UMUR MANUSIA
EFEKTIF 71 TAHUN (Alqur’an)
Bismillaahirrahmanirrahiim
Setelah orang Mukmin memanjatkan
do’a Al-Fatihah, terutamanya ”Ihdinash shiraathaal mustaqiim”, Allah Taala berfirman dalam permulaan
Surah Al-Baqarah (dan juga pada 5 Surah
lainnya, yaitu setelahnya basmallah): Alif – Lam – Mim, yang jumlah nilai hurufnya menjadi
71 (Alif 1, Lam 30, Mim 40). Ini mengisyaratkan bahwa agama
Islam itu berkembang mencapai
puncaknya pada masa 71 tahun (tahun Qomariyah;
tafsir Surah Al-Baqarah), yaitu dihitung mulai
Muhammad s.a.w. (yang lahir 53 th sebelum Hijrah / SH,)
menginjak usia dewasa (22 tahun, pada tahun 31 SH) kemudian pada saat beliau s.a.w. mendapat
Risalat diangkat menjadi Nabi dan Rasul, sampai berakhirnya Khilafah
Rasyidah pada tahun 40 H. Jadi
71 tahun adalah sejak tahun 31 SH ketika Muhammad saw meningkat dewasa sampai berakhirnya Khilafat
Rasydah pada tahun 40 H. Demikian pula
halnya seorang mukmin yang bertakwa , yang taat kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya,
maka kepadanya diberikan kesempatan hidup
secara efekif dan bermanfaat selama 71
tahun; ini tidak termasuk masa
kanak-kanak (10 tahun) sebelumnya diwajibkan shalat, ditambah lagi sekitar belasan tahun masa
tua-renta-nya usia lanjut manusia, yang kebanyakan orang bisa menjadi pelupa,
seperti lupa shalat, pikun. Silahkan baca ayat-ayat Quran Suci: 16:70, 22:5 dan 36:68. Para Nabi-nabi, Khalifah dan orang-orang suci
tidak mengalami fase lemah ini.
Adapun bagi orang-orang yang
durhaka, orang yang menentang a Keterikatannya pada urusan duniawi,
hasrat-hasrat duniawi itulah yang mengambil bentuk belenggu rantai di akhirat
pada leher dan kakinya, selainnya rasa terbakarnya
hati yang dirasakannya sejak berada
di dunia ini juga. Rantai 70 hasta
menginsyaratkan pada manusia yang masa
usia efektifnya yang 70 tahun itulah yang dibuang percuma selama hidup di
dunia ini. jaranTuhan
(Ajaran Alqur’an dan tidak mempercayai adanya Hari Pembalasan, adanya hari akhirat),
yang menolak Nabi-nabi / Rasul-rasul yang Utusan Allah, maka baginya bakal ada
siksaan (QS 69:31-32), dimasukkan ke dalam neraka
Jahannam lalu diikat dengan rantai yang panjangnya 70 hasta.
Sedangkan bagi orang-orang Mukmin
yang muttaqi, yang mengikuti ajaran KS Alquran dan para Nabi-nabi Allah dan/
atau para Khalifah-nya, mereka dapat memanfaatkan kehidupan yang sehat dan
sejahtera karena orang-orang ini makan
dan minum dari rizki yang diberikan Allah SWT., yang terdapat di bumi apa
yang ia sukai, yang halal dan thayyib,
tidak berlebihan dan tidak melewati batas, yang ukuran batas-batasannya
ini, berbeda bagi setiap orang, yang kadarnya berbeda bagi setiap tubuh manusia, tidak juga mengharamkan seperti diet pada
makanan yang dihalalkan, serta yang memberikan sebagian hak kepada orang-orang
miskin kepada sanak saudara dan tidak mengikut langkah-langkah syaithan dalam makan dan minum
ini (QS. 2:168, 5:87 Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu mengharamkan barang-barang yang baik yang Allah
telah menghalalkan bagimu dan janganlah kamu melampaui batas …. , 10:59 dan juga 5:88, 7:31, 8:69, dan 16:114)
Siang untuk kerja dan bertabligh, (sebagian) malam untuk istirahat , sebagian lagi untuk shalat dan berzikir
Allah
SWT menciptakan siang dan malam untuk kepentingan manusia. Siang mencari nafkah,
bekerja dan bertabligh, malam istirahat, karena tubuh manusia pun punya hak
istirahat. Itu sunnatullah. “Sesungguhnya tubuhmu punya hak atas dirimu. Kedua
matamu memiliki hak atas dirimu,” sabda Nabi Saw (HR. Bukhari dan Muslim).
Firman
Allah SWT.: “Kami jadikan siang untuk
mencari penghidupan” (QS.An-Naba’, 78:11).
“Dan
karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu
beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya
(pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS. Al-Qashash, 28:73).
“Dan
Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan …” (QS. Al-An’aam:60).
“Allah-lah
yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan …QS. Al
Mu’min, 40:61)
“Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari
dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. ….” (QS. Ar-Ruum, 30:23)
“
….. Kami telah menjadikan malam supaya mereka beristirahat padanya dan … (QS. An-Naml, 27:86).
“Dialah
yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya …...” (QS.
Yunus, 10:67).
Firman
Allah SWT: “Hai orang yang
berselimut, bangunlah (untuk
shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua
itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil, perlahan-lahan”
(Al-Muzzammil, 73: 1-4). Lihat
juga : 73:6, 17:79.
Wassalam, Ppsi 11 September 2013.