AHMADIYYAT THE RENAISSANCE OF ISLAM
AHMADIYYAH KEBANGKITAN KEMBALI ISLAM (Jilid III)
Kisah Hadhrat Mirza Ghulam a.s.; Sebelum Pengangkatan sebagai Utusan Allah, Hadhrat Ahmad dikenal sebagai Pembela dan Pahlawan Islam;
Baraheen Ahmadiyyah - Tafsir Alqur-aan
Dari tulisan sebelumnya; katakanlah Jilid I:
Atas pilihannya sendiri Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad menjalani kehidupannya yang bukan saja sederhana tetapi cermat dan ketat juga; beliau menyibukkan diri terutamanya dengan beribadah menyembah Allah, berdzikir mengingat Tuhan, mempelajari dan merenungkan Kitab Suci Alqur-aan Al-hadits dan literature keagamaan lainnya. Beliau berlangganan satu dua buah Surat Kabar, dan satu kali beliau mengajukan permintaan kepada kakandanya (Mirza Gulam Qadir, yang memegang dan mengelola separuh harta warisan haknya dari ayahandanya yang banyak itu) untuk membayar langganan Surat Kabar tersebut, yang ditolak dengan dasar bahwa untuk orang yang tidak punya kerja, membaca Surat Kabar itu hanya membuang waktu yang sia-sia saja dan mengeluarkan uang untuk itu dianggapnya berlebih-lebihan.
Anggota-anggota keluarga lainnya pun tidak ada yang berminat atas cara hidupnya Hadhrat Ahmad, beberapa dari mereka bahkan tidak bisa menyembunyikan rasa permusuhannya dan rasa muaknya atas arah kehidupan Hadhrat Ahmad; tetapi Hadhrat Ahmad tidak membiarkannya hal ini mengganggu kenteraman cara hidupnya, beliau menerima apa saja yang datang dengan spirit bertawakal penuh gembira, menganggap bahwa hal itu adalah ujian yang ditakdirkan oleh Tuhan untuk dapat bertahan.
Hadhrat Ahmad merasa sedih melihat keadaan orang-orang di saat itu, seperti dikatakannya:
Kesan selama bekerja beberapa tahun di Sialkot itu Hadhrat Ahmad melihat bahwa sangat sedikit sekali orang yang mengamalkan kewajiban agamanya sebagaimana mestinya, sedikit saja dari mereka yang menghindarkan diri dari kegemaran mengejar barang haram. Hadhrat Ahmad mengatakan: Saya sungguh heran melihat cara kehidupan mereka itu. Saya melihat mereka itu senang mengumpulkan uang baik yang halal maupun yang haram juga, di mana dalam masa hidup yang singkat ini usaha mereka ditujukan pada kepentingan duniawi belaka. Saya menemukan hanya sedikit saja orang-orang yang merefleksikan ke-Agungan Ilahi, dengan menanamkan nilai-nilai ahlak yang tinggi, seperti kelembutan dan kesabaran, kemuliaan, kesucian dan kesederhanaan, kerendahan hati dan perasaan simpati terhadap sesama. Saya mendapatkan kebanyakan mereka itu terkena penyakit sombong, kelakuan yang tidak senonoh, melalaikan nilai-nilai keagamaan dan segala macam ahlak perilaku yang buruk. Hadhrat Ahmad mengatakan, adalah kebijakan Allah Maha Kuasa yang telah menakdirkan kepada saya untuk mendapatkan pengalaman dengan berbagai macam tipe orang-orang, di mana saya itu harus berteman dengan mereka yang dari bermacam-macam jenis orang ini. (Dalam Kitabul Barriyah).
Seperti yang sudah ditulis sebelumnya (dalam Jilid I), mulai dari tahun 1872 dan seterusnya, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad mulai muncul sebagai pahlawan pembela Islam, membela dan mempertahankan Islam dari serangan Kristiani, Arya Samajist dan Bramho Samajist dengan menyajikan keindahan dan ketinggian ajaran Islam di dalam segala aspek. Beliau melakukan hal ini dengan menulis artikel-artikel untuk diterbitkan antara lain dalam Surat Kabar dan Majalah.
Di saat itu, kegiatan Arya Samaj yang didirikan oleh Swami Dayanand sudah berkembang dengan cepatnya di Punjab dan mulai ditujukan secara kasar dan bahkan dengan kritikan yang menghina terhadap Islam, terhadap doktrin dan ajarannya. Dalam polemic itu pribadi YM Nabi Muhammad saw pun tidak tertinggal, di mana karakter beliau saw. itu di-interpertasikan secara keji dalam dalam ukuran yang paling busuk. Sisi lainnya yang dari mana Islam itu diserang adalah dengan serangan yang konstan dari organisasi missionary Kristiani, yang serangan sengitnya terhadap Islam dituliskan dalam ukuran yang paling ofensif.
Hadhrat Ahmad melihat: Di dalam situasi seperti ini orang-orang Islam sendiri berada dalam keadaan yang sama sekali tidak berdaya dan memperlihatkan ketiadaan ghairah yang amat sangat. Mereka, orang-orang Islam yang masih hidup dalam menghadapi risiko bahaya yang mengancam Islam dan orang Muslim, tidak dapat berpikir tentang cara apa yang efektif dalam menghadapi bahaya ini dan bagaimana mengatasinya. (Jadi, mengapa kemudian, Imam Mahdi dan Isa Al-Masih yang dijanjikan itu perlu datang!)
Mirza Ghulam Ahmad membuktikan bahwa beliau adalah seorang yang “great exception” yang memiliki kekecualian yang istimewa. Beliau mempelajari Kitab Suci Alqur-aan, yang dengan merenungkannya secara mendalam, mempelajari kebenaran-kebenaran abadi, menggantungkan kepercayaan sepenuhnya akan rahmat keberkahan, kebajikan Tuhan serta pengalaman hubungannya dengan Dia, sudah memperlengkapi dia dengan kualitas sebagai pahlawan juara Islam yang efektif. Dengan petunjuk ilham Ilahi beliau merasa didesak untuk memulai usaha sebuah proyek yang bukan saja menolong untuk menjaga dan melindungi Islam terhadap serangan permusuhan, tetapi juga yang akan dengan secara jelas dan memperlihatkan secara terbukti keunggulannya Islam di atas semua agama-agama dan keyakinan lainnya. Hadhrat Ahmad dengan keteguhan hatinya memulai mengemukakan keistimewaan Islam di dalam sebuah karya besar yang beliau tetapkan dalam apa yang dinamakan Baraheen Ahmadiyyah.
Islam sedang diserang dari berbagai jurusan, Orang-orang Brahmo Samaj menggunakan segala daya upaya untuk menegakkan superiority dari keyakinannya di atas Islam dengan melalui tulisan-tulisan falsafahnya. Saudara-saudara Kristiani mendedikasikan ssluruh usahanya untuk menghapuskan Islam …… ; singkatnya seluruh pengikut dari semua agama-agama yang lain itu berkeinginan keras untuk menghapuskan Nur Islam. Sudah lama kami merasa sangat cemas, siapakah kiranya ada seseorang Ulama Muslim yang mendapat ilham dari Tuhan untuk berdiri mendukung dan membela Islam, yang bisa menulis buku yang sesuai zaman yang sesuai akal dan dengan dalil-dalil skriptual untuk membuktikan bahwa Alqur-aan adalah Firman Tuhan dan Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w. adalah seorang Nabi yang benar Utusan Tuhan. Kami merasa sangat bersyukur kepada Tuhan bahwa keinginan kami itu telah terpenuhi. Inilah buku yang sudah lama kami tunggu-tunggu itu yang bernama Baraheen Ahmadiyyah, di mana pengarangnya telah mengemukakan 300 dalil-dalil yang meyakinkan untuk membuktikan kebenaran Alqur-aan dan kebenaran Kenabian Muhammad saw.
Baraheen Ahmadiyyah untuk Membela dan Meng-Unggulkan Islam di atas semua Agama
Commentary on The Holy Quran – Volume I Surah Fatihah (Contohnya di bawah ini):
Criticism of Bismillah Refuted – Bantahan Terhadap Kritikan atas Bismillah
Kami akan menjelaskan mengenai keberatan atas bahasa sastera dari “Bismillah ir Rahmanir Rahim” oleh beberapa pengkritik, (1) Rev. Mr. Imaduddin seorang pendeta Kristiani yang menulis keberatannya di dalam bukunya “Hidayatul Muslimeen”; dan (2) Bawa Narain Singh, seorang Hindu gentleman, pendebat dari Amritsar, yang karena kefanatikannya hanya meng-copy keberatannya dalam majalahnya “Vidya Prakashak”.
Keberatannya adalah katanya bahwa “Rahmanir Rahim” itu canggung, tidak elegant, dan bahwa urutan yang seharusnya adalah “Ar-Rahimar-Rahman”. Mereka mendebat bahwa sebagaimana Rahman mengandung arti Maha Pemurah, yang menunjukkan kasih sayang yang meliputi alam semesta … sedangkan Rahim mengandung arti Maha Penyayang, menunjukkan kasih-sayang dengan ruang lingkup yang terbatas; jadi yang terakhir ini lebih terbatas dari yang terdahulu
(Inilah contohnya kritikan yang harus ditanggapi dan dipatahkan itu),
Hadhrat Ahmad telah memberikan bantahannya secara panjang lebar, dengan menelanjangi bahwa orang yang mengkritik, Mr. Imaduddin itu bahkan tidak faham untuk berbicara dalam Bahasa Arab literary style …..
Hadhrat Ahmad mengundangnya untuk tampil di muka public, agar Mr. Imaduddin ini berbicara dalam Bahasa Arab tentang satu ceritera sederhana saja, agar dibandingkan dengan ber bicaranya seorang Arab tentang yang sama, apakah benar Imaduddin mampu menyampaikannya dalam Bahasa Arab dalam elegant literary style; yang ditentukan oleh wasit pilihan. Hadhrat Ahmad bersedia memberikan hadiah Rs 50 cash price. Tetapi Mr. Imaduddin tidak berani meresponnya.
Favoured Ones Wellcome Trials as Bounty.
Orang-orang kesayangan (Tuhan) Menerima Ujian sebagai Anugerah/Rahmat.
Haruslah diingat bahwa orang-orang kesayangan Tuhan yang dianugrahi dengan karunia Ilahi, baik pisik dan spiritual, tidak dikecualikan dari kesulitan dan kesukaran. Sebaliknya orang-orang ini berhadapan dengan banyak-banyak ujian dan kesukaran di dalam kehidupan ini, sehingga orang-orang yang tidak benar-benar tabah dan teguh pendiriannya, dalam situasi yang sedemikian itu menghadapi risiko bahaya kehilangan keimanannya. Tetapi bagi orang-orang yang sudah di-tunjuk sebagai penerima kebajikan bounties, mereka itu memandang bencana atau malapetaka itu sebagai hadiah, karena dalam kecintaannya yang meliputi segalanya itu kepada Allah, setiap kesakitan dan rasa sakit yang diterima dari Sahabat Hakikinya itu adalah sumber kesenangan bagi mereka dikarenakan sudah mabuknya mereka dalam kecintaannya kepada Allah itu. Dst dst dst.
Demikianlah antara lain kisah dari Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, sebelumnya beliau mendapatkan penunjukan atau pengangkatan resmi dari Allah SWT melalui wahyu-wahyu yang diterimanya:
· Tahun 1882 sebagai Mujaddid atau Reformer pada permulaan Abad ke-14 Hijriah.
· Tahun 1889 sebagai Imam Mahdi.
· Tanggal 23-3-1889 mendapat perintah untuk menerima Bai’at, yang dilaksanakan di Ludhiana.
· Tahun 1890 – 1891 Sebagai Imam Mahdi dan Nabi Isa (a.s.) yang dijanjikan kedatangannya dalam Nubuatan Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w.
· Jadi apa gunanya diturunkan Imam Mahdi, Nabi Isa yang dijanjikan ini? Sesuai wahyu yang diterima oleh Hadhrat Ahmad. tujuan diturunkannya beliau adalah: ‘Yuhyid diina wa yuqimush syariah’ – untuk ‘Menghidupkan Agama (Islam) dan menegakkan Syari’at (pada tahun 1883).
Himbauan:
Semoga jika para “detractor”, tukang pencela dan tukang fitnah sempat membaca tulisan ini, ia (mereka) akan berpikir sebelumnya melemparkan penghinaan dan fitnah kepada Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., di manakah letaknya bahwa Jemaat Ahmadiyah itu adalah buatan Inggris yang katanya untuk menghancurkan Islam, didukung bantuan Pemerintah Amerika, antek Zionis Yahudi, antek Komunis dan PKI dan tuduhan fitnah dusta semacam itu yang terus menerus dilemparkan kepada Jemaat Ahmadiyah dan Pendirinya. Kita menasihatkan kepada mereka:
Manusia hidup di dunia itu tidak lama; ada saatnya manusia harus kembali dan berhadapan dengan Sang Pencipta; setiap manusia harus mempertanggung-jawabkan segala apa yang ia perbuat, segala apa yang ia lakukan selama hidup di dunia yang hanya sebentar dan sementara ini. Camkanlah:
“Takutlah kepada Allah SWT.”, “Takutlah akan hukuman dari Tuhan Maha Kuasa Pemberi Hukuman Pembalasan”.
“Lillaahi rabbil ‘alamiin” – “Maaliki yaumid diin” - “Yang Menguasai Pembalasan”
“Inallaaha ‘aziizun dzuntiqaam” – “Sesungguhnya Allah Maha Perkasa Mempunyai Pembalasan”.
AHMADIYYAT The Renaissance of Islam – Muhammad Zafrullah Khan
Commentary on The Holy Quran – Compiled from Writings and Pronouncement of Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad
http://www.marsela-ppsi.blogspot.com
Google: AHMADIYYAH – Kebangkitan kembali Islam
Bacalah juga: http://www.ahmadiyya.or.id ….. riwayat-hidup-mirza-ghulam-ahmad
PPSi – Mersela / Jak. Bar.; 18 Januari 2011 (Pro: Khadeejah di Bontang)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar