penganiayaan, serta pengrusakan yang dilakukan kepada jamaah Ahmadiyah itu akan membunuh masa depan setiap warga yang akan menjalankan keyakinannya.

"Itu kan kasihan sekali, kalau masa depan (jamaah Ahmadiyah) tidak ada hanya karena keyakinannya mau dibunuh. Konstitusi tidak membolehkan jika ada warga negara yang merasa terancam karena keyakinannya," katanya.

Tentang permintaan pembubaran kegiatan Ahmadiyah, Mahfud juga mengatakan bukan solusi yang terbaik untuk menyelesaikan kasus tersebut.

"Misalnya Ahmadiyah dibubarkan, tidak akan menghilangkan keyakinan mereka. Organisasinya bubar, tapi penganutnya tidak bubar, karena itu keyakinan," katanya.

Mahfud juga tidak setuju tentang usulan Ahmadiyah menjadi agama sendiri. "Itu juga tidak akan selesai, karena Ahmadiyah itu bukan soal nama, tapi simbol-simbol Islam di situ, Al Qurannya sama, sholatnya sama," kata Mahfud.

Ketua MK ini juga mengakui bahwa kasus Ahmadiyah membuat negara menjadi dilematis karena dalam satu sisi harus menjamin dan melindungi setiap keyakinan orang.

"Tetapi di sisi lain, orang Islam merasa keyakinannya juga harus dilindungi, kalau Ahmadiyah beroperasi itu berarti, keyakinan Islam tidak terlindungi, itu yang di-suarakan oleh FPI," katanya.

Untuk itu, lanjutnya, negara sebaiknya kembali ke hukum saja, yakni hanya tindakan saja yang dinilai oleh negara, bukan masalah keyakinannya.


Usul solusinya:

Bagaimana jika semuanya saja (Mainstream) itu ikut dan masuk ke dalam Jemaat Ahmadiyah; pasti semuanya beres, tidak ada yang dirugikan; aman dan mendapatkan banyak berkat dan ridha Ilahi, sampai Kiamat. Insya Allah Taala.

Daripada saling pukul eh - atau memukuli orang lain yang sama-sama membaca Kalimah Syahadat dll sehingga menjadi Kaafir kembali sebagaimana yang sudah diprediksikan oleh YM. Nabi Muhammad saw. Dalam Khutbah Haji Perpisahannya (Wa’da):

JANGANLAH KAMU MENJADI KAFIR KEMBALI SEPENINGGAL AKU (Rasulullah saw), YAITU DENGAN SALING MEMUKUL SATU SAMA LAIN DI ANTARA KAMU:

Diriwayatkan dari Jarir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda kepadaku sewaktu Haji Wada’ supaya menyuruh para manusia agar diam. Setelah orang-orang diam, beliau bersabda:

“Janganlah kamu kembali menjadi orang-orang kafir sepeninggalku dengan memukul-mukul leher di antara satu sama lain di kalangan kamu“ (HR Bukhari dan Muslim/ Muttafaq ‘alaih).

Salaaamun; Mersela 9-3-2010

Rabu, 23 Februari 2011

KHALIFAH DIANGKAT OLEH TUHAN, Rusuhlah Manusia

Tuhan mengangkat seorang Khalifah
Dan Rusuh-lah orang arus Mainstream yang Menolaknya

Wa idz qalaa rabbuka lil malaa-ikati innii jaa-ilun fil ardhi khaliifatan ……

Dan ketika Tuhan engkau berkata kepada para Malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di bumi;” Berkata mereka (para Malaikat itu), “Apakah Engkau akan menjadikan di dalamnya orang yang akan membuat kekacauan di dalamnya dan akan menumpahkan darah? …..
Berfirman Dia, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui?”
(Al Baqarah 30/31)

Keterangan:
· Mala-’ikah, para Malaikat berarti yang mengawasi dan mengendalikan, dan juga yang mengirimkan; mereka-lah yang mengendalikan kekuatan-kekuatan alam dan juga membawa wahyu Ilahi kepada Utusan-utusan Allah dan Pembaharu-pembaharu samawi.
· Wujud Khalifah diperlukan bila tertib harus ditegakkan dan hukum harus dilaksanakan.
· Para Malaikat itu sebenarnya tidak mengemukakan keberatannya terhadap rencana Ilahi itu; keberatan dari para Malaikat itu hanya menyiratkan tentang akan adanya orang-orang di bumi yang akan membuat kekacauan dan menumpahkan darah.
· Karena manusia di-anugerahi kekuatan-kekuatan besar untuk berbuat baik dan juga untuk berbuat jahat, para Malaikat itu hanya melihat dari segi gelapnya tabi’at manusia; tetapi, Tuhan mengetahui bahwa manusia dapat mencapai tingkat ahlak yang demikian tingginya, sehingga ia dapat menjadi cermin sifat-sifat Ilahi; itulah yang Tuhan katakan, “Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Sekali lagi Tuhan menetapkan, Wujud Khalifah diperlukan bila tertib harus ditegakkan dan hukum harus dilaksanakan; orang bertanya, mengapa bukan ulama-ulama saja, yang ditugasi untuk menegakkan ketertiban dan hukum di dunia ini – seperti yang selalu ditonjolkan oleh Islam Mainstream itu - Namun fakta menunjukkan bahwa justru Ulama-ulama uhum mereka itulah yang selalu mengganjal dan menganiaya orang-orang pilihan yang diutus oleh Tuhan itu. Lihatlah Nabi Isa Jesus a.s. bahkan telah dihukum Salib oleh Penguasa Romawi (Pilatus) atas desakan dan fitnahan dari Ulama-ulama Yahudi yang menuduh bahwa Nabi Isa a.s. itu akan mendirikan sebuah “kerajaan”.

(Rujukan Surah Al Baqarah Ayat 30/31)


PPSi, Mersela- Jakarta Barat; 24-2-2011

Selasa, 18 Januari 2011

AHMADIYAH Kebangkitan kembali Islam (III) Baraheen Ahmadiyyah

AHMADIYYAT THE RENAISSANCE OF ISLAM
AHMADIYYAH KEBANGKITAN KEMBALI ISLAM (Jilid III)

Kisah Hadhrat Mirza Ghulam a.s.; Sebelum Pengangkatan sebagai Utusan Allah, Hadhrat Ahmad dikenal sebagai Pembela dan Pahlawan Islam;
Baraheen Ahmadiyyah - Tafsir Alqur-aan

Dari tulisan sebelumnya; katakanlah Jilid I:
Atas pilihannya sendiri Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad menjalani kehidupannya yang bukan saja sederhana tetapi cermat dan ketat juga; beliau menyibukkan diri terutamanya dengan beribadah menyembah Allah, berdzikir mengingat Tuhan, mempelajari dan merenungkan Kitab Suci Alqur-aan Al-hadits dan literature keagamaan lainnya. Beliau berlangganan satu dua buah Surat Kabar, dan satu kali beliau mengajukan permintaan kepada kakandanya (Mirza Gulam Qadir, yang memegang dan mengelola separuh harta warisan haknya dari ayahandanya yang banyak itu) untuk membayar langganan Surat Kabar tersebut, yang ditolak dengan dasar bahwa untuk orang yang tidak punya kerja, membaca Surat Kabar itu hanya membuang waktu yang sia-sia saja dan mengeluarkan uang untuk itu dianggapnya berlebih-lebihan.

Anggota-anggota keluarga lainnya pun tidak ada yang berminat atas cara hidupnya Hadhrat Ahmad, beberapa dari mereka bahkan tidak bisa menyembunyikan rasa permusuhannya dan rasa muaknya atas arah kehidupan Hadhrat Ahmad; tetapi Hadhrat Ahmad tidak membiarkannya hal ini mengganggu kenteraman cara hidupnya, beliau menerima apa saja yang datang dengan spirit bertawakal penuh gembira, menganggap bahwa hal itu adalah ujian yang ditakdirkan oleh Tuhan untuk dapat bertahan.

Hadhrat Ahmad merasa sedih melihat keadaan orang-orang di saat itu, seperti dikatakannya:
Kesan selama bekerja beberapa tahun di Sialkot itu Hadhrat Ahmad melihat bahwa sangat sedikit sekali orang yang mengamalkan kewajiban agamanya sebagaimana mestinya, sedikit saja dari mereka yang menghindarkan diri dari kegemaran mengejar barang haram. Hadhrat Ahmad mengatakan: Saya sungguh heran melihat cara kehidupan mereka itu. Saya melihat mereka itu senang mengumpulkan uang baik yang halal maupun yang haram juga, di mana dalam masa hidup yang singkat ini usaha mereka ditujukan pada kepentingan duniawi belaka. Saya menemukan hanya sedikit saja orang-orang yang merefleksikan ke-Agungan Ilahi, dengan menanamkan nilai-nilai ahlak yang tinggi, seperti kelembutan dan kesabaran, kemuliaan, kesucian dan kesederhanaan, kerendahan hati dan perasaan simpati terhadap sesama. Saya mendapatkan kebanyakan mereka itu terkena penyakit sombong, kelakuan yang tidak senonoh, melalaikan nilai-nilai keagamaan dan segala macam ahlak perilaku yang buruk. Hadhrat Ahmad mengatakan, adalah kebijakan Allah Maha Kuasa yang telah menakdirkan kepada saya untuk mendapatkan pengalaman dengan berbagai macam tipe orang-orang, di mana saya itu harus berteman dengan mereka yang dari bermacam-macam jenis orang ini. (Dalam Kitabul Barriyah).

Seperti yang sudah ditulis sebelumnya (dalam Jilid I), mulai dari tahun 1872 dan seterusnya, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad mulai muncul sebagai pahlawan pembela Islam, membela dan mempertahankan Islam dari serangan Kristiani, Arya Samajist dan Bramho Samajist dengan menyajikan keindahan dan ketinggian ajaran Islam di dalam segala aspek. Beliau melakukan hal ini dengan menulis artikel-artikel untuk diterbitkan antara lain dalam Surat Kabar dan Majalah.

Di saat itu, kegiatan Arya Samaj yang didirikan oleh Swami Dayanand sudah berkembang dengan cepatnya di Punjab dan mulai ditujukan secara kasar dan bahkan dengan kritikan yang menghina terhadap Islam, terhadap doktrin dan ajarannya. Dalam polemic itu pribadi YM Nabi Muhammad saw pun tidak tertinggal, di mana karakter beliau saw. itu di-interpertasikan secara keji dalam dalam ukuran yang paling busuk. Sisi lainnya yang dari mana Islam itu diserang adalah dengan serangan yang konstan dari organisasi missionary Kristiani, yang serangan sengitnya terhadap Islam dituliskan dalam ukuran yang paling ofensif.

Hadhrat Ahmad melihat: Di dalam situasi seperti ini orang-orang Islam sendiri berada dalam keadaan yang sama sekali tidak berdaya dan memperlihatkan ketiadaan ghairah yang amat sangat. Mereka, orang-orang Islam yang masih hidup dalam menghadapi risiko bahaya yang mengancam Islam dan orang Muslim, tidak dapat berpikir tentang cara apa yang efektif dalam menghadapi bahaya ini dan bagaimana mengatasinya. (Jadi, mengapa kemudian, Imam Mahdi dan Isa Al-Masih yang dijanjikan itu perlu datang!)

Mirza Ghulam Ahmad membuktikan bahwa beliau adalah seorang yang “great exception” yang memiliki kekecualian yang istimewa. Beliau mempelajari Kitab Suci Alqur-aan, yang dengan merenungkannya secara mendalam, mempelajari kebenaran-kebenaran abadi, menggantungkan kepercayaan sepenuhnya akan rahmat keberkahan, kebajikan Tuhan serta pengalaman hubungannya dengan Dia, sudah memperlengkapi dia dengan kualitas sebagai pahlawan juara Islam yang efektif. Dengan petunjuk ilham Ilahi beliau merasa didesak untuk memulai usaha sebuah proyek yang bukan saja menolong untuk menjaga dan melindungi Islam terhadap serangan permusuhan, tetapi juga yang akan dengan secara jelas dan memperlihatkan secara terbukti keunggulannya Islam di atas semua agama-agama dan keyakinan lainnya. Hadhrat Ahmad dengan keteguhan hatinya memulai mengemukakan keistimewaan Islam di dalam sebuah karya besar yang beliau tetapkan dalam apa yang dinamakan Baraheen Ahmadiyyah.

Islam sedang diserang dari berbagai jurusan, Orang-orang Brahmo Samaj menggunakan segala daya upaya untuk menegakkan superiority dari keyakinannya di atas Islam dengan melalui tulisan-tulisan falsafahnya. Saudara-saudara Kristiani mendedikasikan ssluruh usahanya untuk menghapuskan Islam …… ; singkatnya seluruh pengikut dari semua agama-agama yang lain itu berkeinginan keras untuk menghapuskan Nur Islam. Sudah lama kami merasa sangat cemas, siapakah kiranya ada seseorang Ulama Muslim yang mendapat ilham dari Tuhan untuk berdiri mendukung dan membela Islam, yang bisa menulis buku yang sesuai zaman yang sesuai akal dan dengan dalil-dalil skriptual untuk membuktikan bahwa Alqur-aan adalah Firman Tuhan dan Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. adalah seorang Nabi yang benar Utusan Tuhan. Kami merasa sangat bersyukur kepada Tuhan bahwa keinginan kami itu telah terpenuhi. Inilah buku yang sudah lama kami tunggu-tunggu itu yang bernama Baraheen Ahmadiyyah, di mana pengarangnya telah mengemukakan 300 dalil-dalil yang meyakinkan untuk membuktikan kebenaran Alqur-aan dan kebenaran Kenabian Muhammad saw.

Baraheen Ahmadiyyah untuk Membela dan Meng-Unggulkan Islam di atas semua Agama
Commentary on The Holy Quran – Volume I Surah Fatihah (Contohnya di bawah ini):

Criticism of Bismillah Refuted – Bantahan Terhadap Kritikan atas Bismillah

Kami akan menjelaskan mengenai keberatan atas bahasa sastera dari “Bismillah ir Rahmanir Rahim” oleh beberapa pengkritik, (1) Rev. Mr. Imaduddin seorang pendeta Kristiani yang menulis keberatannya di dalam bukunya “Hidayatul Muslimeen”; dan (2) Bawa Narain Singh, seorang Hindu gentleman, pendebat dari Amritsar, yang karena kefanatikannya hanya meng-copy keberatannya dalam majalahnya “Vidya Prakashak”.

Keberatannya adalah katanya bahwa “Rahmanir Rahim” itu canggung, tidak elegant, dan bahwa urutan yang seharusnya adalah “Ar-Rahimar-Rahman”. Mereka mendebat bahwa sebagaimana Rahman mengandung arti Maha Pemurah, yang menunjukkan kasih sayang yang meliputi alam semesta … sedangkan Rahim mengandung arti Maha Penyayang, menunjukkan kasih-sayang dengan ruang lingkup yang terbatas; jadi yang terakhir ini lebih terbatas dari yang terdahulu
(Inilah contohnya kritikan yang harus ditanggapi dan dipatahkan itu),
Hadhrat Ahmad telah memberikan bantahannya secara panjang lebar, dengan menelanjangi bahwa orang yang mengkritik, Mr. Imaduddin itu bahkan tidak faham untuk berbicara dalam Bahasa Arab literary style …..
Hadhrat Ahmad mengundangnya untuk tampil di muka public, agar Mr. Imaduddin ini berbicara dalam Bahasa Arab tentang satu ceritera sederhana saja, agar dibandingkan dengan ber bicaranya seorang Arab tentang yang sama, apakah benar Imaduddin mampu menyampaikannya dalam Bahasa Arab dalam elegant literary style; yang ditentukan oleh wasit pilihan. Hadhrat Ahmad bersedia memberikan hadiah Rs 50 cash price. Tetapi Mr. Imaduddin tidak berani meresponnya.

Favoured Ones Wellcome Trials as Bounty.
Orang-orang kesayangan (Tuhan) Menerima Ujian sebagai Anugerah/Rahmat.

Haruslah diingat bahwa orang-orang kesayangan Tuhan yang dianugrahi dengan karunia Ilahi, baik pisik dan spiritual, tidak dikecualikan dari kesulitan dan kesukaran. Sebaliknya orang-orang ini berhadapan dengan banyak-banyak ujian dan kesukaran di dalam kehidupan ini, sehingga orang-orang yang tidak benar-benar tabah dan teguh pendiriannya, dalam situasi yang sedemikian itu menghadapi risiko bahaya kehilangan keimanannya. Tetapi bagi orang-orang yang sudah di-tunjuk sebagai penerima kebajikan bounties, mereka itu memandang bencana atau malapetaka itu sebagai hadiah, karena dalam kecintaannya yang meliputi segalanya itu kepada Allah, setiap kesakitan dan rasa sakit yang diterima dari Sahabat Hakikinya itu adalah sumber kesenangan bagi mereka dikarenakan sudah mabuknya mereka dalam kecintaannya kepada Allah itu. Dst dst dst.

Demikianlah antara lain kisah dari Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, sebelumnya beliau mendapatkan penunjukan atau pengangkatan resmi dari Allah SWT melalui wahyu-wahyu yang diterimanya:

· Tahun 1882 sebagai Mujaddid atau Reformer pada permulaan Abad ke-14 Hijriah.
· Tahun 1889 sebagai Imam Mahdi.
· Tanggal 23-3-1889 mendapat perintah untuk menerima Bai’at, yang dilaksanakan di Ludhiana.
· Tahun 1890 – 1891 Sebagai Imam Mahdi dan Nabi Isa (a.s.) yang dijanjikan kedatangannya dalam Nubuatan Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w.
· Jadi apa gunanya diturunkan Imam Mahdi, Nabi Isa yang dijanjikan ini? Sesuai wahyu yang diterima oleh Hadhrat Ahmad. tujuan diturunkannya beliau adalah: ‘Yuhyid diina wa yuqimush syariah’ – untuk ‘Menghidupkan Agama (Islam) dan menegakkan Syari’at (pada tahun 1883).

Himbauan:
Semoga jika para “detractor”, tukang pencela dan tukang fitnah sempat membaca tulisan ini, ia (mereka) akan berpikir sebelumnya melemparkan penghinaan dan fitnah kepada Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., di manakah letaknya bahwa Jemaat Ahmadiyah itu adalah buatan Inggris yang katanya untuk menghancurkan Islam, didukung bantuan Pemerintah Amerika, antek Zionis Yahudi, antek Komunis dan PKI dan tuduhan fitnah dusta semacam itu yang terus menerus dilemparkan kepada Jemaat Ahmadiyah dan Pendirinya. Kita menasihatkan kepada mereka:

Manusia hidup di dunia itu tidak lama; ada saatnya manusia harus kembali dan berhadapan dengan Sang Pencipta; setiap manusia harus mempertanggung-jawabkan segala apa yang ia perbuat, segala apa yang ia lakukan selama hidup di dunia yang hanya sebentar dan sementara ini. Camkanlah:

“Takutlah kepada Allah SWT.”, “Takutlah akan hukuman dari Tuhan Maha Kuasa Pemberi Hukuman Pembalasan”.
“Lillaahi rabbil ‘alamiin” – “Maaliki yaumid diin” - “Yang Menguasai Pembalasan”
“Inallaaha ‘aziizun dzuntiqaam” – “Sesungguhnya Allah Maha Perkasa Mempunyai Pembalasan”.


AHMADIYYAT The Renaissance of Islam – Muhammad Zafrullah Khan

Commentary on The Holy Quran – Compiled from Writings and Pronouncement of Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad

http://www.marsela-ppsi.blogspot.com

Google: AHMADIYYAH – Kebangkitan kembali Islam

Bacalah juga: http://www.ahmadiyya.or.id ….. riwayat-hidup-mirza-ghulam-ahmad

PPSi – Mersela / Jak. Bar.; 18 Januari 2011 (Pro: Khadeejah di Bontang)