Jumat, 29 Oktober 2010

Muhammad s.a.w. 2 Kali Misinya utk Bangsa Arab dan non-Arab

Kedatangan MISI NABI MUHAMMAD s.a.w. sebanyak Dua (2) Kali:
Untuk Bangsa Arab, dan 2. Untuk Bangsa non-Arab, di Zaman Akhir

Bismillahirrahmanirrahiim.

Bermula dari doa Nabi Ibrahim a.s. (1997 S.M. - 1822 S.M.):
“Rabbanaa wab’ats fii him rasuulam min hum yatluu ‘alaihim aayatika wa yu’alllimuhul kitaaba wal hikmata wa yuzakkiihim innaka antal ‘aziizul hakiim – Ya Tuhan kami, bangkitkanlah di tengah-tengah mereka seorang Rasul dari antara mereka yang akan membacakan Ayat-ayat Engkau kepada mereka dan yang mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka dan akan mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkau-lah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS 2 : 129)

Nabi Ibrahim a.s. berdoa kepada Tuhan meminta untuk dibangkitkan seorang Rasul dari antara mereka, yang keturunannya itu, seorang Rasul untuk: (1) Membacakan Ayat-ayat atau Tanda-tanda Tuhan, (2) mengajarkan Kitab, (3) mengajarkan Hikmah kepada mereka dan (4) mensucikan mereka. Dalam doanya, Nabi Ibrahim a.s. menyebutkan untuk mensucikan orang-orang yang keturunannya itu sebagai prioritas yang ke-empat.

Doa tersebut dijawab oleh Tuhan :
Kamaa arsalnaa fiikum rasuulam minkum yatluu ‘alaikum aayaatina wa yuzakkiikum wa yu’allimukumul kitaaba wal hikmata wa yu’allimukum maa lam takuunuu ta’lamuun – sebagaimana telah Kami utus kepadamu seorang Rasul dari antara kamu (Muhammad s.a.w., 570/571 – 632 M) yang membacakan Ayat-ayat Kami kepadamu dan mensucikan kamu dan mengajar kamu Kitab dan Hikmah, dan mengajar kamu apa yang belum kamu ketahui. (QS 2 : 151)

Keterangan:
Dengan sedikit berbeda dalam urutan prioritasnya, di sini disebutkan tugas suci Y.M. Rasulullah s.a.w. adalah meliputi empat macam tugas mulia yang disebut dalam ayat ini, yaitu: (1) Membacakan Ayat-ayat atau Tanda-tanda-Nya, (2) mensucikan mereka, (3) mengajarkan Kitab dan (4) mengajarkan Hikmah kepada mereka.

Di dalam ayat ini Tuhan Maha Tahu memberikan petunjuk bahwa sebelum Nabi s.a.w. dapat mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada orang-orang, maka orang-orang ini perlu disucikan, atau mensucikan dirinya terlebih dahulu.

Yang diulang lagi

La qad mannallaahu ‘alal mu’miniina idz ba’atsa fiihim rasuulam min anfusihim yatluu ‘alaihim rasuulam aayaatihii wa yuzzakkiihim wa yu’allimuhul kitaaba wal hikmata wa in kaanuu min qablu la fii dhalaalim mubiin - Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin kepada mereka seorang Rasul dari antara mereka (Muhammad s.a.w.) yang membacakan Ayat-ayat-Nya kepada mereka, dan mensucikan mereka dan mengajarkan Kitab dan Hikmah; dan walau sebelum itu mereka sesungguhnya ada di dalam kesesatan yang nyata. (QS 3 :164)

Yang kemudian ditegaskan kembali

Huwal ladzii ba’atsa fil ummiyyiina rasuulam minhum yatlu ‘alaihim aayaatihii wa yuzakkiihim wa yu’allimuhumul kitaaba wal hikmata wa in kaanuu min qablu la fii dhalaalim mubiin – Dia-lah (Allah) Yang telah membangkitkan di tengah-tengah bangsa yang buta huruf seorang Rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, dan mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah, walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata (QS, Surah Jumu’ah 62 : 2)

Keterangan:
Ayat 62 : 2 ini menunjukkan dibangkitkannya seorang Rasul kepada orang-orang ummi, yang buta huruf, itulah Rasul untuk bangsa Arab. Tugas suci Rasulullah s.a.w. meliputi penunaian keempat macam tugas mulia yang disebut dalam ayat ini: (1) Membacakan Ayat-ayat atau Tanda-tanda-Nya, (2) mensucikan mereka, (3) mengajarkan Kitab dan (4) mengajarkan Hikmah kepada mereka.

Adapun Ayat 62 : 3 berikutnya menunjukkan bahwa Ajaran Nabi Muhammad s.a.w. juga nantinya akan disebarkan kepada orang-orang yang di luar Bangsa Arab atau non-Arab:

Waa aakhariina minhum lammaa yalhaquu bihim wa huwal ‘aziizul hakiim – Dan (Dia akan membangkitkannya juga) kepada kaum lain dari antara mereka, yang belum berhubungan dengan mereka. Dan, Dia-lah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.

Keterangan:
Ajaran Rasulullah s.a.w. ditujukan bukan hanya kepada bangsa Arab belaka, yang di tengah-tengah bangsa it beliau s.a.w. dibangkitkan, melainkan kepada seluruh bangsa yang bukan-Arab juga, dan bukan hanya kepada orang-orang yang szaman beliau, melainkan kepada keturunan-keturunan manusia yang akan datang sampai Hari Kiamat. Atau ayat ini ditujukan bahwa misi Rasulullah s.a.w. ditujukan kepada bangsa-bangsa yang belum bergabung dengan para pengikut di zaman beliau.

Dalam Hadits Nabi s.a.w. yang termasyhur (Bukhari) diriwayatkan, Abu Hurairah r,a, berkata: “Pada suatu hari kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah s.a.w., ketika ayat Surah Jumu’ah ini diturunkan, ada juga duduk Salman al-Farsi di sana. Saya bertanya kepada Rasulullah s.a.w., ‘Siapakah orang yang di-isyaratkan oleh kata-kata, Dan (Dia akan membangkitkannya juga) kepada kaum lain dari antara mereka, yang belum berhubungan dengan mereka?’ Setelah saya berulang kali mengajukan pertanyaan itu, Rasulullah s.a.w. meletakkan tangan beliau pada Salman Farsi dan berkata, ‘Bila iman telah hilang ke Bintang Tsuraya, seorang lelaki dari mereka pasti akan menemukannya.’

Hadits Nabi lainnya (riwayat Baihaqi) menyebutkan akan tiba saatnya ketika tidak ada yang tertinggal di dalam Alqur-aan kecuali kata-katanya, dan tidak ada yang tertinggal di dalam Islam, selain namanya, yang berarti bahwa jiwa ajaran Islam yang sejati itu akan lenyap pada saat itu nanti.

Kedua Hadits ini bersama-sama sepakat tentang akan datangnya misi yang kedua kalinya dari Rasulullah s.a.w. pada akhir zaman, yang akan dibawakan oleh seorang keturunan Farsi (Iran). Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh umat Islam ini adalah seorang keturunan Farsi (1835 – 1908).

Rujukan, silahkan baca:

THE HOLY QUR’AN; Arabic Text and English Translation with Commentary. Edited by Malik Ghulam Farid; Under the auspices of Hazrat Mirza Tahir Ahmad;

http://www.alislam.org/archieves

http://www.ahmadiyya.or.id

Tidak ada komentar: