Bismillahirrahmanirrahiim
DO’A NABI IBRAHIM a.s.
Nabi Ibrahim a.s. berdoa meminta diturunkan Rasul dari kalangan keturunan mereka:
Alqur-aan, ayat 2 : 130:
Rabbanaa wab ‘ats fii him rasuulam min hum yatluu ‘alaihim aayaatika wa yu’allimuhumul kitaaba wal hikmata wa yuzakkiihim innaka antal ‘aziizul hakiim
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu (Tanda-tanda - Mu) dan (1) mengajarkan kepada mereka Kitab (Alqur-aan) dan hikmah, serta (2) membersihkan (mensucikan) mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Perkasa Maha Bijaksana.
Maka Tuhan membalas, mengabulkan do’a Nabi Ibrahim a.s., mengutus seorang Rasul:
Alqur-aan, ayat 2: 152.
Kamaa arsalnaa fiikum rasuulam minkum yatluu ‘alaikum aayaatinaa wa yuzakkiikum wa yu’allimukumul kitaaba wal hikmata wa yu’allimukum maa lam takuunuu ta’lamuun –
Sebagaimana telah Kami utus kepada kamu seorang Rasul (Muhammad) dari antara kamu, yang membacakan ayat-ayat Kami kepadamu dan (1) mensucikan kamu, dan (2) mengajarkan kepada kamu Alqur-aan dan hikmah serta mengajarkan kepada kamu apa-apa yang belum kamu ketahui.
Selanjutnya, diulangi lagi bahwa Tuhan telah mengabulkan do’a Nabi Ibrahim a.s., sebagai karunia bagi orang-orang mukmin dengan mengutus seorang Rasul, yang sekali lagi menekankan kegiatan untuk mensucikan mereka sebelumnya mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah …..
Alqur-aan, 3 : 165.
La qad mannallaahu ‘alal mu’miniina idz ba’atsa fiihim rasuulam min anfusihim yatluu ‘alaihim aayaatihii wa yuzakkiihim wa yu’allimuhumul kitaaba wal hikmata wa in kaanuu min qablu la fii dhalaalim mubiin.
Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin - kepada orang-orang yang sudah beriman kepada Allah dan Rasul Muhammad saw. - ketika Allah mengutus kepada mereka seorang rasul dari antara mereka sendiri, yang membacakan Tanda-tanda / ayat-ayat Allah kepada mereka dan (1) mesucikan mereka, serta (2) mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah, walaupun sebelum itu, mereka sesungguhnya ada di dalam ke-sesatan yang nyara.
Diulangi, Dia – Tuhan – mengirimkan, mengutus seorang Rasul yang ummi (butahuruf). Tetap untuk mendahulukan untuk mensucikan ummat terlebih dahulu sebelumnya mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah.
Alqur-aan 61 : 3.
Huwal ladzii ba’atsa fil ummiyyiina rasuulam minhum yatluu ‘alaihim aayaatihii wa (1) yuzakkiihim wa (2) yu’allimuhumul kitaaba wal hikmata wa in kaanuu min qablu la fii dhalaalim mubiin.
Dia – Allah - yang telah membangkitkan di tengah-tengah bangsa yang buta huruf - ummi - seorang Rasul dari antara mereka yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, dan (1) mensucikan mereka dan (2) mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah, walaupun sebelumnya, sesungguhnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata.
Selanjutnya, masih ada dikirimkan lagi seorang Rasul kepada golongan lain yang belum termasuk pada golongan tadi, karena sebelumnya mereka itu ada dalam kesesatan nyata, Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
Alqur-aan 62 : 4,
Wa aakhiriina minhum lammaa yalhaquu bihim wa huwal ‘aziizul hakim,
Dan (Dia akan membangkitkannya juga) kepada kaum lain dari antara mereka yang belum bertemu atau berhubungan dengan mereka. Dan, Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Penjelasan:
1. Ajaran Rasulullah s.a.w. ditujukan bukan hanya kepada Bangsa Arab saja, yang diteng-tengah bangsa itu Nabi Muhammad s.a.w. dibangkitkan, tetapi juga kepada seluruh bangsa-bangsa non-Arab juga, dan bukan hanya pada orang-orang yang sezaman beliau saw., tetapi juga kepada keturunan-keturunan masnusia selanjutnya sampai di Hari Kiamat.
2. Tentang siapa Utusan di akhir zaman itu ada tersirat dalam Hadits Bukhari berkenaan dengan Surat Jum’at ini dan keturunan Salman al- Farsi, yang nanti akan menemukan kembali iman yang sudah menghilang dari bumi, yang sudah terbang ke Bintang Tsuraya; maka itulah Imam Mahdi a.s. yang keturunan dari orang Farsi ini.
3. Dari semua ayat-ayat di atas, maka para Ulama, setelahnya mengemukakan Tanda-tanda dari Allah itu, tidak bisa langsung mengajarkan kepada orang banyak – manusia – tentang Kitab dan Hikmah, hanya dengan teriakan-teriakan Allah-u- Akbar, apalagi dengan pentungan dan lemparan batu serta kekerasan, namun ia pun harus terlebih dahulu berusaha mensucikan dirinya sendiri, dan kemudian berusaha mensucikan orang-orang yang akan diberikan pembelajaran tentang Kitab dan Hkmah itu. Jadi hanyalah dengan cara ini bahwa Ta’lim dan Tarbiyat serta Tabligh kepada orang-orang itu akan berhasil sukses. Insya Allah.
Mersela-Jak.Bar, 29-4-2010.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar