Bismilllahirrahmanirrahiim
ULAMA-ULAMA yang PEMBINA UMAT (MUSLIMIN) Zaman ini
ULAMA-ULAMA yang PEMBINA UMAT (MUSLIMIN) Zaman ini
Ada banyak ulama-ulama yang penuh semangat berkeinginan untuk membina umat, terutamanya UMAT MUSLIMIN, dengan kecintaan dan semangat tinggi bermaksud membela Islam, ingin menjadi pahlawan dalam Islam. Namun pada kenyataannya, ulama ini banyak di antara mereka yang justru bukannya membina Umat Islam ini, tetapi mengajarkan dan memberikan contoh perilaku kekerasan dan kebengisan yang sama sekali bukan merupakan ajaran Al-Qur’an dan bukan Ajaran Nabi, Rasul Allah Muhammad saw.; bahkan sebaliknya karena kekerasan dan fatwa kerasnya itu telah mencoreng wajah Islam yang cantik yang penuh rahmat dan kasih sayang itu.
Ulama-ulama mereka ini tidak mengetahui atau tidak memperhatikan bagaimana caranya membina umat ini sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT. di dalam Al-Qur’an. Ini dimulai dengan doa permohonan dari Hadhrat Ibrahim a.s. yang bersama Hadhrat Ismail a.s. telah membangun ka’bah, Rumah Allah Baitullah di Mekkah sekitar 4000 tahun yang lalu (2000 tahun S.M.), untuk dijadikan tempat ziarah dan tempat beribadah secara universal oleh seluruh umat di dunia yang beriman pada Ke-Esaan Tuhan.
1. Hadhrat Nabi Ibrahim a.s. berdoa meminta kepada Allah Taala (Al-Baqarah ayat 129):
Rabbanaa wab ’ats fii him rasuulam min hum yatlu alaihim aayaatika wa yu’allimuhul kitaaba wal hikmata wa yu-zakkiihim, innaka antal ‘aziizul hakiim.
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat –Mu (1) dan mengajarkan kepada mereka Kitab (2) dan Hikmah (3) , serta mensucikan mereka (4) . ……….
Demikianlah permohonan doa dari Hadhrat Nabi Ibrahim a.s. agar Allah mengutus seorang Rasul dari kalangan keturunannya, yakni keturunan dari Hadhrat Ismail a.s. Sejarah membuktikan, bahwa Allah Taala memang 2600 tahun kemudian, atau l.k. 1400 tahun yang lalu, telah mengutus seorang Nabi yang besar, Nabi yang paling mulia, Khataman-Nabiyyyin, yakni Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw., yang keturunan dari Hadhrat Ismail as.
2. Doa Hadhrat Ibrahim a.s. ini telah didengar dan dikabulkan oleh Allah SWT., seperti yang difirmankan-Nya dalam Kitab Suci Al-Qur’an (2:151):
Kamaa arsalnaa fiikum rasuulam minkum yatluu ‘alaikum aayaatinaa wa yuzakkiikum wa yu’allimukumul kitaaba wal hikmata wa yu’allimukum ma lam takuunu ta’lamuun.
Sebagaimana Kami telah mengutus kepada kamu seorang Rasul dari golongan kamu yang membacakan Ayat-ayat Kami kepada kamu (1) dan mensucikan kamu (2) dan mengajarkan kepada kamu Al-Qur’an (3) dan Hikmah (4), dan …….
1. Pengabulan terhadap doa Hadhrat Ibrahim a.s. itu yakni dengan dibangkitkan-Nya seorang Rasul, yaitu Nabi Muhammad Rasulullah saw., yang berasal dari golongannya, yakni dari keturunan Hadhrat Ismail a.s. Tugas-tugas dari Rasul Allah ini adalah sama yaitu dengan ke-4 tugas pokok seperti yang dimintakan dalam doanya Hadhrat Ibrahim a.s., hanya Allah Taala memberikan urutan penekanan pada tugas terlebih dahulu dengan mensucikan kamu (2), yang diletakkan sebelumnya mengajarkan kamu Al-Quran (3) dan Hikmah (4). Padahal yang ada di dalam permintaan doa Hadhrat Ibrahim a.s. itu perkara mesucikan mereka (4) itu diletakkan sesudahnya mengajarkan kepada mereka Kitab (2) dan Hikmah (3).
2. Demikianlah bagaimana yang ada di dalam pikiran Nabi Ibrahim a.s., dan bagaimana kebijaksaan dari Tuhan, Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana itu telah menekankan akan perlunya mensucikan kamu terlebih dahulu, sebelumnya kamu dapat mengajarkan kepada mereka Al-Qur’an dan Hikmah itu!
3. Yang berikutnya setelah itu adalah bahwa kepada orang-orang mukmin, orang-orang yang telah beriman kepada Nabi Muhammad saw. pun, diberikan kepada mereka karunia, dengan membangkitkan lagi seorang Rasul dari antara mereka, dengan ke-4 tugas dan urutan sesuai kebijaksanaan-Nya. Demikianlah firman-Nya di dalam Al-Qur’an surah Aali ‘Imraan ayat 164.
La qad mannallaahu ‘alal mu’miniina idz ba’atsa fiihim rasuulam min anfusihim yatluu ‘alaihim aayaatihii wa yuzakkiihim wa yu’allimuhumul kitaaba wal himataa …..
Sesungguhnya, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin ketika membangkitkan kepada mereka seorang Rasul dari antara mereka yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka (1), dan mensucikan mereka (2) dan mengajarkan kepada mereka Kitab (3) dan Hikmah (4) ……….
4. Tentang dibangkitkan Rasul Allah, Muhammad saw., (bangsa yang buta huruf, yang bangsa Arab) dengan urutan tugas sama telah diulangi kembali dengan firman-Nya dalam Surat Al-Jumu’ah ayat 2, dengan tugas mensucikan mereka terlebih dahulu, sebelumnya mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah itu.
Dialah Yang telah membangkitkan di tengah-tengah bangsa yang buta huruf seorang Rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, dan mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah, walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata.
5. Namun setelahnya itu pun masih ada janji untuk orang-orang, umat Muslim di zaman yang akhir bahwa, seorang Rasul akan dibangkitkan juga di antara orang-orang belum ikut dalam golongan mereka, yaitu pada golongan yang non-Arab.
3. Dan Dia akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
6. Dalam hadits, yang berkenaan dengan Rasul yang dibangkitkan di akhir zaman itu, Y.M. Rasulullah saw. memberikan petunjuk nubuatan bahwa jika Iman itu sudah terbang ke Bintang Tsuraya maka salah seorang dari keturunan Salman Parsi inilah yang akan membawanya kembali iman di bumi. Nabi Muhammad saw. sebagai seorang Nabi yang agung, yang telah membawa satu revolusi besar di antara orang-orang Arab waktu itu, maka kemudian, di zaman sekarang, di dunia yang rusak dan corrupt ini, seorang khadim dari Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw., yang adalah pengikut setia dari Y.M. Rasulullah saw., Khataman-Nabiyyiin, Nabi yang pembawa Syariat terakhir, juga akan menciptakan satu revolusi yang besar. Yaitu, ketika ayat tadi diturunkan, kemudian para sahabat bertanya, siapakah orang yang dari antara umat ini yang akan datang pada kedua kali itu? Kemudian Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. menaruhkan tangan beliau pada pundaknya Hadhrat Salman Parsi dan mengatakan bahwa walau pun iman itu sudah terbang jauh ke bintang Tsuraya, maka kemudian dari antara orang-orang ini akan dibangkitkan seseorang yang akan membawa kembali iman tersebut. Juga ada sebuah hadits dari Y.M. Nabi Muhammad saw., bahwa satu saat akan datang dimana Al-Qur’an itu hanyalah merupakan sebuah Buku dengan huruf-hurufnya saja dan Islam hanyalah tinggal namanya. Itulah salah seorang dari keturunannya Hadhrat Salman Parsi yang ada di sana dan ini adalah berkenaan dengan keadaan di zaman ini, di mana ketika Kitab Suci Al-Qur’an itu akan diangkat ke Langit, yang kosong dari petunjuk, maka pada itulah saat diturunkannya Hadhrat Imam Mahdi, Al-Masih yang dijanjikan a.s.
7. Singkatnya, semua keadaan ini sekarang ditemukan kembali di antara para sahabatnya Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. dan inilah pemenuhan janji dari Allah Taala. Sudah ditakdirkan oleh Allah untuk membawakan revolusi ini yang dibawa oleh Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. sehingga inilah tanggung-jawab dari setiap anggota dan para pengikut Jamaat dan para Ulama-ulama di Akhir Zaman sekarang untuk meneruskan revolusi ini; karena jika tidak demikian dan tidak melalui jalan ini, yang misinya itu terutama dengan menekankan terlebih dahulu pada kesucian diri dan mengajak orang-orang untuk menjadi orang yang bersih dan suci hatinya dari segala keburukan, dari perasaan hasud iri dengki dan dari perbuatan yang kasar dan bengis, atau yang bisanya cuma dengan mengeluarkan ribuan fatwa, maka kita akan dianggap sebagai orang yang berdosa seperti halnya orang-orang sebelum kita, orang Muslimin yang sudah kehilangan imannya.
Semoga bermanfaat untuk menjadi petunjuk dan pencerahan diri. Aamiin.
Mersela, 19-2-2008
Ulama-ulama mereka ini tidak mengetahui atau tidak memperhatikan bagaimana caranya membina umat ini sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT. di dalam Al-Qur’an. Ini dimulai dengan doa permohonan dari Hadhrat Ibrahim a.s. yang bersama Hadhrat Ismail a.s. telah membangun ka’bah, Rumah Allah Baitullah di Mekkah sekitar 4000 tahun yang lalu (2000 tahun S.M.), untuk dijadikan tempat ziarah dan tempat beribadah secara universal oleh seluruh umat di dunia yang beriman pada Ke-Esaan Tuhan.
1. Hadhrat Nabi Ibrahim a.s. berdoa meminta kepada Allah Taala (Al-Baqarah ayat 129):
Rabbanaa wab ’ats fii him rasuulam min hum yatlu alaihim aayaatika wa yu’allimuhul kitaaba wal hikmata wa yu-zakkiihim, innaka antal ‘aziizul hakiim.
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat –Mu (1) dan mengajarkan kepada mereka Kitab (2) dan Hikmah (3) , serta mensucikan mereka (4) . ……….
Demikianlah permohonan doa dari Hadhrat Nabi Ibrahim a.s. agar Allah mengutus seorang Rasul dari kalangan keturunannya, yakni keturunan dari Hadhrat Ismail a.s. Sejarah membuktikan, bahwa Allah Taala memang 2600 tahun kemudian, atau l.k. 1400 tahun yang lalu, telah mengutus seorang Nabi yang besar, Nabi yang paling mulia, Khataman-Nabiyyyin, yakni Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw., yang keturunan dari Hadhrat Ismail as.
2. Doa Hadhrat Ibrahim a.s. ini telah didengar dan dikabulkan oleh Allah SWT., seperti yang difirmankan-Nya dalam Kitab Suci Al-Qur’an (2:151):
Kamaa arsalnaa fiikum rasuulam minkum yatluu ‘alaikum aayaatinaa wa yuzakkiikum wa yu’allimukumul kitaaba wal hikmata wa yu’allimukum ma lam takuunu ta’lamuun.
Sebagaimana Kami telah mengutus kepada kamu seorang Rasul dari golongan kamu yang membacakan Ayat-ayat Kami kepada kamu (1) dan mensucikan kamu (2) dan mengajarkan kepada kamu Al-Qur’an (3) dan Hikmah (4), dan …….
1. Pengabulan terhadap doa Hadhrat Ibrahim a.s. itu yakni dengan dibangkitkan-Nya seorang Rasul, yaitu Nabi Muhammad Rasulullah saw., yang berasal dari golongannya, yakni dari keturunan Hadhrat Ismail a.s. Tugas-tugas dari Rasul Allah ini adalah sama yaitu dengan ke-4 tugas pokok seperti yang dimintakan dalam doanya Hadhrat Ibrahim a.s., hanya Allah Taala memberikan urutan penekanan pada tugas terlebih dahulu dengan mensucikan kamu (2), yang diletakkan sebelumnya mengajarkan kamu Al-Quran (3) dan Hikmah (4). Padahal yang ada di dalam permintaan doa Hadhrat Ibrahim a.s. itu perkara mesucikan mereka (4) itu diletakkan sesudahnya mengajarkan kepada mereka Kitab (2) dan Hikmah (3).
2. Demikianlah bagaimana yang ada di dalam pikiran Nabi Ibrahim a.s., dan bagaimana kebijaksaan dari Tuhan, Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana itu telah menekankan akan perlunya mensucikan kamu terlebih dahulu, sebelumnya kamu dapat mengajarkan kepada mereka Al-Qur’an dan Hikmah itu!
3. Yang berikutnya setelah itu adalah bahwa kepada orang-orang mukmin, orang-orang yang telah beriman kepada Nabi Muhammad saw. pun, diberikan kepada mereka karunia, dengan membangkitkan lagi seorang Rasul dari antara mereka, dengan ke-4 tugas dan urutan sesuai kebijaksanaan-Nya. Demikianlah firman-Nya di dalam Al-Qur’an surah Aali ‘Imraan ayat 164.
La qad mannallaahu ‘alal mu’miniina idz ba’atsa fiihim rasuulam min anfusihim yatluu ‘alaihim aayaatihii wa yuzakkiihim wa yu’allimuhumul kitaaba wal himataa …..
Sesungguhnya, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin ketika membangkitkan kepada mereka seorang Rasul dari antara mereka yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka (1), dan mensucikan mereka (2) dan mengajarkan kepada mereka Kitab (3) dan Hikmah (4) ……….
4. Tentang dibangkitkan Rasul Allah, Muhammad saw., (bangsa yang buta huruf, yang bangsa Arab) dengan urutan tugas sama telah diulangi kembali dengan firman-Nya dalam Surat Al-Jumu’ah ayat 2, dengan tugas mensucikan mereka terlebih dahulu, sebelumnya mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah itu.
Dialah Yang telah membangkitkan di tengah-tengah bangsa yang buta huruf seorang Rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, dan mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah, walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata.
5. Namun setelahnya itu pun masih ada janji untuk orang-orang, umat Muslim di zaman yang akhir bahwa, seorang Rasul akan dibangkitkan juga di antara orang-orang belum ikut dalam golongan mereka, yaitu pada golongan yang non-Arab.
3. Dan Dia akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
6. Dalam hadits, yang berkenaan dengan Rasul yang dibangkitkan di akhir zaman itu, Y.M. Rasulullah saw. memberikan petunjuk nubuatan bahwa jika Iman itu sudah terbang ke Bintang Tsuraya maka salah seorang dari keturunan Salman Parsi inilah yang akan membawanya kembali iman di bumi. Nabi Muhammad saw. sebagai seorang Nabi yang agung, yang telah membawa satu revolusi besar di antara orang-orang Arab waktu itu, maka kemudian, di zaman sekarang, di dunia yang rusak dan corrupt ini, seorang khadim dari Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw., yang adalah pengikut setia dari Y.M. Rasulullah saw., Khataman-Nabiyyiin, Nabi yang pembawa Syariat terakhir, juga akan menciptakan satu revolusi yang besar. Yaitu, ketika ayat tadi diturunkan, kemudian para sahabat bertanya, siapakah orang yang dari antara umat ini yang akan datang pada kedua kali itu? Kemudian Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. menaruhkan tangan beliau pada pundaknya Hadhrat Salman Parsi dan mengatakan bahwa walau pun iman itu sudah terbang jauh ke bintang Tsuraya, maka kemudian dari antara orang-orang ini akan dibangkitkan seseorang yang akan membawa kembali iman tersebut. Juga ada sebuah hadits dari Y.M. Nabi Muhammad saw., bahwa satu saat akan datang dimana Al-Qur’an itu hanyalah merupakan sebuah Buku dengan huruf-hurufnya saja dan Islam hanyalah tinggal namanya. Itulah salah seorang dari keturunannya Hadhrat Salman Parsi yang ada di sana dan ini adalah berkenaan dengan keadaan di zaman ini, di mana ketika Kitab Suci Al-Qur’an itu akan diangkat ke Langit, yang kosong dari petunjuk, maka pada itulah saat diturunkannya Hadhrat Imam Mahdi, Al-Masih yang dijanjikan a.s.
7. Singkatnya, semua keadaan ini sekarang ditemukan kembali di antara para sahabatnya Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. dan inilah pemenuhan janji dari Allah Taala. Sudah ditakdirkan oleh Allah untuk membawakan revolusi ini yang dibawa oleh Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. sehingga inilah tanggung-jawab dari setiap anggota dan para pengikut Jamaat dan para Ulama-ulama di Akhir Zaman sekarang untuk meneruskan revolusi ini; karena jika tidak demikian dan tidak melalui jalan ini, yang misinya itu terutama dengan menekankan terlebih dahulu pada kesucian diri dan mengajak orang-orang untuk menjadi orang yang bersih dan suci hatinya dari segala keburukan, dari perasaan hasud iri dengki dan dari perbuatan yang kasar dan bengis, atau yang bisanya cuma dengan mengeluarkan ribuan fatwa, maka kita akan dianggap sebagai orang yang berdosa seperti halnya orang-orang sebelum kita, orang Muslimin yang sudah kehilangan imannya.
Semoga bermanfaat untuk menjadi petunjuk dan pencerahan diri. Aamiin.
Mersela, 19-2-2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar