KHUTBAH JUM’AT HADHRAT AMIRUL MUKMININ KHALIFATUL MASIH V aba.
Tanggal 28-12-2007 dari Mesjid Baitul Futuh London, United Kingdom
Serangkaian Tanda-tanda (Ayat) dari Allah
Surah Al-Baqarah ayat 130:
Ya Tuhan kami, bangkitkanlah di tengah-tengah mereka seorang Rasul dari antara mereka yang akan membacakan Ayat-ayat Engkau kepada mereka dan yang mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka dan akan mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
Itu berarti bahwa Ayat-ayat dan Tanda-tanda serta mukjizat-mukjizat adalah hal-hal yang menarik perhatian kami kepada Allah Taala dan hal-hal yang membimbing pada keimanan dan butir-butir perhatian untuk menghindarkan diri dari hukuman atau azab dan juga nubuatan khabar suka tentang apa-apa yang akan terjadi di hari kemudian nanti serta berbagai hal yang ada pada alam semesta ini, mengenai tumbuh-tumbuhan dan hal-hal lainnya yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan tentang hal ini serta hal-hal yang membimbing kami pada peradaban. Jadi, oleh karena itu melalui Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. di dalam Kitab Suci Al-Qur’aan telah menyebutkannya semua hal ini; Allah Taala telah menyebutkan semua hal ini yang disampaikan kepada kami oleh Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw., sebagaimana Allah Taala berfirman di dalam ayat lainnya:
Yatluu ‘alaikum aayaatinaa (ayat 2:152)
Bahwa Nabi besar ini, yang membacakan kepada kalian Ayat-ayat Kami dan semuanya ini ada berbagai macam ragamnya di dalamnya. Dengan berbagai rujukannya hal-hal ini telah disebutkan di sana, bahwa tidak ada ujung akhirnya atas deskripsi ini di mana beberapa ayat yang saya ambil pada hari ini saya akan menyajikannya. Pada akhir dari Khutbah Jum’at yang lalu, dengan merujuk pada keterangan dari beberapa ahli tafsir, salah satu arti dari Ayat ini adalah hukuman; saya terangkan dengan merujuk pada Surah Bani Israel:
Surah Banii Israa’iil (17) ayat 60:
………….. Dan Kami tidak mengirimkan Ayat-ayat atau Tanda-tanda melainkan agar mempertakuti-nya.
Bahwa Kami itu tidak menurunkan Ayat-ayat atau Tanda-tanda ini tetapi secara sedikit demi sedikit untuk melakukan serangan terhadap orang-orang ini. Yang ayat selengkapnya adalah seperti ini di mana Allah Ta’ala berfirman:
Surah Banii Israa’iil (17) ayat 60:
Dan tidak ada yang dapat menghalangi Kami untuk mengirimkan Tanda-tanda atau Ayat-ayat, melainkan orang-orang terdahulu telah mendustakannya. Dan Kami berikan kepada Tsamud unta betina sebagai suatu Tanda yang nyata, tetapi mereka menganiayanya. Dan Kami itu tidak mengirimkan Tanda-tanda melainkan untuk mempertakutinya.
Tidak ada yang dapat menghentikan Kami bahwa Kami itu akan terus mengirimkan Tanda-tanda Kami kecuali orang-orang yang terdahulu telah menolak Ayat-ayat Kami ini; Kami berikan satu Tanda yang cemerlang kepada Tsanud tetapi mereka itu sangat kejamnya terhadap beliau itu di mana Kami itu tidak pernah mengirimkan Tanda-tanda ini kecuali dengan cara sedikit demi sedikit untuk mempertakuti kepada orang-orang ini. Sebenarnya ayat ini menunjukkan pada kenyataannya bahwa Allah Taala itu supaya untuk menegakkan kebenaran dari Nabi-nabi dan para pengikut mereka itu maka Allah Taala mengirimkan Tanda-tanda ini. Bahwa tidak ada yang dapat menghentikan Kami dari pengiriman Tanda-tanda ini dalam mendukung Nabi kami dan memperlihatkan kepada mereka mukjizat yang tidak ada orang yang dapat menghentikannya dan tidak ada sesuatu apa pun yang dapat menghentikan Kami dari melakukan hal tersebut. Jadi, oleh karena itu Allah Taala Yang adalah sumber air mancur dari segala kekuatan, Yang adalah Maha Perkasa dan Maha Penuh dengan Kebijaksanaan, maka di sini Dia, Tuhan telah memberi peringatan kepada orang-orang bahwa mereka itu harus mengambil pelajaran yang pernah diberikan kepada Tsamud. Bersamaan dengan itu bagi orang-orang yang di jaman ini di sana ada pelajaran bagi orang-orang yang di jaman ini terutamanya bagi orang-orang Muslimin. Ayat-ayat dari Yang Maha Suci Maha Kuasa ini dan Ayat-ayat tentang Nabi Allah yang terakhir ini dan Ayat-ayat dari Kitab Suci Al-Qur’aan ini yang telah disebutkan di sini, semuanya memberikan kepada kami pesan amanah bahwa kami itu harus mengambil pelajaran dari Ayat-ayat ini. Janganlah menganggap bahwa hal ini hanyalah perkara-perkara yang berkaitan dengan orang-orang di jaman dahulu dan yang semuanya sudah meninggal sehingga perkaranya sudah selesai. Allah Taala adalah Satu Wujud Yang memiliki kekuatan penuh untuk memberikan hukuman atau azab kepada orang-orang dan untuk memperlihatkan mukjiizat-mukjizat. Janganlah melupakan pada Ayat-ayat Allah, Tanda-tanda dari Allah dan siapa pun juga yang mencelanya, dengan nama Allah bahwa kalian itu harus memperhatikan pada nubuatan Abad yang ke-14 dan melihat pada Tanda-tanda tersebut yang telah memperlihatkan akan kebenaran dari Al-Masih dan Imam Mahdi-Nya. Tanda-tanda ini janganlah dianggap enteng begitu saja dan janganlah menentang secara amat ekstrimnya serta mencemoohkannya, karena perilaku yang sedemikian itu akan mengundang azab hukuman dari Tuhan. Jika kalian itu melukai perasaan dan hati dari orang-orang yang telah mengimaninya, janganlah menganggap bahwa Allah Taala itu telah kehilangan kekuatan-Nya untuk memperlihatkan mukjizat-mukjizat dan Tanda-tanda daripada-Nya. Apakah Tindakan-Nya itu sekarang dianggap sudah habis: Wa maa mana’anaa, Dan tidak ada yang dapat menghalangi Kami (17:60) dengan mengumumkan hal ini bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat menghentikan Kami. Allah Taala mengumumkan bahwa kalian itu haruslah merenungkan hal ini. Allah Taala mengumumkan bahwa Kami itu senantiasa mengirimkan Tanda-tanda ini untuk memperingatkan kepada orang-orang akan perbuatan jahatnya dan Keakhiran yang buruk bagi mereka. Allah Taala sedang memperlihatkan Tanda-tanda tersebut pada hari-hari ini, hanya orang yang punya mata-lah yang dapat melihat Tanda-tanda ini. Secara singkatnya kami katakan bahwa ada begitu banyak disebutkan perkara ini dengan merujuk pada Nabi-nabi terdahulu, sudah banyak disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’aan yang Allah Taala telah firmankan di dalam Kitab Suci Al-Qur’aan. Di dalam Ayat-ayat tersebut ada disebutkan tentang orang-orang di sana sehubungan dengan Nabi-nabi yang terdahulu. Allah Taala telah menyebutkan tentang mukjizat-mukjizat yang Dia perlihatkan sebagai dukungan atas Nabi-Nya dan untuk maksud ini Dia telah memperlihatkan mukjizat-mukjizat dan Tanda-tanda ini, betapa orang-orang tersebut telah dibinasakan. Semua hal ini ada disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’aan, apakah ini hanyalah merupakan sejarah masa lalu belaka? Apakah hal ini hanyalah untuk memberikan jaminan bahwa kalian itu dapat saja melakukan apa yang engkau kehendaki, apakah engkau itu hidup dengan tanpa melakukan amalan ataukah engkau itu akan terus melakukan perbuatan dan pelanggarannu di dalam kekejamanmu dan ke-tidak-adilanmu serta pengingkaran-mu dengan serangan dan pelanggaran transgresi-mu itu kemudian tidak akan ada tindakan apa-apa yang dilakukan terhadap engkau? Jika demikian pemikiranmu itu maka ini adalah sebuah allegasi atau pernyataan tanpa bukti dari kamu yang besar terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Orang yang bijak itu hanyalah orang yang mau belajar dan mau mengambil pelajaran dari kejadian yang lalu.
Hadhrat Imam Mahdi, Al-Masih yang dijanjikan, Masih Mau’ud a.s. telah menerangkan perkara yang pelik ini bahwa dikarenakan kekuatan dan kemampuan yang tidak ada batasnya dari Allah Taala maka oleh karena itu Dia memperlihatkan berbagai macam Tanda-tanda untuk bermacam-macam orang-orang. Tidak terjadi yang seperti ini dengan Tanda yang sama seperti yang diperlihatkan kepada Nabi Musa a.s. yang pada waktu bersamaan diperlihatkan kepada Hadhrat Nuh a.s. atau kepada orang-orangnya Nabi Luth dan Tsamud, Tanda-tanda yang sama yang ditunjukkan kepada mereka ini. Tetapi semua Tanda-tanda itu berbeda-beda; beberapa di-azab dengan satu cara dan yang lainnya dikenakan azab dengan cara lainnya. Jadi, oleh karena itu dengan rasa takut kepada Allah-lah yang harus ada di dalam hati orang-orang itu sehingga orang-orang tersebut akan mampu untuk mendapatkan belas-kasih-sayang dari Allah Taala dan keberkahan-keberkahan daripada-Nya. Allah Taala itu adalah sangat Maha Penyayang-Nya, Dia tidak akan memperlihatkan azab hukuman-Nya tetapi Dia juga memberikan nubuatan kabar suka kepada orang-orang dan kadang-kadang Dia pun meng-azab orang-orang. Hukuman azab ini diberikan ketika orang-orang itu sudah kelewat batas di dalam tindakannya. Oleh karena itu mereka orang-orang yang suka meng-kritik pada Islam, kadang-kadang mereka itu melemparkan tuduhan seperti ini terhadap Kitab Suci Al-Qur’aan, bahwa Kitab Suci Al-Qur’aan itu lebih banyak menyebutkan tentang pemaksaan dengan kekerasan dan tekanan. Allah Taala berfirman:
Surah Al-A’raaf (7) ayat 157:
…………, dan Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. ……….
Bahwa rahmat belas-kasih-sayang-Ku itu meliputi segala sesuatunya. Karena belas-kasih-sayang Allah-lah maka banyak azab hukuman dan bencana itu terhindarkan. Jadi, itulah tugas dari manusia bahwa ia itu harus bertaubat dan kembali kepada Tuhan Yang Maha Kuasa; orang itu janganlah berlaku di luar batas dalam meng-gambarkan Dia itu. Orang-orang Muslim itu sangat diberkati di dalam arti ini bahwa Allah Taala telah mengatakan kepada kami tentang batas ini dan juga menunjukkan perkara-perkara itu yang menjadi Tanda-tanda bagi orang-orang di masa lalu yang telah membimbing kami pada butir ini bahwa dengan melalui Y.M. Nabi Muhammad saw., petunjuk ini telah diberikan kepada kami. Jadi, dengan menjaga batas ini adalah tanggung-jawab dari setiap dan semua orang Muslim. Orang-orang itu harus mengikuti batas ini sehingga dengan menjadi orang-orang Mukmin dan dengan melakukan perbuatan amal baik maka mereka itu akan memperoleh bagian dari khabar suka dan mereka itu harus mengambil bagian dari berkah-berkah tersebut yang telah Allah Taala takdirkan bari orang-orang yang beriman. Tentang hal ini di satu tempat Allah Taala berfirman:
Surah Bani Israa’iil (17) ayat 10:
……………….; dan memberi kabar suka kepada orang-orang Mukmin yang berbuat amal shaleh bahwa bagi mereka ada ganjaran yang besar.
Mereka orang-orang yang sudah mempercayainya, orang-orang yang sudah beriman, orang-orang yang melakukan amal baik dan mengajarkan ajaran yang shaleh sesuai keimanan mereka, kepada mereka itu diberikan khabar suka ini bahwa Allah Taala telah menyediakan satu ganjaran pahala yang sangat bagus bagi mereka. Orang-orang tersebut yang memperoleh pahala yang bagus ini maka mereka itu selanjutnya akan selalu berada pada kondisi ini yang di mana mereka itu senantiasa mengadakan usaha untuk melakukan amal shaleh. Orang-orang Mukmin yang hakiki, mereka itu terus melakukan perbuatan amal shaleh ini dengan secara dawwam dan secara terus menerus, inilah satu keadaan yang di mana keimanan itu tidak rusak. Jadi, oleh karena itu, adalah tugas bagi orang-orang yang beriman bahwa sesuai dengan ajaran dari Kitab Suci Al-Qur’aan, yang adalah sebuah pelajaran yang sempurna yang dipenuhi dengan sedemikian banyaknya Tanda-tanda; Tanda-tanda yang berkaitan dengan orang-orang di jaman dahulu dan kejadian-kejadiannya yang diceriterakan dan juga di sana ada nubuatan khabar ghaib tentang masa yang akan datang. Ia itu harus mengambil pelajaran dari kejadian tersebut di mana ia itu harus merenungkan semua perkara ini yang bisa saja terjadi di hari mendatang, di mana ia itu harus senantiasa cenderung untuk melakukan perbuatan amal yang baik. Jadi bahwa ia harus mendapatkan ganjaran pahala yang baik dari Allah Taala.
Menjelaskan tentang Tanda-tanda ini jenis-jenis bagaimanakah dari Tanda-tanda yang ada di sana; kadang-kadang terdapat khabar suka dan kadang-kadang yang lainnya, Hadhrat Masih Mau’ud a.s. mengatakan bahwa perlu dibuatnya jelas bahwa Tanda-tanda itu ada 2 jenis: Nomor satu adalah Tanda yang berupa kahriniisaan yang dapat dikatakan hukuman atau azab dari Allah Taala yang adalah untuk mempertakuti orang-orang dan yang keduanya adalah ihsanitafsir yang dapat dinamakan ihsanirahmat yaitu khabar suka, Tanda Kasih-sayang Allah.
Tanda untuk mempertakuti adalah yang untuk orang-orang yang tidak beriman, orang-orang yang sombong dan orang-orang yang bertemperamen sangat-sangat panas dan pemarahnya, maka Tanda-tanda inilah yang diberikan kepada mereka agar mereka itu menjadi takut. Mereka itu harus memiliki rasa ngeri atas azab dari Allah Taala. Tanda dari khabar suka diberikan kepada orang-orang yang pencari kebenaran dan kepada orang-orang yang beriman; mereka orang-orang yang pencari kebenaran, kepada mereka diperlihatkan untuk orang-orang yang sangat lembut hati dan penurut sebagiannya dan yang sangat rendah hati dan teguh dalam keimanannya. Mereka itu senantiasa mencari peningkatan di dalam keimanannya. Tanda-tanda dari keberkahan dan khabar suka ini maksudnya bukanlah untuk menakut-nakuti orang tetapi untuk memberikan kepuasan kepada mereka orang-orang beriman yang sejati sehingga mereka itu dapat meningkatkan status dari keimanannya. Perasaan mereka itu harus dipuaskan, dan itulah tujuannya. Jadi orang-orang yang beriman ini dengan melalui sarana dari Kitab Suci Al-Qur’aan, mereka itu senantiasa memperoleh Tanda-tanda dari tafsir keberkahan dan khabar suka di mana ia meningkat di dalam keimanan dan amal baiknya di mana orang-orang Mukmin, orang-orang yang beriman mereka itu merasa senang dan puas melalui Tanda-tanda ini; kepuasan yang ada di dalam hati orang-orang. Orang-orang beriman itu dengan mengikuti ajaran dari Kitab Suci Al-Qur’aan, mereka itu terus menyaksikan Tanda jenis ini di sepanjang hidupnya sampai akhir hayatnya. Jika mereka itu mempercayai pada ajaran ini dan mengikuti ajaran ini sampai akhir hayatnya itu mereka terus mendapatkan jenis Tanda ini. Jenis dari Tanda ini yang memberikan kepuasan dan kesenangan kepada orang-orang, Tanda-tanda ini terus menerus turun kepada orang-orang yang sedemikian ini, sehingga mereka itu dapat membuat peningkatan yang sangat tinggi di dalam keimanan dan agar mereka mendapatkan kadar haqqulyakiin. Keindahan dari Tanda-tanda ini adalah bahwa orang-orang yang beriman ini memperoleh kekuatan di dalam keimanannya dan status yang tinggi di dalam keimanannya. Secara itu pula dengan melihat pada semua perkara ini yang secara interen dan external berbagai jenis perkara itu terjadi, dengan melihat pada semuanya ini, dengan memperhatikan pada semuanya itu dengan keberkahan yang ada di sana dan juga kebaikan dari Allah Taala dengan memperhatikan semuanya itu. Hal-hal tersebut yang merupakan bukti yang jelas yang kadang-kadang bukti tersebut tersembunyi. Keberkahan dan kebaikan Allah Taala dan orang-orang yang memiliki keimanan kepada Allah Taala, inilah Tanda-tanda yang Allah Taala perlihatkan kepada mereka, Tanda jenis keberkahan dan yang buktinya kadang-kadang tersembunyi. Hal-hal yang diperlihatkan kepada orang-orang ini, Tanda-tanda ini diturunkan sebagai Tanda khabar suka, yang karena Tanda-tanda tersebut maka orang itu akan meningkat di dalam keimanan dan kecintaannya kepada Allah Taala.
Kemudian Hadhrat Masih Mau’ud a.s. selanjutnya bersabda bahwa Kitab Suci Al-Qur’aan telah menyebutkan tentang Tanda dari khabar suka ini dengan secara hebat sekali dan Dia tidak membatasi Tanda-tanda ini tetapi ada janji tetap di sana, janji yang terus berjalan di sana bahwa para pengikut dari Kitab Suci Al-Qur’aan ini akan terus menerima Tanda-tanda ini:
Surah Yunus (10) ayat 65:
Bagi mereka ada khabar suka dalam kehidupan di dunia dan di Akhirat. Tidak ada perubahan pada firman-firman Allah. Itulah memang satu kemenangan yang besar.
Bahwa orang-orang Mukminin sejati itu di dunia ini dan di Akhirat nanti mereka itu akan terus menerima Tanda-tanda khabar suka ini, yang dengan melalui khabar suka ini mereka akan dapat meningkatkan pengertian dan persepsi mereka tentang Allah Taala di mana mereka itu akan terus meningkat maju di dalam bidang keimanan mereka dalam jangkauan yang sedemikian rupa dan yang tidak akan ada akhirnya. Inilah perkara-perkara yang tidak akan berubah itu; inilah satu kemenangan besar dan inilah sesuatu yang akhirnya akan membawa orang-orang pada puncak tertinggi dalam keimanan. Jika ada orang-orang yang hanya mengerti akan Tanda dari azab, jika ada orang yang mengatakan bahwa semua Tanda-tanda itu adalah dengan tujuan untuk menakut-nakuti orang, dan tidak ada maksud yang lainnya selain dari itu maka yang demikian itu tidak akan ada artinya dan jelas yang demikian itu adalah salah. Sebagaimana yang sudah disebutkan bahwa Tanda-tanda itu diberikan dengan 2 alasan, apakah untuk mempertakuti atau untuk memberikan khabar suka. Jadi, demikianlah yang benarnya bahwa ada 2 jenis Tanda-tanda, di mana ada sebuah keberkahan bagi orang-orang Mukminin yang dengan meningkatkan ke-shalehannya dan keimanannya itu akan membawa dia lebih dekat dan lebih dekat lagi kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sementara di pihak lainnya bagi orang-orang yang tidak beriman, di sana ada Ayat-ayat yang berupa Tanda-tanda azab dan yang membuat orang itu takut. Orang-orang yang tidak mengerti akan perkara ini bahwa tidak ada tindakan dari Allah Taala yang sama sekali tidak terbatas dalam tindakannya itu. Kepada orang-orang tersebut sudah diberikan pengertian ini di mana kepada mereka sudah diterangkan perkara ini, bahwa mereka harus mengambil pelajaran dari perkara ini. Orang-orang yang bijak adalah mereka yang mau belajar dari perkara ini lalu memperbaiki kehidupannya untuk di dunia ini dan kehidupan di Akhirat nanti. Allah Taala telah menyebutkannya di dalam Kitab Suci Al-Qur’aan di berbagai tempat tentang mereka orang-orang yang menerima Tanda-tanda dari Allah Taala tersebut. Bagaimanakah kualitasnya dari orang-orang ini atau mereka yang kualitas ini ada pada mereka maka mereka itulah yang meningkatkan keimanan mereka. Sebagai contohnya di dalam Surah Ibrahim Allah Taala berfirman:
Surah Ibraahiim (14) ayat 6:
Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan Tanda-tanda Kami, “Keluarkanlah kaum engkau dari kegelapan kepada cahaya, dan peringatkanlah mereka tentang Hari-hari Allah”. Sesungguhnya dalam perkara itu ada Tanda-tanda bagi tiap-tiap orang bersabar dan bersyukur.
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Hadhrat Musa dengan Tanda-tanda Kami, dengan pengertian bahwa engkau keluarkanlah orang-orang itu dari kegelapan pada cahaya dan ingatkanlah mereka akan hari pertemuan dengan Allah di mana bagi mereka orang-orang yang bersabar dan bersyukur ada banyak Tanda-tanda khabar suka di dalamnya bagi orang-orang ini. Di sini disebutkan tentang Hadhrat Musa a.s. itu di dalam keadaan yang sedemikian itu di mana Hadhrat Musa a.s. dan orang-orangnya telah menjalani keadaan tersebut dengan penuh kesabaran dan rasa bersyukur datang pada keyakinan mereka untuk manfaat mereka dan di sana ada Tanda di dalamnya. Jadi, Kitab Suci Al-Qur’aan mengatakan bilamana perkara ini sudah disebutkan maka orang-orang Muslim itu juga harus berusaha untuk mengerti akan perkara ini. Ini sama sekali tidak berarti bahwa dengan sabr dan sukr itu adalah bahwa di dalam keadaan yang bagaimana pun juga mereka itu akan duduk menganggur di rumah dan hanyalah mengatakan bahwa kami itu bersabar dengan duduk-duduk di sini dan kami itu berterima kasih. Tetapi untuk menghargai akan Tanda ini dengan jalan usaha yang sedemikian rupa yang di dalamnya itu mereka harus bersyukur dan juga merasa puas serta sabr bersabar. Y.M. Rasulullah saw. yang lebih besar dari Hadhrat Musa a.s. di mana beliau membawa perintah dari Syari’at dan beliau itu membawa kata-kata terakhir dari Allah. Yaitu Syari’at yang melalui mana agama ini akan mencapai puncaknya tertinggi dan kesempurnaannya. Jadi, standard dari orang-orang yang mengikut kepada Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. itu maka standard mereka pun harus sangat tinggi juga agar mereka dapat menjadi penerima dari keberkahan-keberkahan ini yang berkaitan dan terikat dengan dia. Orang-orang dari Hadhrat Musa itu selama mereka bersyukur kepada Tanda-tanda ini, mereka menjadi penerima keberkahan-keberkahan dari Allah. Ketika mereka itu tidak mengindahkan akan Tanda-tanda tersebut dan menjadi tidak bersyukur maka Tanda-tanda tersebut dicabut dari mereka. Jadi, tujuan dari menceriterakan kejadian ini adalah bahwa sabr dan sukr bersabar dan rasa bersyukur itu memerlukan satu usaha dan upaya yang terus menerus pada pihak orang-orang yang beriman. Dalam kesabarannya mereka itu harus terus melakukan perbuatan amal shaleh dan itulah arti dari sabr ini yaitu dengan secara terus menerus melakukan perbuatan amal shaleh dan inilah apa yang sudah diperintahkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’aan. Dengan kesinambungan dan dengan kualitasnya yang permanen, jihad itu diperlukan yang kita harus lakukan dengan petunjuk dari ajaran indah dari Kitab Suci Al-Qur’aan yang berarti me-reformasi atau memperbaiki diri sendiri, dan juga dengan ber-tabligh. Orang itu harus bersyukur atas rahmat dari Allah Taala dan inilah semua yang telah Allah Taala katakan. Hal ini juga berada di bawah sabr dan sukr, bersabar dan berterima kasih.
Seorang Mukmin itu harus senantiasa bersyukur atas rahmat dari Allah Taala ini. Di jaman ini, tidak ada rahmat Allah yang lebih besar daripada ketika Islam itu berada pada keadaan yang amat lemah, Allah Taala mengirim Al-Masih dan Imam Mahdi. Dia telah mengutus seorang pejuang Islam seorang pahlawan besar dari kebenaran. Al-Mahdi ini adalah seorang hamba yang besar dari Y.M. Nabi Muhammad saw. yang memberikan cahaya kepada orang-orang yang berada dalam kepekatan kegelapan. Ini tidaklah berarti bahwa status dari Hadhrat Musa itu adalah lebih besar dari pada Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw.; ini tidak dimaksudkan demikian, tetapi ini adalah sebuah contoh bahwa Kami itu mengutus Nabi-nabi ini untuk tujuan yang inilah bahwa mereka itu harus membawa keluar para pengikutnya dari kegelapan; mereka itu harus membimbing orang-orang ini dari kegelapan kepada cahaya. Orang-orang ini, setelahnya memperoleh kualitas ini, katakanlah datang pada cahaya dan kemudian jika orang-orang ini bersabar di jalan ini maka kemudian mereka itu akan menjadi Tanda dari Allah – ayatollah -. Adapun orang-orang yang menjadi malas di mana contoh kesabaran dan rasa kebersyukuran itu tidak ada padanya maka orang-orang yang demikian itu akan dikeluarkan dari golongan ayatollah ini. Oleh karena itu Allah Taala berfirman bahwa: Hai Nabi saw. engkau itu harus katakan kepada orang-orang Muslimin yang beriman bahwa engkau itu haruslah berpegang teguh pada prinsip dasar ini. Maka jika engkau itu melakukan yang demikian maka engkau akan berjalan menuju pada Tanda-tanda tersebut yang Allah Taala telah berikan kepadamu dengan jalan khabar suka mereka itu harus berhak untuk memperoleh Tanda-tanda ini. Jika engkau itu berpegang teguh pada hal tersebut dan juga engkau itu bersyukur atas rahmat keberkahan ini, yang telah diberikan dalam bentuk diri Hadhrat Al-Masih dan Mahdi di jaman ini, maka kejayaan masa lalu itu akan datang kembali, Allah Taala berfirman di dalam ayat ini dzakkirhum bi ayyaamillaahi bahwa engkau itu di-ingatkan akan Hari-hari Allah.
Hadhrat Muslih Mau’ud r.a. telah menerangkan perkara ini bahwa beginilah caranya membawa orang-orang dari kegelapan pada cahaya itu. Satu caranya ialah pertama-tama mereka itu harus di-ingatkan akan rahmat keberkahan dari Allah Taala pada kebaikan dari Allah bahwa begitu banyaknya khabar suka diberikan kepada orang-orang yang beriman dan rahmat dan keberkahan serta kebaikan yang dianugerahkan kepada mereka. Yang keduanya bahwa mereka itu harus memiliki rasa takut akan azab hukuman Tuhan. Jadi inilah hal-hal yang dengan memelihara ajaran dari Kitab Suci Al-Qur’aan ini di sana ada satu pesan amanah yang permanen bagi orang-orang Muslimin bahwa mereka itu harus senantiasa mencari Tanda-tanda dari Allah Taala ini. Saudara-saudara harus selalu ingat akan perkara ini dan saudara-saudara pun harus ingat bahwa orang-orang yang tidak taat itu kemudian mereka ini akan dihukum atas ke-tidak-taatan mereka ini. Saudara-saudara itu haruslah ingat di dalam hati mengenai hal ini dan hanya dengan demikianlah seseorang itu akan dapat diselamatkan dari serangan Syaitan. Allah Taala memberikan perngertian ini kepada semua orang-orang. Allah Taala berfirman di dalam Kitab Suci Al-Qur’aan:
Surah Al-Nahl (16) ayat 66:
Dan Allah telah menurunkan air dari Langit, lalu Dia menghidupkan bumi dengan itu setelah matinya. Sesungguhnya dalam yang demikian itu ada Tanda bagi kaum yang mau mendengar.
Allah Taala telah menurunkan air dari langit sehingga air ini dapat menghidupkan kembali bumi yang telah mati. Sesungguhnya di dalam yang demikian itu ada sebuah Tanda besar bagi orang-orang yang mau mendengar. Diturunkannya air ini, Allah Taala telah menyebutkannya bagi orang-orang yang mau mendengar dan mau memperhatikan. Allah Taala menyebutkannya bahwa ada Tanda di dalam turunnya air dan ini adalah Tanda bagi mereka yang mau mendengar. Sementara itu di dalam Surah yang sama, dalam ayat yang sebelumnya Allah Taala berfirman:
Surah Al-Nahl (16) ayat 11:
Dialah Wujud Yang menurunkan dari awan air bagi kamu, ………..
Bahwa air yang turun ini, air yang Aku turunkan dari langit, yang dari air itu kalian minum dan binatang juga serta tanam-tanaman dan pepohonan pun memperoleh manfaatnya. Ayat yang saya baru bacakan sekarang ini, yang terjemahannya adalah bahwa air yang diturunkan untuk menghidupkan kembali adalah sebenarnya Tanda bagi orang-orang yang mau mendengar. Sekarang air ini tidaklah berkaitan dengan mendengar karena air itu dikaitkan umumnya dengan tanam-tanaman dengan pepohonan dan benda lainnya. Jadi, di sini sementara Allah Taala mengkaitkannya dengan orang-orang yang mendengar mestinya ada sesuatu hal lain yang berbeda yang kalian harus menemukannya. Jadi, jika kalian kembali pada ayat yang sebelumnya, maka di dalam ayat ini Allah Taala berfirman bahwa Kami telah menurunkan Kitab ini kepada kalian dengan maksud bahwa hal-hal yang orang terdahulu itu memiliki perbedaan pendapat maka hal tersebut harus diterangkan dengan selengkap-lengkapnya bahwa ajaran hakiki dan fakta kenyataannya itu haruslah dibuat jelas kepada mereka dan jika mereka itu mempercayainya maka kemudian dengan melalui keimanan ini mereka harus dibimbing pada jalan yang lurus. Keindahan dari orang-orang Mukminin ini harus menjadi seperti ini bahwa mereka itu harus menjadi penerima dari rahmat belas-kasihan Allah Taala. Dalam ayat yang saya baca ini, Allah Taala mengatakan bahwa Kami memberikan satu kehidupan yang baru pada bumi yang sudah mati. Di sana ada sebuah Tanda bagi orang yang mau mendengar.
Jadi di sini air itu adalah sebenarnya air rohani yang senantiasa turun bersamaan dengan Nabi dari Langit. Air yang paling tersuci diberikan kepada Y.M. Nabi Muhammad saw. yang benar-benar menghidupkan banyak orang yang tadinya sudah mati. Semua perbedaan di antara mereka, kemudian diselesaikan oleh Y.M. Nabi ini. Pertikaian-pertikaian dan perbedaan di antara mereka dihilangkan. Jadi, inilah ajaran dari Kitab Suci Al-Qur’aan yang sebenarnya satu pesan amanah yang membawa kehidupan bagi orang-orang yang mau mendengar. Bukannya saja hanya mendengar yang dimaksudkan di sini, tetapi itulah orang-orang yang sudah mempercayainya dan orang-orang yang sudah menerimanya; jadi itulah mereka ini. Jadi air rohani ini, manfaatnya adalah bagi mereka orang-orang yang benar-benar bekerja mengikuti ajaran ini. Bukanlah bagi orang-orang yang tercerai berai di antara mereka dimana mereka itu sama sekali melibatkan diri mereka di dalam perpecahan ini. Dikarenakan oleh banyaknya sekte-sekte di antara mereka itu maka orang-orang ini tidak akan mendapatkan manfaat dari air rohani ini. Mereka itu keluar dengan tafsir-tafsir dan keterangan yang menggelikan tentang hal ini. Orang-orang Muslimin telah membuat air pemberi hidup ini tak ada gunanya bagi mereka karena mereka itu tidak mampu untuk mengertikannya. Di jaman ini, ketika pencinta sejati Nabi Muhammad saw. telah ditakdirkan untuk datang, maka hanya orang-orang itulah yang yang mendapatkan taufik untuk memperoleh manfaatnya, yaitu mereka orang-orang yang mau mendengarkannya dengan penuh perhatian pada penjelasan dan tafsir yang diberikan oleh hambanya Nabi Muhammad saw., yang kepadanya Allah Taala itu telah membimbing kami. Beliau itu telah dibimbing oleh Allah Taala di mana beliau mengatakan bahwa akulah air itu yang datang dari Allah Taala. Saat ini air itu telah datang tepat pada waktunya. Inilah pancuran petunjuk dari air rohani di mana air ini akan terus memancar sebagai hasil dari menjadi sahabat dari wujud ini, orang yang mendapatkan kebijaksanaan, inilah orang-orang yang punya telinga untuk mendengar di mana di sana ada satu pelajaran yang besar di dalamnya di mana orang itu harus menaruh perhatian yang besar dan mendengarkan pada pesan amanah ini.
Allah Taala says:
Surah Hud verse (11) ayat 104:
Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah satu Tanda bagi siapa yang takut akan azab Akhirat. Itulah suatu hari ketika semua manusia akan dihimpunkan dan itulah Hari yang akan disaksikan oleh semuanya.
Sesungguhnya disana itu ada sebuah Tanda yang besar bagi orang-orang tersebut yang memiliki rasa takut akan azab hukuman di Akhirat dan inilah Hari di mana semua umat manusia akan dikumpulkan dan inilah Hari yang akan menjadi saksi. Jadi, bilamana seorang yang beriman itu membaca tentang hal ini, apa yang terjadi pada orang-orang di masa yang lalu yang mereka itu tidak berbuat adil dan melakukan pelanggaran dan serangan agresi dan transgresi yang mereka lakukan di mana mereka itu dihukum untuk itu atau membaca ayat-ayat Al-Qur’aan di mana Allah Taala telah menyebutkan bahwa Aku selalu akan menangkap sepenuhnya orang yang melakukan ke-tidak-adilan. Hukuman di Akhirat itu akan sangat berat sehingga orang itu benar-benar berusaha untuk menghindarkan diri hukuman ini, maka ia akan berusaha untuk memperbaiki dirinya, mereformasi dirinya serta berusaha untuk menjauhkan diri dari segala macam ke-tidak-adilan dan kekejaman.
Kemuliaan dari seorang Mukmin adalah bahwa Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. telah memberitahukan kepada kita contoh ini yang ia telah tinggalkan bagi kami dan yang disajikan kepada kita bahwa di mana di sana terdapat awan yang datang atau ada angin ribut beliau selalu berdoa kepada Allah Taala untuk diselamatkan dari hal-hal buruk yang datang bersamaan dengan angin dan hujan badai ini. Saudara-saudara biasa berdoa untuk keselamatan dari Allah Taala. Orang-orang beriman ini selalu menganalisa diri mereka sendiri di mana mereka itu memiliki rasa takut dan kengerian di dalam hatinya akan hukuman dari Allah ini. Inilah perkara yang sebenar-benarnya yang akan mengingatkan orang-orang Mukmin untuk mengadakan reformasi diri mereka. Inilah perkara yang terjadi di masa lalu dan saya berdoa bahwa setiap dan semua anggota Jama’at yang umatnya dari Y.M. Nabi Muhammad saw., semua orang yang mengkaitkan dirinya kepada Y.M. Rasulullah saw., mereka itu harus mampu untuk dapat mengerti akan perkara ini dengan pengertian yang sebagaimana mestinya di mana mereka itu harus menghentikan perilakunya yang kelewat batas atau melakukan sesuatu serangan agresi atau sesuatu pemberontakan atau memelintirkan perintah dari Allah Taala. Seseorang itu harus sama sekali membuang perbuatan yang buruk ini, karena inilah perkara-perkara yang untuk itu mereka ini akan di-azab. Juga semoga Allah Taala memberi taufik dan kemampuan kepada kita semua orang Ahmadi untuk dapat mengerti dengan lebih baik atas perkara ini, lebih baik dari siapa pun juga.
Saya ingin meminta satu hal ini, yakni untuk berdoa sebagaimana setiap orang itu sudah mengetahuinya bahwa situasi di Pakistan sekarang ini sudah sangat kritisnya. Nampaknya Pemerintah sudah sama sekali tak berdaya, mereka itu sudah ada dalam keadaan darurat di mana segalanya berada pada tangan dari teroris-terroris dan extremist ini, yang dengan meng-atas-namakan Islam mereka itu menyalah-gunakannya dan berbuat yang sama-sekali bertentangan dengan ajaran dari Islam. Nabi yang Utusan Allah mengatakan bahwa orang yang semacam itu bukanlah orang Muslim, orang yang membunuh seorang manusia lainnya, ia itu bukan Muslim. Di negeri ini kami lihat bahwa setiap orang itu sudah siap untuk saling bunuh satu kepada yang lainnya. Hampir setiap hari ada belasan atau puluhan orang terbunuh sebagai akibat dari ulah terrorisme yang sudah sangat menjadi-jadi dan meraja-lela. Banyak anak-anak menjadi yatim, banyak istri-istri menjadi janda karena suaminya meninggal. Tetapi orang-orang ini tidak mengerti dan tidak mengetahui akan kemana tujuan akhir mereka itu; semoga Allah Taala memberi kepada mereka ini pengertian dan kebijaksanaan.
Orang-orang Ahmadi mempunyai peranan penting yang special di dalam pembentukan Negara Pakistan ini. Terlebih lagi darah orang-orang Ahmadi juga mengambil bagian di dalam pembangunan dari Negara ini. Orang-orang Ahmadi itu telah menumpahkan darahnya untuk keselamatan dan keamanan dari Negara ini. Kecintaan kepada Negara juga mempersyaratkan bahwa kami itu harus berserah diri kepada Allah Taala karena terutamanya dalam kondisi ini kami itu tidak memiliki daya kekuatan untuk menghentikan ke-tidak-adilan yang sedang berjalan ini. Kami itu tidak dapat menghentikan orang-orang ini dari perbuatan mereka itu. Yang kami pikirkan dan yang kami punyai adalah bahwa kami itu memiliki sebuah doa, jadi, berikanlah perhatian yang khusus pada doa-doa. Orang-orang Ahmadi yang tinggal di Pakistan mereka itu haruslah berdoa dengan lebih keras lagi. Semua orang-orang Ahmadi Pakistan yang tinggal di luar negeri mereka itu juga harus berdoa untuk negeri ini. Bahkan saya ingin mengatakannya bahwa semua orang-orang Ahmadi yang non-Pakistani juga haruslah berdoa untuk negeri ini. Karena ini sebenarnya adalah kemurahan hati dari orang-orang Ahmadi Pakistani terhadap Negara ini bahwa mereka inilah yang sebenarnya berangkat pergi ke negeri-negeri lainnya dan menyampaikan pesan amanah dari Pemimpin di jaman ini. Perlihatkanlah kepada mereka jalan-jalan tersebut dan berikanlah kepada mereka ajaran tersebut dan beritahukanlah kepada mereka tentang air syurgawi yang diberikan kepada Imam Jaman ini. Jadi untuk bersyukur pada nikmat-nikmat ini, setiap Ahmadi hari ini haruslah berdoa bagi orang-orang Ahmadi di Pakistan dan bagi Negara mereka. Orang-orang Ahmadi Pakistan, mereka yang berada di Pakistan, mereka ini harus sangat berhati-hati dan menaruh perhatian yang besar terhadap keadaan di sekelilingnya dan terhadap lingkungan mereka di mana mereka itu harus mengatakannya kepada orang-orang yang berada di sekitar mereka bahwa di bagian manakah kalian itu akan mulai mengikutinya. Sebelumnya, Allah Taala telah memberikan kepada kalian keberkahan-keberkahan ini dengan memberikan kepada kalian satu Negara di mana kalian dapat hidup dengan penuh kedamaian, tetapi sekarang kalian semua sedang berusaha untuk menghancurkannya. Bangsa yang tidak bersyukur atas karunia keberkahan dari Allah Taala maka kemudian mereka itu akan mahrum, tidak berhak untuk memperoleh keberkatan tersebut.
Jadi, sebagaimana yang sudah saya katakan bahwa setiap orang yang tinggal di Pakistan, setiap Ahmadi, itulah tanggung-jawab mereka bahwa di dalam lingkungan di sekitarnya itu mereka harus menyebarkan pesan amanah ini dan banyak-banyaklah berdoa. Pada kenyataannya, setiap orang Ahmadi yang hidup dan tinggal di mana saja di dunia ini, ia bertanggung-jawab untuk mendoakannya. Situasi di sana sudah sangat kritis dan keadaannya bertambah-tambah buruk dari hari ke hari. Ledakan bom dan hantaman peluru, itulah yang terjadi sebagai reaksinya dari keadaan ini, orang-orang itu bukannya berpikir solusi bagaimana untuk itu, dengan memperlihatkan kebijaksanaan dan pengertian yang baik memberikan satu rencana program yang bagus. Jadi bukannya membuat kehancuran yang lebih-lebih parah lagi dengan kebinasaan yang terus menerus terjadi dengan lebih hebat lagi, di mana ada puluhan orang terbunuh pada setiap harinya.
Maka saya berdoa kepada Allah Taala, semoga Allah Taala memberikan rasa kebijaksanaan kepada orang-orang ini. Umumnya dan secara umum orang-orang di sini adalah orang-orang yang baik-baik, tetapi kelompok orang-orang yang jahat ini terus menerus melakukan perbuatan yang menghancurkan negeri ini. Jika memang sudah ditakdirkan bahwa orang-orang tersebut terus menerus tidak mau mengerti, maka semoga Allah Taala menangkap dan mencengkeram orang-orang yang berperilaku jahat ini, sehingga orang-orang lainnya yang tidak berdosa itu akan dapat terselamatkan dan akan berada di bawah perlidungan dari Allah Taala, yaitu orang-orang ini dan anak-anaknya.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa mengembalikan dan menegakkan kembali kedamaian di dalam negeri ini secepatnya. Aamiiin!
Pamulang-Banten, December 30, 2007 / Mersela, 3 Januari 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar