Kamis, 30 Mei 2013

NABI / RASUL - NIKMAT ALLAH TERBESAR BAGI UMAT MANUSIA



NABI / RASUL -  NIKMAT  ALLAH  TERBESAR BAGI  UMAT MANUSIA
MENGINGKARI   KENABIAN = MENGINGKARI  NIKMAT  ALLAH  TERBESAR
Dalam QS. Al-Baqarah 2: 47 Allah SWT berfirman kepada Bani Israil:  Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepada kamu dan (ingatlah) bahwa Aku telah melebihkan (memuliakan) kamu di atas seluruh alam (segala umat).  Peringatan Allah SWT ini diulangi lagi dalam ayat 2:122, dan pada ayat sebelumnya pun 2:40 sudah diingatkan tentang nikmat dari Allah ini.
Bayangkan saja betapa kelebihannya umat Bani Israil ini dibandingkan dengan umat-umat lainnya, sebab dari  31 Nabi-nabi atau Rasul Utusan Allah SWT dan terdapat dalam Alquran,  itu hanya beberapa Nabi saja yang tidak berkaitan secara langsung dengan Bani Israil, yakni yang mulai dari Ismail a.s. dan keurunannya. Inilah rinciannya dari semua Nabi-nabi Allah tersebut  (alaihis salaam) yang hampir semuanya berkaitan langsung dengan  Bani Israil, kecuali yamg NAMA-NAMANYA pakai HURUP BESAR:  1 Adam, 2 Tsits, 3 Idris, 4 Nuh, 5 Hud, 6 Shalih, 7 Ibrahim, 8 Luth, 9 ISMAIL, 10 Ishaq  11 Ya’qub, 12 Yusuf, 13 Syu’aib, 14 Ayyub, 15 Zulkifli, 16 Musa, 17 Harun, 18 Luqman (QS 31:12), 19 Daud, 20 Sulaiman, 21 Ilyas, 22 Ilyaza, 23 Yunus, 24 Ezekiel / Al Kifl, 25  Daniel. 26 Uzair / Ezra (QS 9:29), 27 Zakaria, 28 Yahya, 29 Isa/ Jesus, 30 MUHAMMAD SAW, dan 31 M G AHMAD  (QS 61:6 & 62:3).  Demikianlah dari 31 nama Nabi itu – kecuali 3 nabi -  semuanya diturunkan kepada Bani Israil; di situlah kelebihannya nikmat Allah kepada Bani Israil dibandingkan kepada umat / bangsa lainnya.
Tetapi, karena pembangkangan umat Bani Israil belakangan ini, padahal sudah berkali-kali diingatkan oleh Tuhan Maha Kuasa, setelah diturunkannya Nabi/ Rasul Allah pembawa agama Islam, maka nikmat Allah tersebut beralih kepada ummatnya Nabi Muhammad saw., yakni orang Islam.  Apalagi dalam sehari semalam orang Islam diwajibkan minimum shalat 5X = 17 raka’at = 17X membaca Surah al-Fatihah, termasuk doa:
Ihdinash shiraathal mustaqiim, shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim … - Tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka…”
Apakah jalan yang lurus itu? Apakah nikmat yang telah dianugerahkan kepada mereka dan apakah kita juga dapat meraih nikmat-nikmat tersebut seperti kaum-kaum yang terdahulu, seperti Bani Israil? Inilah jawaban Al-Qur’an mengenai hal tersebut.
walau annahum fa’aluhuu maa yuu’azhununa bihii la kanaa khairal lahum wa asyadda tatsbitaa ……. Wa may yuthi’illaaha wa rasuula fa ulaa-ika ma’al ladziina an’amallaahu ‘alaihim minan nabiyyiina wash shiddiiqiinaa ….. dan sekiranya mereka mengerjakan apa yang dinasihatkan kepada mereka, niscaya (hal itu) akan lebih baik bagi mereka dan lebih meneguhkan. Dan, jika demikian tentu akan Kami berikan kepada mereka ganjaran besar dari sisi Kami; Dan niscaya akan Kami bimbing mereka ke jalan yang lurus. Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul  ini maka mereka ini termasuk  di antara orang-orang yang kepada mereka Allah memberikan nikmat, yakni: NABI-NABI, shiddiq- shiddiq, syahid-syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah sahabat yang sejati. Inilah karunia dari Allah, dan memadailah Allah sebagai Zat Yang Maha Mengetahui.“ (4:66-70)
Maka di zaman kita ini, inilah kelebihan Hz. Rasulullah s.a.w. dibandingkan dengan nabi-nabi/rasul-rasul lainnya. Ayat ini sangat terang benderang dan mudah dipahami. Sesungguhnya Allah Sendiri yang akan memasukkan kita ke dalam golongan para Nabi, shiddiq, syahid dan orang-orang shaleh. Bagaimana mungkin pintu kenabian sama sekali tertutup bagi umat Islam?
Penolakan terhadap pintu kenabian, yaitu tidak akan ada lagi nabi dalam bentuk apa pun juga dalam umat Muhammad, secara langsung juga berarti penolakan terhadap kemungkinan umat Islam tidak dapat meraih ketinggian martabat sebagai shiddiq, syahid dan shaleh. Dengan kata lain, tidak ada lagi para shiddiq, syahid dan orang-orang shaleh dalam umat Islam. Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. bersabda mengenai kecintaannya kepada junjungan beliau yaitu Hadhrat Muhammad Rasulullah s.a.w. Khaataman Nabiyyiin sebagai berikut:
“Bagiku tidak mungkin meraih nikmat ini seandainya aku tidak mengikuti jalan yang ditempuh majikanku, anutanku, kebanggaan para anbiya, insan yang terbaik, Muhammad Musthafa s.a.w. Apa pun yang kuperoleh, telah diperoleh  Nabi Muhammad s.a.w. karena mentaatinya. Aku mengetahui dari pengalaman pribadi dan berdasar ilmu yang sempurna bahwa siapa pun tidak dapat mencapai kedekatan kepada Tuhan tanpa mentaati nabi ini dan mustahil pula meraih makrifat yang sempurna. Sekarang aku beritahukan pula bahwa sesudah orang mentaati Rasulullah s.a.w., dengan sesungguh-sungguhnya dan sesempurna-sempurnanya, ia dianugerahi hati yang cenderung kepada kebajikan, suatu hati yang sehat, yakni tidak ada kecintaan kepada dunia dan mulai mendambakan kelezatan abadi dan lestari. Kemudian sebagai gantinya, hatinya sekarang layak memperoleh kecintaan yang semurni-murninya dan sempurna - kecintaan Ilahi. Semua nikmat ini diperoleh sebagai warisan berkat ketaatan kepada Rasulullah s.a.w.” (Ruhani Khazain, jld. 22; Haqiqatul Wahyi, hlm. 24-25).
Perlu diingat dan boleh dibuktikan  bahwa tidak ada satu ayat pun dalam Alqur’an yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. adalah nabi terakhir dan/ atau tidak ada nabi setelahnya, namun yang ada hanyalah gelar kata pujian khaatam.
Sebaliknya, di bawah ini diberikan beberapa dalil Al-Qur’an mengenai adanya Nabi/ Rasul setelah Nabi Muhammad s.a.w. sebagai berikut:
44:5-6   (Ad Dukhaan)  Amram min ‘indinaa inna kunnaa mursiliin –  Dengan perintah dari sisi Kami.  Sesungguhnya, Kami selalu mengutus Rasul-rasul.
            Rahmatam mir rabbika innahuu huwas sami’ul ‘aliim – sebagai rahmat dari Tuhan-mu. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Allah Ta'ala bersifat mursil (yang mengutus Rasul-rasul-Nya). Sifat Allah Ta'ala ini akan selalu dan terus bekerja selama-lamanya. Sifat ini tidak terikat dengan tempat dan waktu. Jadi, adanya kenabian setelah Nabi Muhammad s.a.w. adalah tidak mustahil dengan mempertimbang-kan salah satu sifat Allah Ta'ala ini.
22:75  (Al Hajj)  Allaahu yashthafii minal malaa-ikati rusulaw wa minan naasi innallaaha samii’um bashiir – Allah memilih dari antara Malaikat-malaikat, Rasul-rasul dan dari antara manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.
“Allah senantiasa memilih rasul-rasul-Nya dari antara Malaikat- malaikat dan dari antara manusia.”   Perkataan yashthafii (memilih) dalam ayat ini, menurut peraturan bahasa Arab adalah fi'il mudhari, yaitu menunjukkan pekerjaan yang sedang atau akan dilakukan. Jadi, Allah S.w.t. sedang atau akan memilih rasul-rasul-Nya menurut keadaan zaman atau menurut keperluannya. Dengan kata lain ayat ini tidak terikat dengan tempat dan waktu.
3:179  (Aali ‘Imraan)  Maa kaanallaahu li yadzaral mu’miniina ‘alaa maa antum ‘alaihi hattaa yamiizal khabiitsa minath thayyibi wa maa kaanallaaha li yuthli’akum ‘alal ghaibi wa laakinnallaaha yajtabii mir rusuulihii may yasyaa-u fa aaminuu billaahi wa rusulihii wa in tu’minuu wat tattaquu fa lakum ajrun ‘azhiim -  Allah tidak mungkin membiarkan orang-orang mukmin di dalam keadaan kamu sekarang sampai Dia memisahkan yang buruk dari yang baik. Dan Allah tidak akan memberitahukan yang ghaib, tetapi Allah memilih di antara Rasul-rasul-Nya, siapa yang Dia kehendaki. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu ganjaran yang besar.
Dalam ayat tersebut terdapat perkataan yadzara, yamiidza, yuthli'a, yajtabii. Bentuk perkataan tersebut adalah fi'il mudhari yang dipakai untuk zaman kini dan zaman yang akan datang. Jadi maksud ayat ini adalah Allah S.w.t. akan (terus)  mengirimkan utusan-utusan-Nya untuk memisahkan yang baik dari yang buruk dan untuk memberitahukan tentang kabar-kabar ghaib.
7:35  (Al A’raaf)  Yaa banii aadama immaa ya’tiyannakum rusulum minkum yaqush- …..   -  Wahai Bani Adam, jika datang kepadamu Rasul-rasul dari antaramu yang …..
Dalam ayat ini: “Wahai anak cucu Adam, jika datang kepadamu Rasul-rasul dari antaramu ...”
Yang dimaksudkan anak cucu Adam adalah umat manusia. Baik umat manusia terdahulu sebelum Nabi Muhammad s.a.w. dan umat manusia setelah Nabi Muhammad s.a.w. tetap akan didatangi oleh Rasul-Rasul Allah dari antara anak cucu Adam (umat manusia). Dengan kata lain ayat ini tidak terikat dengan tempat dan waktu.
23:51  (Al Mu’minuun)   Yaa ayyuhar rusulu kuluu minath thayyibaati wa’ maluu shaalihaan innii bi maa ta’maluuna ‘aliim – Hai Rasul-rasul, makanlah dari barang-barang yang baik dan berbuatlah amal shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui …
Kata ar-rusulu, berlaku juga bagi masa yang akan datang. Artinya, setelah Rasulullah s.a.w. akan datang Rasul-rasul lain yang diperintahkan untuk memakan makanan yang baik dan mengerjakan amal-amal shaleh.
37:71-72  (Ash Shaaffaat)   Wa laqad dhalla qabluhum aktsarul awwaliin.  Wa laqad arsalnaa fiihim mundziriin -  Dan sesungguhnya telah sesat sebelum mereka banyak sekali kaum terdahulu. Dan Kami telah mengutus di antara mereka Pemberi-pemberi ingat (Rasul-rasul).
Ayat ini menjelaskan apabila di dunia telah merajalela kesesatan dan kemungkaran, maka Allah S.w.t. senantiasa mengirimkan Utusan-utusan-Nya. Dan Allah tidak mendatangkan azab sebelum mengutus seorang rasul (17:15)  …. Wa maa kunnaa mu’adzdzibiina hattaa nab’atsa rasuulaa -  … Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengirimkan seorang Rasul.
6:124   Wa idzaa ja’a a-at-hum aayatun qalaa lan nu’minua hattaa nu’taa mitsla maa uutiya rusuulullaahi allaahu ‘alamu haitsu yaj’alu risaalatahuu sa yushiibul ladziina ajramuu shaghaarun ‘indallaahi wa wa ‘adzaabun syadiidum bi maa kaanuu yamkuruun   - Dan apabila datang kepada mereka suatu Tanda, berkata mereka, ‘Kami sekali-kali tidak akan beriman sebelum kami diberi seperti apa yang telah diberikan kepada Rasul-rasul Allah.’  Allah Maha Mengetahui di mana Dia akan menempatkan Risalat-Nya. Akan ditimpakan kehinaan kepada orang-orang yang berdosa di sisi Allah, dan azab yang keras disebabkan mereka telah mengerjakan tipu-daya.
Ayat ini tidak terikat dengan tempat dan waktu. Ayat ini menjelaskan bahwa hanya Allah Ta'ala yang lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan. Hak prerogatif  Allah Ta’ala ini tidak terikat dengan tempat dan waktu. Adanya pernyataan Allah Ta'ala ini adalah karena manusia [suka] mengatakan: “Kami sekali-kali tidak akan beriman sebelum kami diberi seperti apa yang telah diberikan kepada rasul-rasul Allah.”  
4:136   (An Nisaa’)  Yaa ayyuhal ladziina aamanuu aaminuu billaahi wa rusuulihii wal kitaabil ladzii nazzala min qablu wa may yakfur billaahi wa malaa-ikatihii wa kutubihii wa rusulihii wal yaumil aakhiri fa qad dhalla dhalaalam ba’iida – Hai orang-orang yang beriman, berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan Kitab yang telah diturunkan sebelumnya. Dan siapa yang ingkar kepada Allah dan Malaikat-malaikat-Nya dan Kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya dan Hari Kemudian, maka sesungguhnya sesatlah ia dengan kesesatan yang jauh.
Ini adalah ayat Rukun Iman di dalam ajaran Islam. Salah satunya adalah beriman kepada rasul-rasul-Nya. Perintah beriman kepada rasul-rasulNya ini tidak terikat dengan tempat dan waktu. Perintah ini berlaku untuk selama-lamanya bagi tiap umat manusia di setiap zaman.

