Kamis, 17 Januari 2008

Indonesia Pusat Ahmadiyah

Ass.w.w. Jakarta, 7-1-2008

Inilah beberapa kemungkinan yang bisa terjadi sehubungan dengan Jamaat di Indonesia.

  • Banyak orang yang menjadi simpati kepada Ahmadiyah atas penganiayaan orang-orang kepada kelompok Islam Ahmadiyah yang sebenarnya sangat cinta damai ini dan yang sama sekali tidak pernah membalas penganiayaan dengan kekerasan. Fenomena ini bakal menarik orang-orang yang berhati bersih dan fair untuk mau mempelajari mengapa di jaman sekarang ini Allah SWT perlu mengirimkan Utusan-Nya lagi, yang adalah pengikut setia Nabi Muhammad saw., Khataman-Nabiyyin, Nabi termulia, Nabi pembawa Syari’at yang terakhir (Islam).
  • Jika aparat memang tidak melindungi mereka yang dianiaya oleh sesama penduduk karena dianggap memiliki keimanan yang berbeda, maka kepada orang-orang ini supaya dicarikan Negara lain yang dapat menerima orang-orang Ahmadiyah yang tidak mendapatkan perlindungan HAM berdasarkan Konstitusi UUD RI 1945 ini.
  • Kalau terjadi exodus, maka seperti yang terjadi di jaman Nabi Nuh a.s. bisa ada kemungkinan Pulau Jawa, Pulau Sumatra dan Pulau Lombok itu tenggelam seperti yang diramalkan orang.
  • Kalau masih juga harus tinggal di Negara R.I. tentu saja bagi warga/penduduk yang tidak memperoleh perlindungan hukum oleh Negara, kepada mereka-mereka ini mesti dibebaskan dari keharusan membayar semua pajak-pajak.
  • Kalau sampai jadi dibubarkan – na’udzubillah min dzalik -, pertama-tama akan terjadi itu adalah kerusuhan – chaos – penjarahan dan pengrusakan pada Rumah-rumah Allah dan rumah-rumah penduduk dan warga lainnya juga.. Selain terjadi kekacauan, kemurkaan Tuhan pun bisa menyebabkan bangsa dan rakyat ini lebih sengsara lagi dengan penderitaan tanpa akhir.
  • Untuk Bapak Amin Djamaluddin LPPI, sekali lagi diingatkan akan firman Tuhan bahwa: La’natullaahi ‘alal kaadzibiin; Laknat bagi orang yang pendusta (QS. 3:61). Ingatlah Pak Amin, Kitab Suci orang Mukmin Ahmadiyah itu hanya satu, yaitu Al-Qur’aan (30 juz).
  • Kepada Bapak Prof. Dr. Syahrin Harahap MA. IAIN Sumut - Medan yang mengatakan bahwa Ahmadiyah tidak akan mungkin berkembang di Indonesia, ingatlah bahwa hal itu memang sulit bagi manusia biasa, tetapi insya Allah tidaklah akan sulit bagi Allah Yang Maha Kuasa, Maha Perkasa dan Maha Bijaksana untuk memberikan “final victory” kepada Utusan Akhir Jaman ini dan para pengikutnya.
  • Jadi, walaupun merasa jadi orang yang pintar dan bijak, janganlah menghina Utusan dengan kelewat batas, jangan menganggap enteng pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Gempa Bumi dan Tsunami di Aceh dan Sum-Ut. 26-12-2004 itu tidak ada orang yang bisa memprediksinya.
  • Marilah kita baca Firman Allah: Fa bi ayyi aalaa-i rabbikumma tukadzibaan (Ar-Rahmaan 56: 12, 16, 18, dst sampai 75 dan 77), Maka nikmat Tuhan-mu manakah yang engkau dustakan? Di mana Allah mengulanginya sebanyak 31 kali! Sedangkan 4 derajat nikmat Tuhan yang bisa diraih oleh manusia, manusia yang baik untuk dijadikan sahabat, yang adalah para Nabi-nabi (jamak, atau lebih dari satu), para shiddiq, syuhada-syuhada dan orang-orang shaleh. Ke-empat nikmat itu hanya bisa diraih oleh orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul Muhammad. (An-Nisaa 69).
    Jadi nasihat di sana: Bersahabatlah dengan Nabi-nabi, orang yang diutus dan ditugaskan Allah untuk mengajarkan Al-Qur’an (Ar-Rahmaan:2), para shiddiq, syuhada dst, kemudian ucapkanlah pujian: “Tabaarakasmu rabbika dzil jalaali wal ikraam” (Ar-Rahmaan 78), Maha be-Berkatlah Nama Tuhan engkau, Pemilik segala Kemegahan dan Kemuliaan.
    Catatan tanggal 7-1-2008
    Date:

Sat, 5 Jan 2008 23:52:18 +1100 Farzand Abdullatif
Subject:
Re: AHMADIYAH TAK MUNGKIN DAPAT BERKEMBANG DI INDONESIA???

Sehari sebelumnya yang bilang mengetahui "rencana besar" itu dari Al-Fazl adalah Amin Djamaludin:

03/01/2008 18:24 WIB
Indonesia akan Dijadikan Pusat Ahmadiyah di Dunia - Irwan Nugroho - detikcom


Sebagian umat Islam meminta Ahmadiyah dilarang bukan hanya karena ajarannya yang dinilai sesat. Namun, karena pemimpin Ahmadiyah hendak menjadikan Indonesia sebagai pusat aliran itu.

"Indonesia akan dijadikan sebagai pusat Ahmadiyah di dunia, sehingga umat Islam bangkit," ujar Ketua Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amin Djamaludin.

Hal itu disampaikan dia di Kejagung, Jl Sultan Hasanudin, Jakarta Selatan, Kamis (3/1/2008).

Amin dan rombongannya yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) menyampaikan surat kepada Jaksa Agung Hendarman Supandji yang meminta agar Ahmadiyah dilarang. FUI memiliki sekitar 54 anggota yang terdiri dari ormas Islam dan partai politik seperti PPP, PBB, PKS, dan PBR.

Amin mengungkapkan, rencana Ahmadiyah itu diketahuinya dari tulisan di majalah resmi mereka di Inggris bernama Al Fadhl International. Tulisan tersebut dimuat secara bersambung pada majalah edisi 13, 14, dan 20 tahun 2000.

Khalifah ke-4 Ahmadiyah, yakni Tahir Ahmad, pernah datang ke Indonesia pada tahun 2001. Ia sempat bertemu dengan (mantan) Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Selain surat, Amin mengatakan, pihaknya juga menunjukkan bukti-bukti terkait ajaran Ahmadiyah yang dinilainya sangat menodai agama Islam. Antara lain kitab suci Ahmadiyah, Tadzkirah, dan sebuah buku karangan Mirza Ghulam Ahmad. (Pak Amin, Pak Amin Djamaluddin, ingatlah pada Firman Allah SWT: La’natullaahi ‘alal kaadzibiin; Laknat dari Allah bagi pendusta, 3:61, Jakarta 6-1-2008)

Kitab suci berwarna biru muda tersebut berisi potongan-potongan ayat Al-Quran yang digunakan Ahmad untuk melegitimasi dirinya sebagai nabi.

"Ini sambung sana sambung sini. Dipotong-potong. Marahlah umat. Coba lagu Indonesia Raya diputar balik kalau gak ditangkap polisi?" gusarnya sambil menunjukkan kitab suci yang cukup tebal itu.

Mengenai buku, Amin mengatakan, buku itu dikarang Ahmad pada 1901. Buku yang terlihat kusam tersebut menceritakan teguran Ahmad kepada pengikutnya yang mengatakan kalau dia bukanlah nabi.

"Pokoknya kalau tidak dilarang, kita minta Ahmadiyah buat agama sendiri di luar Islam, jangan mengacak-acak Islam," imbuh dia.
------------ --------- --------- --------- --------- -------

(Jadi siapa sebenarnya ya yang pertamakali mengetahui rencana Pusat Ahmadiyah itu?!)

From: madina nusrat To: ahmadiyah benar
Sent: Saturday, January 05, 2008 4:16 PM


Subject: [ahmadina] AHMADIYAH TAK MUNGKIN DAPAT BERKEMBANG DI INDONESIA
AHMADIYAH TAK MUNGKIN DAPAT BERKEMBANG DI INDONESIA


Medan,4/1 (ANTARA) - Pakar theologi Islam Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA berpendapat ajaran Ahmadiyah tidak akan mungkin dapat berkembang di Indonesia.

"Faham dan ajaran tersebut akan sulit rasanya diterima masyarakat, mengingat warga dapat menentukan mana ajaran yang cocok dan pantas untuk mereka ikuti," katanya ketika dihubungi ANTARA di Medan, Jumat, mengenai adanya rencana Indonesia akan dijadikan sebagai pusat Ahmadiyah di dunia. Rencana Ahmadiyah itu diketahuinya dari majalah resmi mereka di Inggris bernama Al Fadhl International edisi 12, 13 dan 20 tahun 2000. Syahrin yang Guru Besar IAIN Sumut menambahkan, tidak mudah menjadikan Indonesia sebagai pusat atau "basis" ajaran Ahmadiyah. "Rencana seperti in! i tidak akan mungkin tercapai karena masyarakat dapat menilai terhadap ajaran mana yang perlu diikuti dan mana yang perlu dijauhi," katanya. Apalagi, menurut dia, ajaran Ahmadiyah juga dilarang di Indonesia. "MUI juga menganggap ajaran Ahmadiyah itu ajaran sesat dan bertentangan dengan ajaran Islam," katanya.(T.M034/C/R014/ R014) 04-01-2008 19:05:45


(N.B. Memang sulit bagi manusia biasa, tetapi insya Allah tidaklah akan sulit bagi Allah Yang Maha Kuasa, Maha Perkasa dan Maha Bijaksana ……… untuk memberikan final victory kepada Utusan-Nya di akhir zaman ini.


Jadi orang itu, biarpun merasa cerdik-pandai – Professor Doctor, MA - janganlah menghina Utusan Allah, janganlah menganggap enteng pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Gempa bumi besar dan Tsunami besar di Aceh / Sum-Ut, 26-12-2004 itu tidak ada orang yang bisa memprediksinya. Jakarta 6-1-2008)

Tidak ada komentar: