MUJADDID DAN
KHILAFAT ISLAM DI ABAD MILLENIUM KE–II HIJRIAH
Seorang Mujaddid, menurut
tradisi Muslim yang masyhur, merujuk kepada seseorang suci yang berilmu agama tinggi, yang muncul pada awal setiap abad dari kalender Hijriah Islam
untuk menghidupkan kembali ajaran agama Islam, ajaran Al-Qur’an, menghilangkan
dari ajarannya unsur-unsur yang tidak ada sumbernya dan mengembalikannya pada
kemurnian aslinya, Ini berdasarkan pada hadits Nabi saw., sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: "Allah akan membangkitkan untuk ummat
ini pada setiap awal abad seseorang
yang akan memperbaharui atau menghidupkan kembali ajaran agama ini. "Sunan Abu Dawood, Book 37: Kitab al-Malahim [Peperangan], Hâdits No. 4278.
Seorang Mujaddid bisa mengumumkan
dirinya –berdasarkan ilham yang diterimanya- atau diberikan gelar panggilan sebagai
Mujaddid oleh masyarakat Muslim dikarenakan kesuciannya, ilmunya keagamaan dan
kerohaniannya yang tinggi, pengamalannya serta hasil kinerjanya; ada juga gelar Mujaddid baru diberikan
masyarakat Muslim setelahnya orang suci ini wafat. Seorang Mujaddid bisa memimpin satu gerakan
keagamaan atau satu nizam organisasi kerohanian, atau tidak memiliki nizam
juga. Pada satu masa (awal / permulaan abad tersebut) bisa terdapat lebih dari
satu orang yang bergelar Mujaddid ini, terutama kalau Mujaddid ini hanya
dikenal untuk satu daerah tertentu saja
(local).
Seorang Mujaddid bisa memperoleh
gelar Khalifah; Khalifah harus
mengumumkan dirinya –berdasarkan ilham atau wahyu - dan memimpin satu
organisasi/ nizam kerohanian dan berlaku
secara universal. Nabi Muhammad saw.
pernah mengatakan; Khalifah, successor, restorer pengganti dan penerus misi
Nabi dalam umat beliau derajatnya lebih tinggi dari Nabi-nabi dalam Bani
Israil. Sebagai pengganti dan penerus
Nabi, seorang Khalifah derajatnya lebih
tinggi daripada Mujaddid.
Setelah berlalunya Khilafat Rasyidah, di dalam umat Nabi Muhammad saw. dikenali
beberapa Mujaddid dan/ atau berpangkat Khalifah juga yang antara lain sbb.:
Akhir abad Pertama (Setelah masa
kenabian) (August 3, 718M = 1 Muharram 100H)
·
Umar ibn Abd
al-Aziz
(2 Nop. 682M di Medinah / 717– 10 Febr. 720M = 26 Safar 63 H / 99 H – 26 Rajab 101 H) – (Tanggal Lahir/menjadi Mujaddid dan tanggal Wafat)
Umar ibn Abd al-Aziz adalah Khalifah
ke-8 dari Khilafah Kerajaan (karena
diwariskan secara turun-temurun, atau Tyranical Monarchy) dari Bani Umayyah. Mujaddid awal abad ke-2 Hijrah ini wafat pada
umur 38 tahun. Beliau adalah cicitnya
sahabat Nabi Muhammad saw Umar ibn Al-Khattab, dibesarkan di Medinah dan
diangkat menjadi Gubernur Medinah di bawah Khalifah Al-Walid I, saudara
sepupunya.
Tidak
seperti kebanyakan penguasa-penguasa di zaman itu, Umar membentuk sebuah dewan
untuk mengurus provinsinya itu; masa pemerintahan beliau di Medinah sangatlah
menonjol kebaikannya, ketika perselisihan/ pertikaian urusan kantor yamg
dikirim ke Pusat di Damascus semuanya menemui jalan buntu. Banyak orang-orang dari Iraq yang hijrah ke
Medinah mencari perlindungan terhadap Gubernur Iraq Al-Hajjaj bin Yousef yang keras dan hal ini membuat
Al-Hajjaj marah, ia kemudian menekan Al-Walid bin Abdul Malik Khalifah ke-6
Bani Umayyah (86-97 H/ 705-715 M) supaya mencopot Umar, yang dituruti oleh
Al-Walid. Sementara itu Umar sebagai seorang ulama Islam besar mendapatkan
reputasi baik yang tanpa cela di dunia Islam.
Dikarenakan Khalifah ke-7 Sulaiman bin Abdul Malik (97-99H / 715-717M) sakit-sakitan, dengan rasa segan
Umar menerima bujukan untuk dijadikan Khalifah ke-8 Bani Umayyah.
Beberapa nama Ulama besar Islam yang
berpotensi menjadi Mujaddid dan ada yang diangkat menjadi Khalifah juga di era Abad ke 11 (Millenium II) sampai kini, abad
ke-15 Hijrah sbb.:
Permulaan Abad ke-11
( 19 September 1591 M / 1 Muharram
1000 H)
Permulaan Abad ke-12
(26 Oktober 1688 M / 1 Muharram 1100
H )
Permulaan Abad ke-13 (4 Nopember 1785 M / 1 Muharram 1200 H)
·
(Mujaddid Alf Sani) Sheikh Ahmad Sirhindi (26 Juni 1564–1624
M / 17 Dzulqaidah 971 – 1033 H) Dikenal sebagai
Mujaddid Alf Sani, atau
"the
reformer of the second millennium".
Sheikh Ahmad dilahirkan di
Sarhind pada tanggal 26 Juni 1564.
Ia ikut Silsilah Naqshbandiya dibawah
pimpinan Kihawaja Baqi Billah. Ia mendedikasikan dirinya dengan sepenuh hati
untuk membersihkan kembali Islam dan menghapus bid’ah asal pengaruh dari Hindu
Pantheism dan menegakkan kembali Tauhid Ilahi.
·
Imam al-Haddad (30 Juli 1634–1720
M / 5 Safar 1044 H - 1132 H) Al-Habib
Abdullah bin Alwi Al-Haddad atau Abdullah bin Alawi bin Muhammad bin Ali Al-Tarimi
Al-Haddad Al-Husaini Al-Yamani (rahimahullah) dilahirkan di Subir sebuah
perkampungan dekat kota Tarim di Wadi Hadhramaut, Yaman pada hari Minggu
tanggal 5 Safar tahun 1044 H atau 30 Juli tahun 1634 Masehi. Ketika beliau
meningkat umur empat tahun, Al-Habib dijangkiti penyakit cacar yang
mengakibatkan kehilangan daya penglihatannya. Walaupun demikian, Allah yang
Maha Agung lagi Mulia telah menggantikan kepada Al-Habib dengan mata hati
(cahaya ilmu dan pengetahuan serta keyakinan). Berasaskan kurnia ini, Al-Habib
telah berusaha dengan penuh dedikasi dan kegigihan menggali ilmu dari sejumlah
besar para ulama’ di Yaman. Cinta beliau terhadap ilmu dan para ulama’
menghasilkan kebolehannya menguasai ajaran para ahli tahkik (orang yang
mengenali Allah dengan ‘ainul-yakeen serta hakkul-yakeen).
·
Qutb-ud-Dīn
Ahmad ibn 'Abdul Rahīm, yang lebih
dikenal sebagai Shāh Walīullāh Muhaddis
Delhi (1703 — 1762 M / 1114 — 1176 H) adalah seorang ulama besar Islam, reformer dan pendiri Gerakan Pemikiran Islam Modern yang berusaha meng-reassess
Teologi Islam berkaitan dengan perobahan-perobahan modernisasi. Selain Al-Qur’an ia pun mempelajari Bahasa Arab. Persia
dan literature ilmu tinggi philosophical, theological, metaphysical, mystical
serta kitab juridical. Ia lulus kuliah pada umur hanya 15 tahun dan ayahnya memasukkannya ke dalam tarikat Naqshbandi yang
termashur. Pada tahun 1731 M ia pergi
naik Haji dan bermukim di Hijaz selama 14 bulan mempelajari Hadits dan Fiqih.
·
Murtaḍá az-Zabīdī (1732-1790M / 1145-1205 H) Al-Sayyid
Murtađā al-Zabīdī (rahmatullah
alayh) adalah Imām Muĥammad ibn Muĥammad ibn
Muĥammad ibn Ábd ar-Razzāq al-Ĥusayni az-Zabīdī, Abu’l Fayđ. Seorang ulama Ĥanafī, lexicographer,
linguist, seorang grandmaster dalam
ĥadīts, genealogy, biographies dan personal histories [ĥadith, ansāb, rijāl]. Selain menguasai Bahasa Arab, beliau fasih
berbahasa Turki, Persia dan Bahasa Karaj. Berasal dari Wāsiţ Iraq, ia dilahirkan di Belgram
India dan hijrah ke Zabid di Yemen. Beliau sangat terkenal di dunia Islam, Hijāz [Jeddah,
Makkah dan Madinah] serta Mesir, India, Shām, Iraq, Morocco, Turkey, Sudan dan
Aljazair. Beliau sangat dikagumi sedemikian rupa sehingga orang-orang di Africa
Barat menganggap Hajji mereka tidak lengkap jika meeka tidak mengunjungi dan bermulaqat dengan Murtađa
Zabīdī! Beliau wafat di Mesir ketika
berjangkit wabah pest pada tahun 1205 H
/ 1790 M.
·
Shah Abdul Aziz
Delhwi
(1745–1823 M / 1158 – 1238 H ) Al
Muhaddith Shah Abdul Aziz Dehlavi
adalah seorang Ulama besar ahli hadits di India. Shah Abdul Aziz berusaha untuk
tetap menjaga persahabatan dengan Pemerintahan Inggris, dengan menyadari bahwa
politik dengan military resistance tidak mungkin lagi bisa dilakukan; gerakan
oposisi dalam sikon demikian berarti bunuh diri. Ia, kemudian mengambil kebijakan agar ia tidak dapat dituduh bermusuhan dengan
Inggris, sehingga ia dapat meneruskan kegiatan misinya. Misinya adalah untuk mempersiapkan orang
Muslim dalam menghadapi perobahan politik di India, ia minta agar
orang Islam tidak hidup dalam bermimpi. Kepada orang-orang Muslim, ia berpikir
hanya ada dua alternative, Jihad atau Hijrah, atau mereka harus mencari jalan
keluar dengan caranya sendiri di dalam sistuasi sedemikian itu. Adalah tanggung-jawab
Shah Abdul Aziz untuk mencari jalan keluar yang aman, ia dapat terus maju ke
depan dengan tanpa membiarkan karakter dan kepribadiannya sendiri terganggu dan
tanpa berkompromi dalam hal religious identity-nya, ia mengatakan kepada
orang-orang Muslim bagaimana upayanya untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi situasi
baru ini.
·
Usman Dan Fodio
(1754–1817 M / 1167 - 1232) Usman
dan Fodio seorang Muslim Afrika, pemimpin revolusi yang mendirikan Negara Islam
di Nigeria.
·
Syed Ahmad
Shaheed Rae Bareli (1786–1831 M /
1200-1247 H ), yang juga disebut Syed Ahmed Barelvi,
adalah seorang aktipis Muslim dari Rae Bareli, India.
Dia pendiri Gerakan Revolusi Tariqah Muhammadiyah di mana para pendukungnya mengangkat dia sebagai “Amir al-Mu’minin” yang mencanangkan jihad terhadap Sikh di Punjab. Syed Ahmad ditangkap oleh orang-orang Sikh bersama ratusan prajuritnya di Balakot, Mansehra District pada tahun 1831. Kekalahannya itu mengakhiri mimpi-nya untuk
mendirikan Negara Islam Peshawar yang sekarang bernama
Pakistan.
Akhir Abad ke-13 = Awal Abad ke-14 (November 12, 1882 M = 1 Muharram 1300 H )
·
Mirza Ghulam Ahmad a.s. (13
Pebr 1835/1882- 26 Mei 1908 = Jum’at 15
Syawal 1250 / 1299 - Selasa, 25 Rabi’ul Akhir 1326 H) – Hadhrat
Mirza Ghulam Ahmad sesuai dengan wahyu
yang diterima oleh beliau mengumumkan / meng-claim mendakwakan dirinya sebagai Mujaddid
awal Abad ke-14 Hijriah, yang
di-imani oleh seluruh anggota Jemaat Ahmadiyah sedunia. Pada tahun
1882 berdasarkan wahyu beliau
mendakwakan sebagai Imam Mahdi dan pada
tahun 1890 M (1307 H) mendapat wahyu dari Allah, yang meng-angkatnya
sebagai Nabi Isa Al-Masih yang dijanjikan kedatangannya di akhir zaman, sebagaimana
yang sudah dinubuatkan oleh Nabi Muhammad Rasulullah saw. – Khaataman Nabiyyiin - sebuah gelar pujian bagi Nabi Muhammad saw., Nabi yang paling mulia, Nabi /
Rasul pembawa syari’at (Islam) terakhir.
Walaupun banyak ditentang oleh
ulama-ulama dan orang Islam mainstream, tetapi Jemaat beliau – tentu dengan pertolongan
Allah SWT - telah diterima dan berada di 200 negara di dunia dengan puluhan
juta orang Islam pengikutnya.
·
Ahmad
Reza Khan Barelvi (14
Juni 1856 M– 1272 H sampai 1921 M-1339 H), umurnya 21 tahun lebih muda dari
Hadhrat M.G. Ahmad a.s. Ahmad Reza Khan
pendiri Gerakan Barelvi di Indian Sub-continent. Beliau seorang Ulama besar Sunni bermazhab Hanafi, ahli fiqih dan
tassawuf, ia menterjemahkan Al-Qur’an ke
dalam Bahasa Urdu yang diterbitkan pada tahun 1912. Mendapat gelar Aala Hazrat dan juga ada yang menamakannya sebagai Mujaddid, untuk Indian-Subcontinent di
South Asia, padahal umurnya pada awal tahun 1300 H / 1882 M itu belum
sampai 26 tahun. Seperti halnya
mayoritas ulama-ulama mainstream menganggap tidak ada lagi wahyu, allergy
dengan wahyu, ia pun mengartikan gelar pujian Nabi Muhammad saw. yang paling
mulia Khaataman Nabiyiin hanya sebagai Nabi penutup atau Nabi terakhir, padahal
tidak ada satu pun ayat Al-Qur’an yang explicit
secara jelas mengatakan bahwa tidak ada lagi nabi setelah Muhammad saw, dan
/ atau Muhammad adalah “Nabi terakhir”, kecuali gelar pujian Khaataman
Nabiyiin tersebut! Pada tahun 1905 pergi beliau naik haji dan
pada kesempatan tersebut Ahmed Raza Khan
mengumpulkan pendapat dari para ulama Hejaz
dan membuat compendium dengan judul, Husam al Harmain ("The Sword
of Two Sanctuaries"), yang memuat 34 buah fatwa dari 33 ulama (20 Mekkah
dan 13 Medinah), yang menyebutkan para Pendiri Jemaat-jemaat Darul Uloom
Deoband Ashraf Ali Thanwi, Rashid Ahmad Gangohi,
Qasim Nanotwi dan
Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah Mirza Ghulam Ahmad Qadiyani adalah sesat, blasphemous
penghujat Tuhan dan murtad.
Sementara itu, pada kurun waktu yang
hampir bersamaan dengan zaman Hadhrat Masih Mau’ud a.s. masih ada dua orang
ulama besar Islam lainnya yang terkenal di dunia yaitu:
·
Muhammad Abduh (1849- 11
Juli 1905 M / 1265 – 8 Jumadil Awal 1323 H yang wafat di Alexandria) seorang
Mufti besar di Mesir, keluaran Universitas Al-Azhar Kairo (1866 – 1877) dan
pernah diasingkan oleh Pemerintah Inggris (1882 – 1888) karena mendukung
gerakan Egyptian nationalist
revolt
pimpinan
Ahmed Orabi.
·
Bediuzzaman
Said Nursî (1878-1960
M / ) Di Turki dan wafat di Urfa. Pernah hidup di zaman Ottoman Empire yang
runtuh setelah Perang Dunia I. Said
Nursi adalah seorang penulis Islam yang hebat, dan metoda yang dipilih oleh Bediuzzaman
dapat disimpulkan dalam dua kalimat singkat:
‘mânevî jihad,’ yang adalah
‘jihad dengan kata-kata’ atau
‘non-physical jihad’, dan ‘tindakan yang
positif atau positive action.’
Karena Bediuzzaman menganggap musuh hakiki
nyata di abad
science, reason, dan
civilization ini adalah
materialisme dan
atheisme, serta sumber-sumber daya
mereka dan falsafah materialism mereka.
Catatan:
Kebenaran pendakwaan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. antara
lain dibuktikan dengan:
·
Al-Masih yang dijanjikan Masih
Mau’ud disebut Nabiyullah (Hadits Muslim Jilid 2 hal. 515).
·
Al-Mahdi dan Al-Masih adalah satu
orang yang sama (Ibnu Majah jld. 2 hal. 257).
·
Kedatangan Isa kedua kalinya adalah
seorang Imam dari kalangan Muslimin (Bukhari jld 2 hal. 490).
·
Imam Mahdi akan menghapuskan
peperangan agama (Ibnu Hanbal, Masnad, Jld. 2 hal. 411).
·
Terjadinya dua gerhana bulan dan
matahari di bulan Ramadhan yang terjadi pada tanggal 13 dan 28 Ramadhan 1311 H / 21 Maret dan 6 April 1894 M. (Sunan Daaru Quthni 306 H – 385 H /
918 M – 995 M, hadits riwayat Imam Baqir Muhammad bin Ali r.a.).
·
Islam akan memperoleh kejayaannya
pada masa 3 abad pertama, yang selanjutnya akan kembali ditarik naik ke langit selama 1000 tahun (Bukhari Jld. 4 berkaitan dengan tafsir KS. Al-Qur’an,
Ath-Thaariq, 86:1). Ini menunjukkan
tentang kebangkitan kembali kejayaan Islam yaitu pada Abad ke-14 Hijrah.
·
Akan muncul orang-orang pendakwa
Nabi palsu (30 orang), di mana Nabi-nabi palsu ini akan dihancurkan oleh Tuhan dan semua Nabi-nabi palsu ini akan tamat
riwayatnya secara tragis, tidak ada bekas sejarahnya dan tidak ada bekas
pengikutnya ataupun keturunannya. Ini sesuai dengan KS Al-Qur’an Al Haaqqah,
69:44-46; bagi yang mengaku-mengaku menerima wahyu tetapi bohong, Allah Taala
sendirilah yang akan mematahkan urat lehernya.
·
·
Maka, tidak layak bagi manusia untuk
mencap orang atau golongan lain sesat atau murtad dan kafir, karena berkali-kali
ditegaskan di dalam KS. Al-Qur’an bahwa “Sesungguhnya Tuhan-mu,
Dialah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia
lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk”
QS. Al-'An`am, 6 : 117; An-Nahl, 16:25; An-Najm, 53 : 30; Al-Qalam,68 : 7. Apalagi menuduh atau mencap orang Muslim yang
mengimani 6 Rukun Iman dan menjalankan 5 Rukun Islam sebagai orang atau
golongan yang sesat, murtad atau kafir. Karena Tuhanlah
yang Maha Tahu siapa orang yang sesat, dan Tuhan sendirilah yang akan menghukum
orang berdusta, yang mengaku-ngaku sebagai Nabi, menerima wahyu Allah tetapi
palsu, atau dusta / bohong.
Memahami injunctions /
wejangan yang ada dalam Al-Qur’an di atas, ketika Hz. Sayyidina Muhammad
s.a.w. masih hidup, Musailimah pada
masa yang sama juga kemudian mendakwakan diri sebagai nabi di Jazirah Arabia,
atas pendakwaan Musailimah itu, Hz. Rasulullah s.a.w. tidak pernah
memerintahkan Jemaat Islam untuk mengambil tindakan dan kekerasan fisik untuk
memerangi pendakwaan kenabian Musailimah. Demikian juga tatkala ada dua orang lainnya yang mendakwakan diri sebagai nabi,
oleh Muhammad saw. tidak dihiraukan juga (Haekal: Sejarah Hidup Muhammad).
·
Adapun ketika di zaman Khalifah Abu Bakr r.a. kemudian
memerintahkan umat Islam untuk menghadapi makar Musailimah dan para pengikutnya
di Yamama, adalah sebagai usaha pencegahan yang diambil oleh Hz. Abu Bakr
r.a. dan Jemaat Islam terhadap Musailimah, atas gerakan militer yang dilakukan
Musailimah dan para pengikutnya yang bersekutu dengan Banu Hanifah untuk
menghancurkan sendi-sendi kehidupan dan persatuan Islami Jemaat Muslim yang
baru tumbuh berkembang setelah wafatnya Nabi Muhammad s.a.w., bukan karena pendakwaan kenabiannya
Musailimah.
Lanjutan tentang Mujaddid / Khilafat.
·
Mirza TahirAhmad, Khalifatul Masih IV r.h. (b. 18 Nop. 1928 / 10 Juni 1982 – d. 19 April 2003 = Minggu, 5 Jumadil Akhir 1347 H / Rabu 16
Sa’ban 1402 H – Sabtu 17 Safar 1424 H) . Yang juga sebagai Mujaddid Awal Abad
ke-15 H (21 Nopember 1979 M = 1
Muharram 1400H).
·
Beliau terpilih
sebagai Khalifah ke-4 Hadhrat Masih Mau’ud a.s. tanggal 10 Juni
1982. Karena di Pakistan gerakannya sangat dibatasi oleh undang-undang Parlemen
Pakistan, terlebih lagi setelah Pemerintahan Zia ul Haq meloloskan Ordinance XX
Anti Ahmadiyah pada tanggal 26 April 1984, Mirza Tahir Ahmad harus segera
meninggalkan Pakistan. Tahir Ahmad berhasil meloloskan dari kepungan laskar dan
secret agent Zia dan dari surat pencekalan yang ditulis oleh Zia dengan
menggunakan dua iring-iringan kendaraan (satu rombongan besar menuju Islamabad
sebagai kamuflase) pada malam hari tanggal 28 April 1984. Tahir Ahmad beserta istri, 2 anak terkecil,
Amir Jemaat Lahore dan seorang pengawal pribadi retired army officer dapat
terbang dengan pesawat KLM langsung ke Amsterdam pada jam 3 lebih setelah
pesawat diundur dari jadwal semula jam 2 pagi. Keterlambatan pesawat
dikarenakan ada surat pencekalan yang berbunyi : “Mirza Nasir Ahmad
yang menamakan dirinya Khalifah Ahmadiyah dilarang meninggalkan Pakistan”. Petugas
Imigrasi Airport Karachi berusaha
meminta klarifikasi tentang nama Mirza Nasir Ahmad, Khalifah ke-3 yang sudah
wafat 2 tahun lalu, tetapi tidak ada yang bangun dan menjawab tilpon. Informasi
yang masuk mengatakan Mirza TahirAhmad ada dalam perjalanan menuju Islamabad. 11
Staff dan petinggi Jemaat Ahmadiyah lainnya tiba di London tanggal 2 Mei 1984 dan didirikanlah Kantor / Base
Khilafat di London. Penindasan dan penganiayaan terhadap orang-orang Ahmadi di
Pakistan semakin hebat, tidak ada pilihan lain bagi Tahir Ahmad untuk kemudian mengajak
bermubahalah dengan Zia (Jum’at 10 Juni 1988), atau Zia diminta untuk
memperbaiki dirinya dari kezalimannya terhadap orang-orang Ahmadi namun Zia tidak
bergeming. Setelah berkali-kali Zia diingatkan dalam Khutbah-khutbah Jum’at
Imam Jemaat Ahmadiyah, terakhir pada Jum’at 12 Agustus 1988, Khalifah
menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda Zia bertobat baik secara lisan maupun dari
perbuatannya, maka sekarang Tuhan-lah yang akan menetapkan takdir baginya. Setelah
menghadiri peragaan US Tank Army –yang gagal-, pada hari Rabu 17-8-1988 Zia ul Haq beserta 9 Jenderal Petinggi Angkatan
Bersenjata Pakistan, dan U.S. Ambassador serta US Military Mission to Pakistan take-off
dengan pesawat C-130 Pak-One dari military Air Base Bahawalpur, dan pada jam
3.51 hanya 5 menit setelah take-off Pak-One meledak di udara dan hancur
terbakar habis karena jatuh menghunjam ke dalam tanah. Investigasi bertahun-tahun
tidak dapat menemukan penyebab misteri meledaknya Pak-One. Di London, Tahir mendirikan MTA International
(Muslim Television Ahmadiyya International) pada tahun 1994, yang dirintis sejak
21-8-1992. Mirza Tahir Ahmad memperkenalkan system pengobatan alternative “Homoepathy”,
yang efektif, tidak ada efek samping dan murah, berdasarkan bukti eksperimen
Dr. Samuel Hahnemann Jerman (1781). Menulis buku “Revelations, Rationality,
Knowledge and Truth” (1998). Ikut mensponsori pembentukan gerakan
social “Humanity First” sebuah International Non-profit Disaster Relief yang
didirikan tahun 1994 dengan HQ di London. Mirza Tahir Ahmad r.h. wafat di London 19 April 2003
dikuburkan di Islamabad, Tilford UK.
·
Sebelumnya, Al-Hajj Maulvi Hakeem Nooruddin r.a. (1841 M / 27 Mei 1908 - Jum’at 13 Maret 1914 M = 1257 / Minggu 16
Rabiul-Akhir 1326 – 16 Rabiul Akhir 1332 H). Beliau terpilih sebagai Khalifatul Masih Awwal (1) pada tanggal 27
Mei 1908. Selain sebagai seorang Ulama besar Islam, beliau juga adalah
seorang tabib terkenal di seluruh India, dan untuk bertahun-tahun lamanya
menjadi Dokter pribadi Maharaja Kashmir.
Pada umur 25 tahun (tahun 1865) Nooruddin pergi naik haji dan bermukim
beberapa tahun untuk mempelajari agama dan hadits. Beliau adalah orang yang
pertama mengambil bai’at kepada Hadrat Mirza Gulam Ahmad yang mendirikan
Jemaat Ahmadiyah, di Ludhiana tanggal 23 Maret 1889.
·
Al-Hajj Mirza Bashirud Din Mahmud
Ahmad r.a. (12 Januari 1889 / 14 Maret 1914 – 8 Nopember 1965 M
= Sabtu 10 Jumadil Awwal 1306 / Sabtu 17 Rabiul Akhir 1332 – Senin 14 Rajab
1385 H). Sebagai Khalifatul Masih
Tsani (ke-dua) beliau yang pertama kali mengirimkan utusan Jemaat Muslim
Ahmadiyah ke luar Hindustan, dengan
mengirim Muballigh Chaudhri Fateh Muhammad Sial ke London pada tahun 1913 dan
mendirikan rumah misi Jemaat Ahmadiyah di sana. Pada tahun 1924 mendirikan The
London Mosque, yang merupakan mesjid pertama satu-satunya di Inggris saat
itu. Sehubungan dengan partisi Negara India-Pakistan tahun 1947, memindahkan HQ Ahmadiyya Muslim Community dari Qadian-India ke Rabwah-Pakistan pada tanggal 30 September 1948. Meninggalkan Qadian yang dijaga oleh 313 orang anggota Jemaat, Darwijs Qadian,
·
Hafiz Mirza Nasir Ahmad MA r.a., Khalifatul Tsalis (ke-3) dari Masih
Mau’ud a.s. (16 Nopember 1909 / 9
Nopember 1965 – 9 Juni 1982 = Selasa 3 Dzulqaidah 1327 / 15 Rajab 1385 – Rabu 16
Saban 1402 H). Dekan Talim ul Islam College Qadian / Rabwah Mei 1944 – Nopember 1965. Di Pakistan,
parlemen telah mendeklarasikan pengikut Ahmadiyah sebagai non-muslim. Pada
tahun 1974, pemerintah Pakistan merevisi konstitusinya tentang definisi Muslim.
·
Mirza
Masroor Ahmad Master Degree Pertanian, Khalifatul Al-Khamis (ke-5) dari Hdr. Masih Mau’ud a.s. (15
September 1950 / 22 April 2003 M = Jum’at
2 Dzulhijjah 1369 H / 18 Safar 1424 H).
Master Degree Agricultural Economic Faisal-abad University 1977. Tahun 1977 - 1985 bertugas di Ghana Bidang Social Educational Agricultural Develipment Projects. Pada tanggal 22-4-2003 terpilih sebagai Khalifatul Masih V a.t.b.a. Sampai tahun 2009 Jemaat Muslim Ahmadiyah telah membangun 15.055 Mesjid
di seluruh dunia, 510 Sekolah dan 30 Rumah Sakit Ahmadiyah. Rumah Sakit Jantung yang besar tetapi murah dibuka mulai September 2007 di Rabwah, Pakistan.Mendukung gerakan social "Humanity First" London HQ yang bekerja-sama dengan "Red-Cross", "Save the Children" dll.
Tasik / Kawalu, Sabtu 15 Juni 2013 / 6 – Sa’ban 1434 H.