Senin, 20 Mei 2013

UMUR PARA NABI-NABI; Bani Israil harus banyak bersyukur



UMUR PARA NABI / RASUL ALLAH  S.W.T.
Kepada Bani Israil Allah SWT memberi banyak nikmat-nikmat-Nya – dalam hal Kenabian – lebih dari kepada umat manusia yang lainnya; maka bersyukurlah!  Yaa banii israa-iiladz kuruu ni’matiyal latii an’amtu ‘alakum …… (QS. 2:122)

1.       Adam  a.s. – 930 tahun: 5872 Sebelum Masehi (SM) sampai 4942 SM (QS 2:31) Istrinya: Siti Hawa (Konon Adam tadinya berasal dari India dan Siti Hawa dari Arab - Jeddah).
2.      Tsits a.s. bin Adam  a.s. Umur 912 tahun. Tahun 5342 SM sampai 4430 SM. Diangkat/ditunjuk sebagai wakil Nabi / Khalifah tahun 4942 SM ketika Adam a.s. sudah sakit dan merasa akan wafat.
3.      Idris a.s.  bin Yarid bin Mahlail - 345 tahun: 4533 SM  sp  4188 SM.  Keturunan Nabi Tsists a.s. Diutus sebagai Nabi pada tahun  4350 SM.
4.      Nuh  a,s.  bin Malik bin Mutawashih bin Idris a.s. -  950 tahun (QS 29:14);  3933 SM sampai 3043 SM.  Diutus sebagai Nabi pada tahun 3650 SM  Nama lain dari Nuh a.s. adalah Abdul Ghaffar, banyak menangis. Nabi yang Pendiri Syari’at.
5.      Hud  a.s. bin Abdullah bin Rabah bin Al Khulud bin Sam bin Nuh a.s. – 130 tahun;  2450 SM sampai 2320 SM. Diutus sebagai Nabi kepada kaum ‘Ad   pada tahun 2400 SM.
6.      Shalih a.s. bin Ubaid bin ‘Ashif bin Sam bin Nuh a.s. -  70 tahun;  2150 SM sampai 2080 SM. Diutus sebagai Nabi kepada kaum Tsamud pada tahun 2100 SM.
7.      Ibrahim a.s. bin Azaar bin Nahur  bin Sarugh bin Ra'u bin Faligh bin Abir bin Shalih bin Arfakhsad  bin Sam bin Nuh a.s. – 175 tahun;  1997 SM sampai 1822 SM. Diutus sebagai Nabi pada tahun 1900 SM di daerah Kaidaniyyun.
8.      Luth a.s. bin Hasan Terah bin Azaar bin Nahur  -  80 tahun; dari tahun  1950 SM sampai 1870 SM. Dutus sebagai Nabi pada tahun 1900 M kepada kaum Luth di Sadum/ Sodom,  Syam.
9.      Isma’il  a.s. bin Ibrahim a.s.  bin Azaar -  137 tahun;  1911 SM (ketika Ibrahim a.s. berumur 86 tahun dari istri kedua Hajar)  sampai  1774 SM.  Diutus di Mekkah (Qabilah Yaman) pada tahun 1850 SM.
10.  Ishaq a.s. bin Ibrahim a.s.  bin Azaar  -  180 tahun; dari  1897 SM  (umur Ibrahim a.s.  100 tahun dari istri pertama Sarah)  sampai 1717 SM.  Diutus sebagai Nabi di daerah Palestina pada tahun 1800 SM.
11.  Ya’qub  a.s. bin Ishaq a.s.  bin Ibrahim a.s.  -  147 tahun;  dari  1837 SM sampai 1690 SM. Diutus kepada kaum Bani Israil  pada tahun 1750 SM.
12.  Yusuf  a.s  bin  Ya’qub  a.s.  bin Ishaq  a,s,  -   110 tahun; dari  1745 SM sampai 1635 SM,  Diutus sebagai Nabi pada tahun  1715 SM kepada Bani Israil.
13.   Syu’aib bin Mikail bin Yasyjar bin Madyan bin Ibrahum a,s  -  110 tahun; dari tahun  1600 SM sampai  1490 SM, Diutus sebagai Nabi pada tahun 1550 SM di daerah Madyan.
14.  Ayyub bin Amwas bin Zarih masih keturunan Ibrahim a.s. – 120 tahun; dari tahun 1540 SM sampai tahun 1420 SM. Diutus sebagai Nabi pada tahun 1500 SM kepada orang Amoria di Syam.
15.  Zulkifli alias Basyr bin Ayyub a.s. -  75 tahun; dari  1500 SM sampai 1425 SM. Diutus sebagai Nabi pada tahun 1460 SM.  Diutus sebagai Nabi pada tahun 1460 SM di Damascus.
16.  Musa a.s. bin Imran, keturunan Ya’qub a.s. bin Ishaq a.s. -  119 tahun; dari tahun 1527 SM sampai 1408 SM. Diutus sebagai Nabi pada 1450 SM kepada Bangsa Mesir (Firaun). Membawa Syariat (Taurat).
17.  Harun a.s. bin Imran bin Ya’qub a.s. -  123 tahun;  1531 SM sampai 1408 SM. Diutus sebagai Nabi pada tahun 1450 SM bersama Musa a.s.

18.      Luqman a.s. bin Bau’raa bin Nahur bin Tareh -  1000? Tahun (QS 31:12-19) sezaman, guru dan penasihat  raja Daud a.s.  Banyak orang yang tidak menganggapnya sebagai Nabi, karena orangnya hitam, pendek dari suku Nubi, Habasyi – Mesir.
19.  Daud a.s. bin Awid bin Yahuza bin Ya’qub a.s. -  70 tahun; 1041 SM sampai 971 SM. Diutus sebagai Nabi pada tahun 1010 SM kepada Bani Israil di Palestina (baru 31 tahun umurnya, yaitu setelah anak 9 tahun ini mengalahkan Jalut – Davit & Goliath – dengan ketepelnya). Keturunan Nuh a.s. (6:84).
20.  Sulaiman a.s. bin Daud a.s. -  58 tahun; dari tahun 989 SM sampai 931 SM. Diutus sebagai Nabi pada tahun 970 SM kepada Bani Israil. Yang menyelesaikan pembangunan tempat ibadat “Aqsa” di Palestina, yang sudah dimulai oleh Daud a.s.
21.  Ilyas a.s. bin Yasin bin Farhan  keturunan Harun a.s. bin Imram bin Ya’qub a.s.  -  60 tahun; dari 910 SM sampai 850 SM.  Diutus menjadi Nabi pada tahum 870 SM kepada Bani Israil.
22.  Ilyaza a,s, bin Akhtub keturunan Yusuf a.s. bin Ya’qub a.s.  - 90 tahun;  dari tahun  885 SM sampai 795 SM.  Diutus sebagai Nabi pada tahun 830 SM kepada Bani Israil.
23.  Yunus a.s. bin Matta keturunan Bunyamin bin Ya’qub a.s.  -  70 tahun; dari tahun 820 SM sampai 750 SM.
24. Ezekiel as / Yehezekiel / Al Kifli – 52 tahun;  dari 622 SM sampai 570 SM (QS 2:259). Diangkat sebagai Nabi pada umur 30 tahun – 592 SM untuk bangsa Yahudi di Jerusalem. Diasingkan ke Babylon th. 597 SM. Kuburannya Al-Kifl Tomb di Iraq.

25.      Daniel; lebih muda sedikit dari Ezekiel – 101 tahun; dari 612 SM sampai 511 SM kuburannya di Kirkuk Iraq. Ikut ditawan pada thn 597 SM, tetapi kemudian menjadi penasihat Nebochadnezar dan Raja-raja berikutnya, Belsyazar, Darius (Media) sampai ke Raja Cyrus/Koresy (mulai 537 SM dst).

26.   Uzair / Ezra -  120 tahun; dari 560SM sampai 440 SM keturunan kaum Seraiah.  Diangkat sebagai Nabi pada 480 SM (QS 9:29) di Jerusalem. Kuburannya di Babylon.  
27.  Zakaria a,s, bin Dan bin Muslim keturunan Rahbaam bin Sulaiman a.s. -  60 tahun; dari tahun 91 SM sampai 31 SM.  Diutus sebagai Nabi pada tahun 2 SM.
28.  Yahya a.s. bin Zakaria a.s. bin Dan – 82 tahun; dari tahun 51 SM sampai 31 Masehi (QS 3:39).  Diutus sebagai Nabi pada tahun 28 Masehi kepada Bani Israil di Palestina.
29.  Isa  / Jesus a.s. bin Maryam binti Imran – 33 tahun; dari tahun 1 SM sampai 32 Masehi, saat peristiwa penyaliban dan kemudian melakukan perjalanan ke timur mencari domba-domba Israil yang hilang,yang dahulu ditawan oleh Raja Babilon, baru meninggal pada umur 120 tahun (Hadits Nabi Muhammad s.a.w.) kuburannya dengan nama Yuz Asaph di Khanyar Street, Srinagar, Kashmir.
30.  Muhammad s.a.w. bin ‘Abdullah bin ‘Abdul Muttalib, bin Hasyim bin ‘Abdul Manaf bin Qussay, keturunan Ismail a.s.  – 61 tahun  Syamsiah atau 64 tahun Qomariyah; dari 20 April 571 M (Senin, 9 Rabi’ul Awwal 53 SH) sampai 8 Juni 632 Masehi (Senin, 14 Rabi’ul Awwal 11 H. Diangkat sebagai Nabi pada tanggal 10 Agustus 610 M, bersamaan dengan 15 Ramadhan 13 SH. Nabi Muhammad s.a.w. diutus sebagi Nabi/Rasul untuk Bangsa Arab dan juga bangsa-bangsa di luar Arab (QS. 4:79, 7:158, 10:47,  16:36, 34:28, 5:24, 62:3).
31.  Mirza Ghulam Ahmad a.s. bin Ghulam Murtadha bin Atha Muhammad bin Gul Muhammad bin Faidh Muhammad bin Muhammad Qaim bin Muhammad Aslam bin Muhammad Dilaawar bin Ilah Din bin Ja’far Beg bin ‘Abdul Baqi bin Muhammad Sulthan bin Mirza Hadi Beg. Keturunan Moghul dan juga dari Farsi - Iran, yang berasal dari keturunan Fatimah Az Zahra r.a. – 73 tahun dari 13 Pebruari 1835 (Jum’at 14 Syawal 1250 H) sampai 26 Mei 1908. Diangkat sebagai Nabi Isa yang dijanjikan kedatangannya oleh Nabi Muhammad saw di akhir zaman pada tahun 1890, sebelumnya sebagai Mujaddid, Imam Mahdi pada tahun 1882 M,  atau 1299 H.  Ini memenuhi nubuatan dalam Kitab Suci Alqur’an, dan Hadits Nabi saw dalam Bukhari berkenaan dengan turunnya Surah Jumu’ah  (62:3, wa aakhariina minhum …..) ,  dan Hadits Nabi saw. bahwa Mujaddid dalam Islam dikirim pada setiap awal abad. Dalam Alqur’an : 4:69, 7:35 ( .. immaa ya'tiyannakum rusulum minkum) 10:47, 16:36, 34:28, 35:24, 61:6 (akan datang seorang Rasul namanya Ahmad) bahwa Nabi/ Rasul  dikirim kepada setiap bangsa, dan di setiap masa/ zaman sebagaimana yang Allah kehendaki.

Kesimpulan:

Kepada Bani Israil Allah SWT memberi banyak nikmat-nikmat-Nya – dalam hal diturunkannya banyak Nabi-nabi, Rasul Allah kepada mereka – lebih dari kepada umat manusia dan bangsa-bangsa yang lainnya; maka bersyukurlah!  Yaa banii israa-iiladz kuruu ni’matiyal latii an’amtu ‘alakum …… (QS. 2:122) kebersyukurannya  mereka adalah dengan mengikut dan taat kepada  Y M Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w.  – Khaataman Nabiyyiin  - dan Utusan Allah di zaman yang akhir ini, dan kepada Khalifah-nya, insya Allah.

Kawalu, Tasikmalaya, Senin 20/28 Mei 2013.



Nama-nama Nabi-nabi  lainnya:

Selain dari ke 31 nama Nabi dan/ atau Rasul yang sudah disebut, yakni : 1 Adam, 2 Tsits, 3 Idris, 4 Nuh, 5 Hud, 6 Shalih, 7 Ibrahim, 8 Luth, 9 ISMAIL, 10 Ishaq  11 Ya’qub, 12 Yusuf, 13 Syu’aib, 14 Ayyub, 15 Zulkifli, 16 Musa, 17 Harun, 18 Luqman (QS 31:12), 19 Daud, 20 Sulaiman, 21 Ilyas, 22 Ilyaza, 23 Yunus, 24 Ezekiel / Al Kifl, 25  Daniel. 26 Uzair / Ezra (QS 9:29), 27 Zakaria, 28 Yahya, 29 Isa/ Jesus, 30 MUHAMMAD SAW, dan 31 M G AHMAD  (QS 61:6 & 62:3), maka masih banyak nama-nama Nabi yang banyak disebut di dalam sejarah, yaitu antara lain:

32.  Krishna atau nama kecilnya Kinai atau Kinhai, agama Hindu di India – umurnya sampai  126 tahun dari 1458 SM sampai 1332 SM.  Ajarannya ditulis dalam Kitab Veda.
33. Buddha Siddharta Gautama di India, Tibet sampai Cina – umurnya 80 tahun dari  563 SM sampai 463 SM.  Ajarannya dikumpulkan kemudian oleh murid-muridnya dalam buku Tri Pitaka atau Tiga Basket. Raja Ashoka India  (yang memerintah dari tahun 273 SM sampai 132 SM) adalah seorang muridnya. Di Japan, ajaran Buddha dinamakan Shinto-isme.
34. Khong Hu Chu atau Cofucius di Cina – 72 tahun dari 550 SM sampai 478 SM.  Nabi-nabi leluhur Confucius di Cina adalah Nabi bernama Yu (2140 SM) dan Nabi bernama Fu Shi (3322 SM).  Lao-tzu adalah  pengikut Nabi Fu Shi.
35. Lao-tzu hidup di abad ke-6 sebelum Masehi (SM) yang hidup secaman dengan Khong Hu Chu, ajarannya disebut Taoisme.
36.  Zoroaster a.s. di Persia yang hidup di abad ke-6 S.M.  ajarannya disebut Zoroastrinisme. Buku ajarannya dinamakan Zend Avesta. Raja Cyrus atau Koresh (590 SM – 529 SM) adalah seorang muridnya.
Kawalu / Tasikmalaya, Selasa 4 Juni 2013