Sabtu, 02 Oktober 2010

ALQUR-AAN SUCI - Tidak ada kontradiksi di dalamnya

Tidak ada Kontradiksi, Pertentangan dan Ketidakkonsistenan dl. Kitab Suci Alqur-aan
Oleh : Ir. H. Pipip Sumantri
October 2010
Memberikan Pencerahan atas Tulisan/Situs [Mengenal-Islam]


Dengan mempelajari sehingga mengetahui asbabun nuzul sebab turunnya satu ayat Alqur-aan dapat membantu kita dalam memahami makna dari ayat tersebut, tetapi uraian penjelasan yang diberikan oleh Imam Zaman itulah yang paling tepat, karena beliau memperoleh derajat mukaalamat mukhaatabaat Ilahiyyah, yaitu dengan memperoleh percakapan khabar ghaib, yang tidak diperoleh oleh sembarang orang, yang manusia biasa.
Sehingga tidak akan ada yang mengatakan bahwa Umat Muslim menggunakan cara berpikir yang berputar-putar tak berujung pangkal mengenai Kitab Suci Alqur-aan. Umat Muslim telah memutlakkan kebenaran Alqur-aannya, dengan cukup pembuktian.

Contoh Dialog:
Muslim : Alqur-aan tanpa salah
Non Muslim : Mengapa Alqur-aan tanpa salah, mengapa hal itu benar?
Muslim : Karena Alqur-aan yg mengatakannya demikian
Non Muslim : Tetapi mengapa Alqur-aan itu benar?
Muslim : Karena Alqur-aan tanpa salah

Perhatikan hal ini!

"Jika Alqur-aan benar, maka Alqur-aan akan bertahan dalam setiap pengujian. Tetapi jika Alqur-aan diperkirakan salah, maka hal itu adalah dikarenakan kurang memahami makna dari ayat yang dimaksud, lebih baik mengetahuinya sekarang daripada terus mengimaninya secara buta."

Alqur-aan mengatakan dirinya berasal dari Allah, terjaga dari semua kesalahan, dan hal itu merupakan bukti pewahyuan. Alqur-aan berani menantang manusia dengan berkata: " Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alqur-aan, kalau sekiranya Alqur-aan bukan dari sisi Allah tentulah mereka dapati banyak pertentangan di dalamnya."(Qs. 4:82).

Konsekuensi dari klaim/pernyataan Alqur-aan ini adalah…satu saja (satu ayat saja yg bertentangan) atau satu kesalahan yg ditemui dalam Alqur-aan, maka sudahlah cukup untuk menggugurkan keberadaan Alqur-aan sebagai Wahyu Allah. Inilah Rumus Terjitu!!

Namun, jika seandainya ditemukan ada dua atau lebih ayat yang serupa tetapi berbeda bunyinya, ini tidak berarti bahwa ada terdapat kontradiksi atau ke-tidak-konsistenan dalam KS Alqur-aan, namun penyebabya bisa karena:

· Terburu-buru membaca ayat dimaksud, sehingga tidak sempat memahami dalam konteks apa ayat tersebut diturunkan atau diwahyukan.

· Karena Kitab Suci Alqur-aan adalah kumpulan kompilasi dari wahyu yang diberikan kepada Yang Mulia Nabi Muhammad Rasulullah (saw) selama satu rentang waktu 22 tahun. Kitab Suci Alqur-aan adalah Kitab Suci atau Scripture-nya orang-orang Muslim dalam Bahasa Arab. Kitab Suci ini menyajikan kepada mereka hukum-hukum dan perintah-perintah, code atau aturan dan ketentuan untuk perilaku social dan ahlak moral mereka, dan berisikan sebuah falsafah agama yang lengkap dan comprehensive, sehingga bisa saja ada ayat-ayat yang serupa yang memerlukan penafsiran sesuai waktu dan keadaan saat itu, tetapi tidak berarti sebagai suatu kontradiksi pada ayat-ayat.

· Oleh karena itu, untuk penafsirannya yang secara tepat, di setiap permulaan abad itu Allah SWT. menurunkan Mujaddid atau Pembaharu di dalam Islam (Hadits), dan di awal abad ke-14/15 setelahnya Nabi Muhammad Rasulullah saw., Tuhan Maha Kuasa menurunkan seorang Al-Masih, Nabi Isa yang di-janjikan, Al-Masih Mau’ud, yang adalah pengikut Nabi Muhammad saw. dan yang juga berpangkat sebagai Imam Mahdi di dalam Islam.

Isu yang dianggap KONTRADIKSI/ KETIDAK-KONSISTENAN ALQUR-AAN:
Antara lain:

1. Siapakah orang yg pertama kali menjadi Muslim? Muhammad (Qs. 6:163 “……. akulah orang yang pertama menyerahkan diri – wa ana awwalul muslimiin”).

Hal ini tidaklah bertentangan dengan ayat-ayat lainnya, walaupun bunyinya serupa:
a. Yang menjadi orang Mu’min / beriman pertama kali adalah Musa (Qs.7:143, “aku orang yang pertama-tama beriman – wa ana awwalul mu’miniin”).
b. Yang menjadi Mu’min pertama kali adalah Musa dan pengikutnya beberapa orang Mesir (Qs.26:51, “kami adalah orang-orang yang mula-mula beriman – an kunnaa awwalul mu’miniin”).
c. Ibrahim diperintah oleh Tuhan-nya untuk berserah diri dan Ibrahim pun berkata: Aku telah berseraah diri kepada Tuhan semesta alam; Ibrahim mewasiatkan kepada anak-anaknya, janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan menyerahkan diri (Qs.2:127-133, rabbuhuu aslim qaala aslamtu li rabbil ‘aalamiin” – “fa laa tamututunna illa wa antum muslimuun”, Qs.3:67, “Ibrahim seorang yang selalu cenderung kepada Tuhan dan menyerahkan diri kepada-Nya - kaana hanifam muslimaw “).

2. Bisakah Allah Muslim dilihat oleh manusia dan apakah Muhammad (Mhd) melihat Allahnya? Ya, Mhd dapat melihat “Tanda-tanda” Allah-nya ( Qs.53:1-18, “Sesungguhnya, ia melihat Tanda-tanda besar dari Tanda-tanda Tuhan-nya - La qad ra-aa min aayaati rabbihil kubraa".

Hal ini sesuai dengan:
Qs.6:102-103, “Penglihatan mata tidak sampai kepada-Nya, tetapi Dia bisa – Laa tudrikuhul abshaaru wa ….” dan Qs.42:51) mengatakan bahwa Mhd tidak dapat melihat Allahnya, kecuali dari belakang dinding (tentang penyampaian wahyu wahyu).


3. Apakah pemberi peringatan (Rasul) dikirim kepada semua manusia sebelum kedatangan Mhd?
Ya, Allah Muslim telah mengirim pemberi peringatan (Rasul) kepada setiap orang (Qs.10:47, “Dan bagi tiap-tiap umat ada rasul”, 16:35-36, “Kami telah mengutus Rasul kepada setiap umat”, 35:24, “Dan tiada sesuatu kaum pun melainkan telah diutus kepada mereka seorang pemberi ingat).

Hal ini sesuai betul dengan dilengkapinya oleh misi-misi Nabi-nabi Tuhan ini:

Ibrahim dan Ismael secara spesial telah dikirim oleh Allah Muslim untuk mengunjungi Mekah dan membangun Ka'bah serta memberi peringatan kepada orang2 di sana ( Qs.2:125-129) .
Mhd pun ternyata dikirim sebagai pemberi peringatan (Rasul) kepada orang2 yg belum memiliki rasul/pemberi peringatan tersebut sebelumnya ( Qs.28:46, “Supaya engkau –Musa- memberikan peringatan kepada kaum yang belum mendapatkan peringatan”, 36:2-6, “Supaya engkau –Muhammad- memberi peringatan kepada suatu kaum yang bapak-bapaknya belum pernah diberi peringatan”).
Sebagaimana juga dengan Hud dan Shalih nyata-nyata telah dikirim sebagai pemberi peringatan kepada Bangsa Arab (Qs.11:50, Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka Hud; 11:61, dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shalih).

Tidak ada komentar: