Minggu, 20 Januari 2008

KHUTBAH JUM'AT 11-1-2008 : Ayat (2) (Terjemahan)

KHUTBAH JUM’AT HADHRAT AMIRUL MUKMININ KHALIFATUL MASIH V aba.
Tanggal 11-1-2008 dari Mesjid Bait-ul-Futuh, London , United Kingdom
Serangkaian Tanda-tanda Allah (Ayat-ayat) (2)
Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan Al-Faatihah, Hudhur aba. menilawatkan ayat dari Kitab Suci Al-Qur’an:
Surah Al-Baqarah ayat 130:
“Ya Tuhan kami, bangkitkanlah di tengah-tengah mereka seorang Rasul dari antara mereka yang akan membacakan Ayat-ayat Engkau kepada mereka dan yang mengajarkan himah kepada mereka dan akan mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkau-lah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”

Di dalam Khutbah Jum’at yang lalu, dikarenakan pengumuman Tahun Baru Waqf-e-Jadid maka pokok bahasan dari ayat yang baru saya baca tadi akan diteruskan sekarang, jadi pada hari ini sekali lagi saya akan kembali pada pokok bahasan yang sama. Dalam ayat ini, disebutkan perihal doa yang dipanjatkan oleh Hadhrat Ibrahim a.s. Bagian akhir dari ayat tersebut sudah saya terangkan dalam khutbah saya dua minggu yang lalu, dan bagian sisanya saya akan bicarakan pada hari ini. Pada bagian dari doa ini ada 4 perkara yang diminta oleh beliau a.s. mengenai seorang Nabi yang besar, yang kemudian disebutkan disini, yaitu yang pertama adalah yatluu ‘alaihim aayaatika yang sudah saya terangkan.

Pada hari ini yang berikutnya adalah yu’allimuhumul kitaaba wal hikmata wa yuzakkiihim bahwa ia itu akan mengajarkan kepada mereka Kitab dan mengajarkan kepada mereka kebijaksanaan dari perintah-perintah tersebut dan juga mensucikan mereka. Inilah doa dari Hadhrat Ibrahim a.s. sebagaimana yang saya katakan bahwa Ayat-ayat apa pun yang Engkau wahyukan kepada Nabi yang besar ini, maka Nabi besar ini kemudian akan membacakan Ayat-ayat tersebut kepada orang-orang, yang kepada mereka itulah beliau itu di-utus. Di dalam Ayat-ayat tersebut, di sana ada hal-hal tertentu di mana seseorang itu dapat belajar satu pelajaran yang di dalamnya ada banyak nasihat-nasihat; ini bukanlah dimaksudkan bahwa orang itu cukup dengan hanya membaca Ayat-ayat tersebut. Tetapi tujuan hakikinya adalah sebagaimana yang saya sudah sebutkan di dalam dua khutbah yang terdahulu itu ialah bahwa contoh-contoh yang dikutip di sana itu adalah untuk kepentingan orang-orang yang akan datang kemudian sehingga oleh karena itu beliau berdoa kepada Allah Taala bahwa Nabi yang besar ini, yang akan Engkau utus di hari mendatang itu dan yang sekarang saya berdoa untuk itu, adalah bahwa ia itu haruslah dari keturunannya Hadhrat Ismail, orang yang akan diangkat itu. Nabi yang besar tersebut bukan saja akan membacakan Ayat-ayat ini sampai pada saat ini saja dan bukan hanya pada orang-orang di zaman yang sekarang ini saja yang akan mendapatkan manfaatnya. Ia itu bukan hanya mengajar dan memberikan nasihat kepada orang-orang yang ada di dalam zamannya saja, akan tetapi bagaimana pun juga Nabi ini akan terus dibangkitkan sampai pada Hari Kiamat, Hari Pembalasan; oleh karena itu pendidikannya ini, ajarannya ini, petunjuknya ini harus ada didalam bentuk Kitab sehingga orang-orang yang akan bekerja mengikuti ajaran ini, mereka itu akan memperoleh manfaatnya dari Kitab tersebut. Jadi, sedemikian jelasnya berlangsungnya kejadian dari doanya Hadhrat Ibrahim a.s. ini bahwa kepada beliau itu sudah diberikan ilmu ini oleh Allah Taala bahwa di zaman ini seorang Nabi yang sedemikian itu akan ditegakkan yang ajarannya akan tetap berlangsung secara kekal abadi sampai Hari Kiamat. Jadi oleh karena itu beliau a.s. berdoa bahwa orang-orang yang di antara mereka itu akan dibangkitkan seseorang di zamannya, di mana ia itu akan memberikan kepada mereka ajaran ini dan Ayat-ayat ini semuanya yang harus digabungkan bersama, dikompile bersama di dalam bentuk sebuah Kitab. Sesungguhnya doa ini sudah diajarkan kepada Hadhrat Ibrahim a.s. oleh Allah Taala, bahwa Nabi besar yang akan di-utus itu dengan Syari’at besar yang akan diberikan kepada beliau ini adalah dalam bentuk Kitab yang ditulis. Ajaran dan Syari’at ini ditulis dengan secara demikian sehingga sampai Hari Kiamat itu tidak akan ada satu bagian sekecil apa pun yang akan berubah, bagaimana pun juga.

Kami lihat bahwa dengan karunia kemurahan Allah hari ini hanya Kitab Suci Al-Qur’an inilah yang berisi ajaran yang diberikan oleh Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. kepada orang-orang setelah wafatnya beliau saw., di dalam bentuknya yang tertulis inilah ajaran yang diterima oleh orang-orang Muslimin itu. Allah Taala juga menciptakan satu fase yang sedemikian dimana orang-orang dapat menghapal Kitab Suci Al-Qur’aan ini di luar kepala; setiap dan semua kata-kata, setiap huruf-huruf itu dengan secara jelas tertanam dan terukir di dalam pikiran mereka. Orang-orang ini di setiap waktu dan di setiap zaman bahkan pada saat ini pun ada orang-orang yang hafal Al-Qur’an ini. Jadi ajaran yang telah diperkenalkan melalui Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. ini bukan saja dijaga dalam bentuk sebuah Kitab, tetapi juga terukir di dalam pikiran dan ingatan dari orang-orang. Dengan cara ini tindakan sudah diambil untuk keselamatan dan keamanan dari Kitab ini, yang tidak pernah dikerjakan dalam hal ajaran-ajaran yang diberikan kepada Nabi-nabi yang sebelumnya. Tidak ada Kitab lainnya kecuali Kitab Suci Al-Qur’an yang dapat menyatakan bahwa setiap huruf dan kata dari isi Kitab ini adalah persis dalam bentuk yang sama seperti ketika diturunkan dalam wahyu, sementara Kitab Suci Al-Qur’an mengatakan dan membuat pernyataan bahwa sejak dari hari pertamanya ketika Ayat-ayat itu diturunkan, semua Ayat-ayat itu sampai hari ini pun terjaga dalam bentuknya yang semula. Huruf-huruf hidupnya di mana orang harus berhenti dan tidak usah berhenti dalam membacanya, semuanya ini dengan secara rinci dan sangat rinci sekali Allah Taala telah memelihara dan menjaga keamanan dan keselamatannya. Jadi inilah sifat fitur yang menonjol dari Kitab yang diberikan kepada Nabi besar tersebut. Allah Taala menyempurnakan Syari’at-Nya, dan Allah Taala berfirman di dalam Kitab Suci Al-Qur’an:
Surah Al-Maa’idah ayat 4:
…………. Hari ini telah Ku-sempurnakan agama-mu bagi-mu dan telah Aku lengkapkan nikmat-Ku atasmu, dan telah Aku sukai bagimu Islam sebagai agama. …….

Bahwa untuk kebaikan bagimu Aku telah menyempurnakan agama-mu bagi kamu dan melengkapkan nikmat-Ku atas kamu dan sebagai satu agama Aku telah sukai untuk membuat agama ini sebagai agama Islam. Jadi, inilah pengumuman yang telah dibuat oleh Allah Taala di dalam Kitab Suci Al-Qur’an. Sementara di satu segi, hal ini merupakan pengumuman tentang dikabulkannya doa dari Hadhrat Ibrahim a.s., bahwa pada Nabi yang besar ini, semua karunia rahmat kebaikan itu mencapai pada titik teratas kulminasinya dengan semua perintah-perintah yang digabungkan secara bersama-sama. Semua peristiwa sejarah telah diterangkan dan Kitab-kitab Syari’at terdahulu juga ada disebutkan; semua dan berbagai perintah-perintah dari agama yang berstandard tinggi telah disebutkan. Dikarenakan bahwa Syari’at engkau itu sekarang lengkaplah sudah sebagaimana yang telah diumumkan oleh Allah Taala, maka tidak ada lagi Syari’at lainnya yang dapat menandingi Al-Qur’an, bagaimana pun juga. Tidak ada Buku atau Kitab terdahulu yang dapat menyaingi Kitab Suci Al-Qur’an dan pada kenyataannya dan sebenarnya hanya Buku inilah yang berhak disebut sebagai Al-Kitab. Bukan saja Kitab yang berkenaan dengan perkara Syari’at yang disebutkan di sini, tetapi satu bagian dari Kitab ini menyebutkan hal-hal yang berkenaan dengan perkara intellectual dan ilmu pengetahuan scientific tinggi, yang bagi orang-orang zaman dahulu yang kepada mereka diberikan Kitab atau Scriptures kuno itu sulit untuk dapat mengerti. Bahkan pada zamannya Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. ada beberapa hal tertentu yang barangkali hanya dapat dimengerti oleh Nabi Muhammad SAW. sendiri dan tidak ada lainnya yang mengerti. Nubuatan-nubuatan terutamanya yang berkaitan dengan masa yang akan datang inilah yang merupakan kehebatannya dari Buku yang dikenal sebagai Al-Kitab ini bahwa semua dan bermacam-macam cabang-cabang dari ilmu pengetahuan ada disebutkan di sana yang semuanya itu tersimpan dengan amannya di dalam bentuk aslinya yang sejati. Allah Taala Sendiri telah menyebutkannya bahwa inilah Kitab yang diwahyukan kepada Nabi yang besar ini di mana Aku akan memeliharanya dan tidak akan ada yang dapat merobah kondisinya bagaimana pun juga, sebagaimana Allah Taala berfirman:
Surah Al-Hijr (15) ayat 10:
Sesungguhnya, Kami-lah Yang telah menurunkan Peringatan Al-Qur’an ini, dan sesungguhnya Kami adalah Pemelihara baginya.

Bahwa inilah Zikr atau Peringatan, Al-Qur’an ini dan sesungguhnya Kami-lah yang akan melihat dan memperhatikannya bahwa Kitab ini akan terpelihara dengan selamat dan amannya. Tindakan untuk penyelamatannya itu sudah dikerjakan dan termaktub semenjak dari hari pertamanya Y.M. Nabi Muhammad SAW. Ayat-ayat yang sudah dituliskan itu semuanya terjaga keselamatan dan keamanannya sejak saat itu.
Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud STSS, Semoga Tuhan menurunkan Selamat dan Salaam atas beliau mengatakan dengan merujuk pada ayat ini bahwa Kitab yang telah diwahyukan oleh Kami maka Kami-lah yang akan menjadi Pemelihara dan Penjaga-nya. Jadi, Saudara-saudara dapat melihatnya bahwa telah jelas terbukti kebenarannya dari nubuatan tersebut selama 1300 tahun yang terakhir ini. Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an, di sana tidak ada ditemukan ajaran yang berkenaan dengan menyekutukan Allah Taala. Di masa mendatang pun yang demikian itu tidak akan pernah terjadi bahwa ajaran yang sedemikian itu akan dimasukkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’an.

Dikarenakan ada ribu-ribuan Hafidz yang dapat menghapal Kitab Suci Al-Qur’an di luar kepala; tafsir-tafsirnya pun ditulis dan dalam shalat yang 5 waktu setiap hari Ayat-ayat dari Kitab Suci Al-Qur’an itu dibaca. Setiap hari Kitab ini dibaca orang, di-tilawatkan. Jadi, oleh karena itu ada miliaran eksemplar Al-Qur’an yang disebarkan di seluruh dunia. Semua orang di seluruh dunia sama-sama mengetahui tentang ajaran ini; semua perkara ini sedemikian rupa bahwa kita dapat mengerti dari sini bahwa ini adalah satu dalil yang sangat mengikat untuk mengatakan bahwa inilah satu Kitab yang benar-benar terjaga dan terjamin. Juga di masa yang datang pun sama sekali tidak ada kemungkinan untuk mengadakan sesuatu perubahan apa pun pada text Al- Qur’an ini; tak ada seorang pun yang dapat membuat satu perubahan apa pun. Jadi, inilah satu dalil argumentasi yang pada kenyataannya di masa depan pun juga tidak akan dapat diadakan perubahan sama sekali. Jadi, Allah Taala sesuai janji-Nya telah menjaga Al-Qur’an itu sampat saat ini dan kemudian selanjutnya.

Kemudian Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud STSS, Semoga Tuhan menurunkan Selamat dan Salam atas beliau menyebutkan hal ini bahwa sudah lebih dari 1300 tahun berlalu sampai pernyataan ini dibuat di mana Kitab Suci Al-Qur’an itu dipelihara dan dijaga dengan amannya sampai hari ini pun. Sebagaimana Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud STSS menyebutkan bahwa di masa mendatang itu kami tidak akan dapat mengerti atau dapat punya pikiran bagaimana pun juga bahwa bisa terjadi suatu perubahan dalam ajaran dari Kitab Suci Al-Qur’an bahwa Allah Taala itu Yang senantiasa berada di sana untuk selama-lamanya; Dia akan tetap terus menjaganya.
Orang-orang Dajjal yang Anti-Christ, mereka sudah mencoba berusaha untuk membuat beberapa perubahan tetapi kekuatan dari Dajjal tidak akan berhasil untuk melakukannya. Sebagaimana yang sudah beberapa kali saya katakan tentang usaha mereka untuk mengadakan perubahan pada text dari Kitab Suci Al-Qur’an ini oleh pihak lawan di mana mereka mengadakan persekongkolan jahat yang sangat serius untuk maksud ini. Rencana mereka itu sungguh sangat keji dan terbitannya yang pertama adalah sebagai furqan-ul-haq di mana mereka menghilangkan beberapa kata-kata, mengambil beberapa buah kata-kata dari Kitab Suci Al-Qur’an dan mencampur-baurkannya, meng-kombinasikannya sehingga mereka dapat membuat satu bentuk baru dari beberapa ayat. Mereka membuat beberapa juz-juz baru yang barangkali menjadi 31 atau 33 dan yang pertama kalinya diterbitkan pada tahun 1999 oleh Evangelical Church. Tujuan mereka itu adalah saya kira bahwa bagi Al-Masih yang akan datang itu ini merupakan khabar yang baik dan agar orang-orang Muslimin itu dipersiapkan secara mentalnya maka buku ini diperkenalkan dengan nama furqanul-haq. Ada berita-berita pada saat itu bahwa buku ini dibagikan dan diajarkan kepada anak-anak.

Kemudian saya sudah menanyakannya kepada petugas di Arabic Desk tetapi saya belum memperoleh jawabannya atau barangkali laporannya sangat terlambat yang seharusnya hal ini dapat diinformasikan sebelum ini. Dua tahun yang lalu dilaporkan bahwa buku ini diterbitkan dari America, mereka yang sedang berusaha keras dengan membuat beberapa perubahan. Usaha lainnya juga adalah dari satu kelompok di antara orang-orang Muslimin yang bertentangan dengan Syari’at. Orang-orang ini menginginkan agar ayat-ayat tentang peperangan dan jihad semuanya harus dikeluarkan dari Kitab Suci Al-Qur’an; mereka ini adalah orang-orang yang pengecut dan karena tidak memiliki keberanian maka mereka berusaha untuk menyenangkan hati orang-orang Barat atau orang-orang Kristiani, atau mereka yang tidak memiliki kaitan dengan agama dengan membuat interpolasi di dalam Kitab Suci Al-Qur’an. Inilah usaha-usaha dari orang-orang ini, yang apakah mereka itu dari Kristiani atau orang yang menamakan dirinya Muslim tetapi sebenarnya mereka mengerjakan apa yang merugikan diri sendiri; mereka itu melakukan peranan yang sangat buruk.Semua orang-orang tersebut yang berusaha untuk merubah Kitab Suci Al-Qur’an dengan berbagai caranya, betapa pun juga mereka itu tidak akan pernah berhasil sama sekali. Allah Taala telah membuat janji-Nya untuk itu. Orang-orang ini hanyalah mengatakan dengan mata zahirnya itu di mana mereka berpikir bahwa sebagaimana pada Bible orang-orang telah melakukan interpolasi dan interferensi di sana, seperti itu pula jika memungkinkan mereka akan melakukan yang sama pada Kitab Suci Al-Qur’an. Di mana dalam interpolasi di sana itu tidak ada janji yang sedemikian, sementara dengan Kitab Suci Al-Qur’an inilah janjinya bahwa inilah satu-satunya Kitab yang tentang itu Allah Taala telah memberikan janji-Nya.

Alasannya adalah bahwa Kitab ini yang diwahyukan kepada Nabi besar tersebut yang ajaran akan tetap kekal abadi sampai pada Hari Kiamat. Jadi oleh karena itu, apakah mereka orang-orang yang di luar Islam atau di dalam Islam sendiri jika mereka itu percaya kepada Tuhan maka mereka itu harus melihatnya bahwa inilah satu-satunya Buku atau Kitab yang suci, yang terjaga baik keasliannya dalam bentuknya yang semula. Usaha apa pun yang telah dikerjakan oleh orang-orang tersebut, tetapi mereka tidak dapat membuat satu perubahan apa pun. Inilah yang harus direnungkan oleh mereka itu. Di satu pihak kami lihat bahwa doa yang diajukan oleh Hadhrat Ibrahim a.s. tentang sebuah Kitab yang mengandung ajaran yang agung ini, itulah apa yang beliau doakan. Di pihak yang lainnya Allah Taala berfirman bahwa Aku telah menerima dan mengabulkan doanya itu, seorang Nabi besar yang dibangkitkan dalam kalangan Bangsa Arab yang telah memberikan bimbingan sesuai dengan Kitab ini. Sebagai hasil akibat dari ajaran tersebut dapat disaksikan oleh orang-orang di seluruh dunia. Betapa pun orang-orang yang dengan rasa permusuhannya ini dengan perlawanan yang dilakukan oleh orang-orang yang buta-matanya itu atau orang-orang yang berusaha untuk menciptakan kejahatan dan kekacauan. Allah Taala berfirman bahwa sebagaimana ajaran ini sudah sampai pada taraf kesempurnaannya dan dengan Nabi ini yang adalah Khataman-Nabiyyin pemeterai Nabi-nabi, seorang Nabi pembawa Syari’at yang terakhir. Oleh karena itu tidak akan ada seorang Nabi baru yang akan datang dengan tanpa mengikuti Nabi yang besar ini, atau akan ada satu Kitab lainnya yang akan diturunkan atau diwahyukan. Jika kalian berusaha untuk melakukan hal ini maka kalian bisa melakukannya tetapi kalian tidak akan pernah berhasil.

Penjagaan terhadap Kitab ini dan penjagaan atas Syari’at ini ada di dalam tangan Allah Taala sendiri dan dengan melalui orang-orang yang merupakan pilihan-Nya. Di zaman ini adalah bahwa satu pejuang besar dari Allah sudah dibangkitkan untuk memerangi Dajjal yang Anti-Christ. Usaha apa pun yang kalian akan lakukan, inilah takdir ketentuan dari Allah bahwa sekarang ini adalah pertempuran terakhir antara hamba Tuhan dengan hambanya Syaitan di mana hamba Allah dipastikan akan memenangkan pertandingan ini. Berapa pun waktu yang diberikan kepada orang-orang ini, berapa pun kesempatan yang diberikan kepada mereka, ini juga sudah merupakan bagian dari rencana Ilahi. Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. telah memberikan nubuatan tentang hal tersebut, sehingga Allah Taala dapat mengatakannya bahwa Dia-lah sumber dari segala Keperkasaan dan Kekuatan itu. Bilamana Allah Taala mengatakan bahwa jika Aku men-dekritkan tentang sesuatu hal dan Aku sudah mengambil keputusan maka itulah yang akan terjadi. Jadi kami itu tidak perlu untuk mengkhawatirkan tentang hal-hal ini, bahwa usaha-usaha yang menjijikkan dari orang-orang ini akan bisa berhasil. Tetapi barangkali ada orang-orang yang bodoh atau orang yang dungu yang dari kalangan umat Muslimin sendiri yang kadang-kadang merusak dan kehilangan keimanannya. Ada orang-orang yang karena kejahatannya atau karena kebodohannya mereka itu menghancurkan dirinya sendiri. Tetapi bagi orang-orang menyatakan dirinya Muslim dan mereka yang menyembunyikan dirinya, dikarenakan adanya beberapa ajaran tertentu mereka itu akan menjadi malu, tetapi mereka itu mengambil ajaran yang diberikan oleh Sang Pembimbing di zaman ini, dan mengambil pelajaran dari sana, agar mereka itu tahu mana yang benar dan mana yang salah. Mereka itu harus mempelajari apa yang Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud STSS telah katakan kepada mereka. Perintah dari Kitab Suci Al-Qur’an sudah ada di sana dan akan tetap di sana untuk selama-lamanya. Jadi, setiap dan semua kata-kata itu dilindungi dan dijaga oleh Allah Taala semenjak hari pertamanya dan hal ini akan terus berlangsung sampai pada Hari Kiamat, inilah janji-Nya itu.

Jadi oleh karena itu Kitab Suci Al-Qur’an adalah sebuah Buku yang tidak ada seorang pun yang dapat membuat sesuatu perubahan di dalamnya. Ada orang-orang Muslim yang punya pikiran bahwa beberapa dari ajarannya sekarang harus dibuang atau di-mansukhkan. Sebagaimana yang saya katakan bahwa ajaran-ajaran ini yang disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’an itu mereka harus berusaha untuk mempelajari artinya yang hakiki dari ajaran ini, yaitu dari Imam Zaman ini, yang adalah pencinta beratnya kepada Y.M. Nabi Muhammad SAW., yang telah ditunjuk untuk melaksanakan tugas ini langsung dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Berkenaan dengan ajaran dari Kitab Suci Al-Qur’an itu, inilah hal penting yang harus dapat dimengerti. Kitab berarti perintah dan beberapa kewajiban-kewajiban; inilah dua hal yang ada di dalam Kitab Suci Al-Qur’an itu. Dan ungkapan perintah dan kewajiban-kewajiban inilah yang sangat penting di mana mereka diminta untuk bekerja mengikutinya, tanpa perlu ada sesuatu perubahan apa pun terhadap ajaran yang sudah amat jelasnya ini. Lagi pula dalam ahkamaat , kebijaksanaan itu perintahnya adalah harus sesuai dengan situasinya, ada perintah yang bersifat pribadi dan ada perintah untuk seluruh Jama’at atau masyarakat. Perkara-perkara yang bersifat pribadi dalam keadaan tertentu pilihannya diberikan pada orang-orangnya sendiri, seperti contohnya dalam hal shalat fardhu maka perintahnya agar dilakukan secara berjama’ah, kemudian untuk shalat itu orang harus ber-wudhu, mengambil air wudhu terlebih dahulu; bersamaan dengan itu bagi orang-orang yang sakit atau sedang dalam perjalanan maka bagi mereka ada perintah-perintah tertentu, jadi inilah ajaran yang sempurna dan lengkap, yang memperhatikan pada semua keadaan, yang semuanya itu disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’an. Ada beberapa buah contohnya untuk yang demikian itu.

Perintah secara kolektif seperti untuk jihad atau perintah untuk berperang ada di sana; yang kadang-kadang orang itu karena merasa malu maka mereka ingin membuat perubahan dalam perkara ini. Hal pertama yang kita lihat ialah bahwa di negeri-negeri tersebut yang orang-orangnya sangat aktif, mereka itu ingin berusaha untuk menyenangkan mereka. Bukankah sebenarnya Negara-negara tersebut saling berperang satu dengan Negara lainnya? Sejarah mereka pun dipenuhi dengan peperangan-peperangan yang amat mengerikan. Di zaman ini juga, ada beberapa Negara yang menduduki Negara lainnya dengan cara kekerasan; di mana mereka itu terus menerus berada dalam suasana peperangan. Jadi bagi orang-orang Muslimin ini bukannya harus merasa malu akan ajaran Islam itu, tetapi mereka itu seharusnya membuat orang-orang tersebut menjadi malu. Apa yang kalian kerjakan dan apa pula yang kalian katakan? Orang-orang Islam, Muslimin yang sejati mereka harus mengerjakan ini.

Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an itu, di mana perkara jihad disebutkan dalam bentuk peperangan, yaitu jihad dengan menggunakan pedang, memang pernah terjadi dalam beberapa keadaan tertentu. Jika ada pihak-pihak yang menyerang kepada kalian dan berlaku tidak adil kepadamu, maka dalam keadaan yang demikian itu kepada engkau di-izinkan untuk membalas kembali dengan perlakuan dan tindakan yang sama. Janganlah berperang hanya untuk menumpahkan darah yang sia-sia. Ada beberapa perintah tertentu yang berkenaan dengan perlakuan terhadap tawanan perang di mana kalian itu harus memperlakukan mereka dengan baik dan berbuat adil terhadap mereka.

Juga bahwa peperangan ini hanyalah boleh dikerjakan dengan keputusan yang diambil oleh seseorang yang memiliki otoritas atau kawenangan; dan tidak dengan mengambil keputusan yang secara tergesa-gesa. Di zaman ini, Hakm dan Adl-lah orang yang ditunjuk oleh Allah Taala untuk mengambil keputusan sesuai ajaran dari Kitab Suci Al-Qur’an, tentang tindakan bagaimanakah yang benar dan tepat di zaman ini, siapa yang dapat memutuskan perkara ini, dan apa penjelasan atau tafsir dari perintah Allah Taala di zaman sekarang ini yang dapat menyenangkan Allah itu. Jadi, inilah Hakm dan Adl yang sebenarnya harus memutuskannya di zaman ini, bahwa di zaman sekarang ini, dengan diturunkan-Nya aku, maka jihad dengan pedang dan panah serta segala macam persenjataan itu sekarang ini tidak digunakan lagi. Jadi, saudara-saudara itu lakukanlah jihad dengan cara seperti apa yang orang-orang itu lakukan. Mereka menyerang Islam melalui literature dan media, jadi saudara-saudara pun harus membela dan mempertahankan Islam ini dengan melalui literature.

Bukan saja mempertahankan Islam, tetapi dengan menyebarkan ajaran dari Kitab Suci Al-Qur’an itu maka kalian menciptakan perkara ini bahwa inilah ajaran yang membawa pesan keselamatan. Pesan amanah ini adalah dari Tuhan Maha Esa dan jika orang-orang ini mengambil jalan lain, di mana mereka menerbitkan Buku dengan menggunakan nama Islam dan memberikan ajaran dari Kristiani maka saudara-saudara harus membela Islam; saudara-saudara harus berusaha untuk melawannya. Inilah sebenarnya yang orang-orang ulama dan orang-orang intelek itu harus lakukan dalam jihad, yang diperlukan pada saat ini. Jihad bukanlah diartikan dengan perang secara begitu saja. Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. dan para sahabatnya tidak pernah mengartikan hanya satu-satunya dengan arti jihad ini. Jihad-e-Akbar, jihad yang besar ada disebutkan di sana yaitu untuk bekerja mengikuti ajaran dari Kitab Suci Al-Qur’an dan membuat diri kalian sesuai dengan ajaran Kitab Suci Al-Qur’an.

Jadi, jika hal ini diizinkan yaitu untuk pergi berperang dalam bentuk jihad, di mana ada yang menyerang Negara atau Pemerintah dan Pemerintah mempertahankannya, ini bukanlah peran dari gerakan jihad ini. Orang-orang ini yang sama sekali buta matanya akan perkara ini kami melihatnya kepada mereka dengan argumentasi bahwa usaha yang mereka lakukan itu adalah seperti kekanak-kanakan, usaha yang amat ke-kanak-kanakan walaupun mereka menyatakan bahwa itulah kebijaksanaan besar mereka. Tetapi orang akan mudah saja mengerti bahwa ini hanyalah merupakan usaha manusia semata, apa pun yang mereka lakukan itu. Jadi saya berbicara mengenai pengamanan dari text Kitab Suci Al-Qur’an sebagaimana yang Allah Taala telah sebutkan tentang Kitab Suci Al-Qur’an ini. Tuhan sudah membuat pengumuman ini bahwa Aku sendiri akan menjaga keamanannya. Orang-orang Orientalist kadang-kadang mereka mengajarkan tentang Islam tetapi beberapa dari mereka itu juga mendukung pernyataan tersebut. Ada yang menulis tentang hal itu, contohnya John Barton, itulah salah seorang dari mereka. Ia mengatakan di dalam pengumpulan Al- Qur’aan itu bahwa text apa pun yang kami terima adalah persis sama dengan text yang biasa digunakan dan dikumpulkan oleh Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. di mana beliau menyetujuinya. Sekarang Kitab Suci Al-Qur’an yang kami miliki adalah benar-benar Al-Qur’an yang di zamannya Y.M. Nabi Muhammad SAW.

Kemudian Sir. H. A. R. Gibb juga menulis bahwa ini adalah satu kenyataan yang kuat bahwa tidak ada perubahan ataupun interpolasi di dalam Kitab Suci Al-Qur’an itu. Kenyataan ini adalah sangat kuatnya bahwa kata-kata yang diucapkan oleh Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. itu semuanya terpelihara dan semuanya dijaga dan dicatat dengan amannya sehingga tidak ada sesuatu perubahan pun sampai pada saat ini. Sir William Muir seorang ahli ke-Timuran atau orientalist yang besar, ia juga menulis bahwa di atas bumi ini kami tidak memiliki Kitab lainnya lagi yang tulisan textnya secara mutlak terjaga bahkan setelahnya ratusan tahun pun. Dr. Maurice Bucaille, seorang penulis lainnya, yang ahli Bible, Qur’aan dan ilmu pengetahuan lainnya menulis di dalam bukunya bahwa di zaman ini Kitab Suci Al-Qur’an yang kami temukan sekarang ini adalah copy yang authentic asli dari yang orisinilnya semula di mana tidak ada sesuatu bekaspun dari interpolasi atau pun perubahan di dalam Kitab Suci Al-Qur’an ini. Ada beberapa kutipan dan rujukan dari orang-orang tersebut, kemudian seorang penulis lainnya Oldick menulis bahwa kami menemukan penjagaan yang sangat kuat baik seca internal mau pun secara external bahwa Kitab tersebut yang kami dapatkan pada hari ini adalah persis sama dengan yang disampaikan oleh Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. kepada dunia, yang beliau biasa menggunakannya. Ia mengatakan bisa saja ada kesalahan tik typographical mistakes, namun Kitab Suci Al-Qur’an yang disajikan oleh Hadhrat Usman, subyeknya adalah persis sama dengan apa yang disajikan oleh Y.M. Nabi Muhammad SAW., walaupun urutannya ada sedikit aneh. Semua usaha-usaha yang dikerjakan oleh ulama keagamaan dari Eropa untuk mengadakan perubahan pada Kitab Suci Al-Qur’an sama sekali membuat mereka itu frustasi. Jadi, inilah Kitab yang benar-benar diberikan oleh Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW., Khataman-Nabiyyin, yang diwahyukan kepada beliau. Tidak ada usaha-usaha di zaman lalu yang pernah berhasil untuk merubahnya dan demikian juga untuk di masa mendatang. Karena demikianlah janji dari Allah Taala bahwa Aku akan memperhatikannya, menjaganya dan mengamankannya. Allah Taala membuat pengaturan yang sedemikian dengan semua tindakan-tindakan di masa lalu dan juga di masa depan nanti. Tidak akan ada seorang pun yang dapat memberikan tuduhan bahwa ada terjadi sesuatu interpolasi di sana dalam text dari Kitab Suci Al-Qur’an ini. Arti dari Kitaab itu adalah bahwa segala sesuatunya semua sudah inklusif yang mencakup segala sesuatu semuanya. Jadi, dalam hal ini Kitab Suci Al-Qur’an adalah sebuah Buku yang semuanya adalah ajaran-ajaran yang bagus yang dikumpulkan menjadi satu; ilmu sosial kemasyrakatan, ilmu keagamaan, ilmu pengetahuan scientific dan juga etiket aturan ahlak ada terdapat di sana.
Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud STSS bersabda bahwa:
bahwa, Inilah Kitab yang di dalamnya itulah ilmu dari Tuhan yang benar-benar telah menciptakan Kitab ini. Tidak ada keraguan sama sekali bahwa ilmu dari Allah itu amat sempurna dan lengkap. Ajaran-ajaran yang disimpan di dalam Kitab Suci Al-Qur’an semua diwahyukan kepada Y.M. Nabi Muhammad SAW. atas dasar Ilmu Dia yang sempurna. Karena Kitab ini telah diturunkan dengan wahyu dan dibuat sempurna. Jadi semua ajaran yang disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’an yang seperti itu kita tidak dapat menemukannya dalam Kitab-kitab yang diwahyukan lainnya, standardnya tidak sama. Memang ada beberapa perintah tertentu yang serupa namun standardnya tidak seperti Al-Qur’an.

Bilamana Allah Taala telah mengatakannya, Allah Taala telah membuatnya dengan sangat jelas bahwa Aku-lah sumber dari semua ilmu dan kebijaksanaan. Aku katakan kepadamu bahwa dalam textnya di sana itu tidak diragukan lagi akan keistimewaannya dari ajaran Kitab Suci Al-Qur’an ini. Tidak ada peluang yang bagaimana pun juga untuk keraguan. Kalian dapat melakukan apa yang kalian dapat kerjakan, tetapi kalian tidak akan dapat membuat sesuatu Kitab yang seperti Kitab Suci Al-Qur’an. Dengan cara menipu, kalian dapat mengusahakan apa saja, tetapi kalian akan segera ter-eksposed. Jika kalian mau merenungkannya sebagaimana yang sudah saya katakan, seorang yang biasa pun bahkan sudah dapat menyadarinya dan ia akan dapat melihat kenyataan ini. Ia akan menemukannya berapa banyak hasilnyakah dari usaha orang-orang ini atau mereka itu hanyalah berusaha secara tambal sulam dan mencampur-adukkannya belaka. Ajaran dari Kitab Suci Al-Qur’an, kesimpulannya dari ini adalah Penegakkan Tauhid, Ke-Maha-Esaan Allah dan yang semuanya berputar di sekitar konsep Tauhid. Bilamana mereka membaca Buku tersebut, Buku yang mereka buat agar menyesatkan orang-orang Muslim, pada permulaannya sekali disebutkan tentang Trinitas atau Tritunggal di mana mereka menyebutkan Trinitas seolah-olah seperti Ke-Esaan Tuhan. Jadi bagaimana mungkin para pengikut Tauhid itu akan dapat menerima amanat dari Trinitas ini. Tidak juga mereka itu cukup pandainya dengan menyebutkan perihal Tauhid tetapi kemudiannya dengan berbagai cara mereka memasukkan sesuatu tentang Trinitas ini. Tetapi dari kebodohannya itu mereka membuat statement di mana mereka menaruh Tauhid dan Trinitas bersama menjadi satu.

Bagaimana pun juga tidaklah perlu untuk membicarakannya sampai terinci, ini adalah sama sekali merupakan kebodohan akan apa yang telah mereka kerjakan itu. Saya bacakan satu kutipan dari Hadhrat Masih Mau’ud STSS berkenaan dengan wahyu dari Allah bahwa petunjuk yang diberikan dengan wahyu itu tidaklah untuk sembarang orang, tetapi kenyataannya, efek dari wahyu Allah ini adalah bagi semua orang-orang, yaitu orang-orang yang hatinya shaleh, yang memiliki hati dan pikiran yang bersih, yang suci, yaitu mereka orang-orang yang memiliki kualitas ketakwaan dan kesucian hati, itulah mereka, orang-orang yang benar-benar akan memperoleh manfaat dari wahyu itu. Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud STSS mengatakan bahwa pada ayat ini:
Alif laam miim, jika kalian mau merenungkannya ayat ini, maka betapa indahnya yang sangat singkat dan padat isinya, dengan sangat indahnya Allah Taala telah menyebutkan semuanya tentang keraguan dan pertanyaan-pertanyaan yang timbul di dalam pikiran orang. Bahwa bagi orang yang punya sesuatu keraguan maka sebenarnya ia harus mendapatkan manfaat dari ayat Kitab Suci Al-Qur’an. Pertama-tamanya Allah Taala telah menyebutkan alasan pertama seperti kepada siapa diturunkannya Kitab ini, apakah alasan dari diturunkannya Kitab ini. Juga disebutkan mengenai keagungan dan kedudukan dari Kitab Suci Al-Qur’an ini. Disebutkannya bahwa Kitab ini telah diturunkan oleh Allah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu segalanya, Aku adalah ‘aliim dan hakiim. Tidak ada yang dapat menandingi-Nya dalam ilmu dan kebijaksanaan.
XXXXX Kemudian yang keduanya tentang alasan dari diturunkannya Kitab ini, dikatakan di sini bahwa inilah satu Kitab, satu Kitab yang agung, satu Kitab yang amat sempurna di mana segala sesuatunya terdapat di dalam Kitab ini. Buku ini didasarkan atas ilmu dari Allah, sebagai hasil dari wahyu yang diturunkan oleh Allah. Sumber dari Kitab ini adalah pancuran ilmu dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Allah Taala telah menyebutkan kata-kata yang umumnya mengindikasikan hal-hal yang jauh akan datang. Tetapi Allah Taala itu telah menyebutkannya yang dengan berbuat demikian itu bahwa inilah hasil dari Wujud yang itulah Tuhan Maha Kuasa Maha Besar, Yang memiliki ilmu pengetahuan sempurna dan rahasia-rahasia tersembunyi yang sangat sulit bagi seorang untuk dapat memahaminya. Di dalam ajaran yang sempurna ini Allah Taala berfirman bahwa perkara-perkara rahasia yang memiliki arti yang amat mendalam, yang diturunkan dalam bentuk wahyu ini di mana tingkat pengertian dari orang-orang itu adalah sangat jauhnya dari itu. Setelahnya itu Allah Taala telah menyebutkan tentang formasi dari Kitab ini bahwa disebutkan di sini Allah berfirman: laa raiba fiihi bahwa Kitab ini isinya begitu logisnya dan secara kuat sekali didasarkan atas akal sehat dan logika, di mana tidak ada peluang lagi bagi seseorang untuk merasa ragu akan isinya. Ini tidak seperti Buku-buku lainnya yang hanya merupakan ceritera narasi kata orang atau hanya merupakan sejarah saja. Tetapi dengan dalil yang sangat kuat dan masuk akal serta bukti yang pasti yang ada di sana, yang sangat asli dan dengan ajaran yang sangat straight forward berterus-terang serta sangat brilliant ada disebutkan di dalam Kitab ini, karena itulah petunjuk hakiki yang diberikan pada semua dalil-dalil itu. Apa yang ingin dikatakan secara keseluruhan adalah untuk mengatakan dengan sangat jelasnya dalam rincian yang sangat men-detail dengan semua alas an-alasannya untuk dapat dimengerti oleh orang-orang. Di dalamnya sendiri ada satu mukjizat yang besar dan hal itu adalah seperti sebuah senjata yang kuat untuk menghilangkan segala macam keraguan dan kecurigaan yang dapat timbul dalam pikiran manusia. Ini adalah seperti hanya sebuah pedang yang amat tajam. Supaya dimengerti bahwa dengan cara ini jika seseorang yang shaleh itu berusaha untuk mengertikannya maka setiap keraguan dari orang tersebut akan sama sekali di-eliminir, akan dihapus bersih.

Berkenaan dengan pengertian akan Tuhan ada disebutkan di sana bahwa janganlah meninggalkannya bahwa Tuhan itu ada berada di sana. Ini tidak dikatakan bahwa hanyalah Tuhan itu berada di sana, tetapi perkara ini harus memberikan satu bukti yang jelas dan positif akan kenyataan langkah-langkah dari orang pada poin bahwa Tuhan itu ada. Ketiga aspek dari ajaran ini ada disebutkan di sana dan sesuai dengan itu diterangkan semua ketiga aspek ini dengan alasannya. Inilah hal-hal yang menegakkan ke-istimewaannya dari Kitab Suci Al-Qur’an. Aspek ke-empatnya dari itu dan alasannya ada disebutkan di sana, tujuan utamanya yang disebutkan di sana adalah: hudal lil muttaqiin bahwa inilah sumber petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Orang-orang biasa yang tidak memiliki keshalehan dan ketakwaan, orang-orang ini tidak akan mendapatkan manfaatnya. Tetapi Allah Taala berfirman hudal lil muttaqiin bahwa ini adalah untuk manfaat bagi orang-orang yang bertakwa, orang-orang punya hati dan pikiran besar, orang yang memiliki perasaan dan keinginan untuk belajar dan belajar lebih banyak lagi. Pada puncaknya mereka itu akan sampai pada derajat dengan pengertian dan kepastian yang penuh akan keberadaan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini akan menjadi sebuah petunjuk bagi orang-orang, orang-orang yang berhak mendapatkan petunjuk ini, berhak untuk memperoleh petunjuk. Betapa mereka itu bisa seperti itu adalah bahwa pertama mereka membuat dalam diri mereka itu bersih dan suci. Mereka yang kepadanya diberikan intellect kebijaksanaan akan dapat mengerti akan hal-hal tersebut, yang akan membuat mereka pada jalan yang benar. Agar dapat memperoleh kebenaran ini maka mereka itu harus memiliki keinginan yang kuat di mana niatannya itu harus ada di sana. Jadi, pada kenyataannya akhirnya inilah yang akan memberi kemampuan untuk dapat mengenali Keberadaan dari Tuhan itu; ketakwaan itu harus diperoleh orang ini. Jika perkara ini tidak ada di sana maka Kitab Suci Al-Qur’an ini tidak akan dapat dimengerti oleh orang orang-orang tersebut. Jadi, Allah Taala berfirman bahwa tentang orang-orang yang tentang mereka itu Allah Taala Tahu bahwa inilah orang-orang yang sudah memiliki kualitas ini dan yang akan dapat memperoleh hal ini. Inilah orang-orang yang akan memperoleh manfaatnya dari Kitab Suci Al-Qur’an itu. Sebelumnya mereka itu meninggal, Allah Taala akan membuat mereka mampu untuk datang dan menjalani jalan yang benar dan lurus. Jadi, sekarang saudara-saudara dapat melihatnya bahwa di sini Allah Taala telah menyebutkannya bahwa orang-orang yang berhak untuk mendapatkan petunjuk dalam pandangan Allah itu dan yang memiliki kualitas ketakwaan mereka itu pasti akan memperoleh petunjuk ini. Ayat-ayat berikut ini menyebutkan hal yang sama yaitu mengenai orang-orang yang bertakwa, orang-orang yang akan beriman di dalam pandangan Allah, walaupun mereka ini belum ikut di dalam golongan Islam tetapi mereka itu akan masuk dan menjadi orang Muslim, terkecuali orang-orang yang akan tetap demikian yang tentang mereka itu Allah Taala Tahu bahwa mereka itu tidak akan mengikuti jalan yang lurus, mereka itu tidak akan menerima Islam apakah mereka itu dinasihati atau tidak, mereka itu tidak akan menjadi orang yang beriman, mereka itu tidak akan memperoleh kedudukan yang tinggi dalam ketakwaan. Jadi dalam ayat ini Allah Taala menerangkan sepenuhnya bahwa petunjuk ini hanyalah akan diberikan dan hanya akan didapatkan oleh orang-orang yang takwa, orang-orang yang memiliki maksud dan tujuan yang hakiki, orang-orang yang benar-benar ingin memperoleh manfaatnya dari petunjuk ini. Hal ini sudah berurat-berakar di dalam sifat alamiah mereka yang shaleh. Hanyalah orang-orang ini, yang benar-benar suci dan bersih hati dan pikirannya, itulah mereka yang akan memperoleh manfaat dari Kitab Suci Al-Qur’an ini. Mereka, orang-orang yang tidak memiliki ketakwaan tidak akan memperoleh manfaat petunjuk dari Kitab Suci Al-Qur’an ini; tidaklah mungkin bahwa petunjuk ini akan sampai pada orang-orang ini. Jadi, supaya dapat mengerti akan petunjuk ini, untuk dapat mendengar akan petunjuk ini maka takwa dan ketakwaan adalah merupakan satu persyaratannya. Orang-orang yang sudah mendengarnya adalah Abu Bakar dan Abu Jahal, tetapi hanyalah orang-orang yang punya sifat shaleh-lah yang dapat menerimanya. Hadhrat Abu Bakar dan Hadhrat Umar, beliau-beliau ini mendapatkan posisi yang sedemikian tingginya yang tertulis dengan tinta emas sampai pada Hari Kiamat. Abu Jahal adalah orang yang diketemuinya yang menjadi seorang pengacau dan perusuh terbesar.

Masih ada juga orang-orang yang saat ini berusaha untuk merubah Kitab ini, di mana mereka itu melihat hari akhirnya yang buruk, mereka itu sama sekali tidak akan pernah berhasil, inilah janji dari Allah Taala. Tetapi bagi mereka yang mau mendengar dan menginginkan yang suci dari Kitab Suci Al-Qur’an ini, dengan hati dan pikiran yang bersih, maka mereka itulah orang yang akan mendapatkan perubahan besar di dalam kehidupannya.
XXXXX Kutipan lainnya dari Hadhrat Masih Mau’ud STSS, saya akan bacakan lagi, tetapi karena sekarang waktunya amat terbatas maka saya pikir ikhtisarnya saja, tetapi dengan ikhtisarnya saja itu amat sulitlah untuk menerangkannya, oleh karena itu saya akan membacakan yang selengkapnya. Hadhrat Masih Mau’ud STSS bersabda bahwa Allah Taala telah menyatakan bahwa ajaran dalam Kitab Suci Al-Qur’an itu sangat sempurna, sebagaimana Dia telah berfirman di dalam Kitab Suci Al-Qur’an:
Surah Al-Maa’idah ayat 4:
………… Hari ini telah Ku-sempurnakan agama-mu bagi-mu dan telah Aku lengkapkan nikmat-Ku atasmu, dan telah Aku sukai bagimu Islam sebagai agama. …….

bahwa hari ini Aku telah sempurnakan agama-mu bagi-mu yang telah mencapai pada puncaknya. Dl Surah Ibrahim Allah Taala telah menerangkan tentang kesempurnaan dan titik kulminasi tertingginya ini dengan cara lain:
Tidakkah engkau lihat, bagaimana Allah membuat per-umpamaan satu kalimah yang baik seperti sebatang pohon yang baik, yang akarnya kokoh kuat dan cabang-cabangnya menjulang tinggi ke langit?
Pohon ini memberikan buahnya pada setiap waktu dengan se-izin Tuhan-nya. Dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu bagi manusia supaya mereka mendapat nasihat.
Dan perumpamaan kalimah yang buruk adalah seperti halnya pohon buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidaklah dapat tegak lagi bagi pohon ini.
Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan firman yang kokoh dalam kehidupan di dunia dan di Akhirat, dan Allah membiarkan orang-orang yang aniaya itu berada dalam kesesatan. Dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.

Apakah engkau tidak melihatnya bahwa Allah Taala telah memberikan contoh dari kesempurnaan agama ini dengan hati yang bersih dan pikiran yang bersih. Misalnya adalah seperti sebuah pohon yang sangat tinggi dengan akar yang tertanam dengan kokohnya di mana cabang-cabangnya menyebar dan menjulang tinggi yang memberikan buah-buah yang ranum dan ditunjukkan dengan buah yang diberikan. Inilah contoh yang Allah Taala menerangkannya untuk manfaat bagi orang-orang agar mereka bisa belajar satu pelajaran. Dunia yang tidak bersih diumpamakan seperti sebuah pohon yang sudah tercabut dari bumi. Dan dunia yang kokoh adalah orang yang menyambut seruan yang diberikan Allah Taala. Orang-orang yang berlaku tidak adil, mereka itu tidak akan mendapatkan petunjuk dari Allah Taala, kecuali bahwa mereka itu benar-benar sangat menginginkan untuk mendapatkannya. Orang-orang berlaku tidak adil tidak akan memperoleh petunjuk. Arti dari ayat ini harus diambil yang sesuai dengan ayat-ayat lainnya. Penjelasan yang diberikan melalui wahyu adalah lebih dapat dipertanggung-jawabkan daripada penjelasan lainnya. Ke-istimewaanya dari Kitab Suci Al-Qur’an ada tiga butir di mana poin pertama yang adalah sangat jelasnya bahwa hal itu didasarkan atas kebenaran dan orang itu harus percaya sepenuhnya akan keimanan ini. Dalam ayat ini sifat manusiawi ada disebutkan di sini sebagaimana yang Allah Taala telah sebutkan dalam ayat ini. Kesimpulannya dari itu bahwa keimanan itu haruslah sesuai dengan sifat suci dari umat manusia. Akar dari sana haruslah tertanam dengan kokohnya dalam hati manusia, yang harus sesuai dengan sifat alamiah manusia; begitulah kesimpulannya. Indikasinya yang kedua, kualitas yang kedua yang dibuat di dalam sifat alamiah manusia yang harus menjadi satu, itulah yang pertama. Cabang-cabangnya ada dalam berbagai macam ukuran dan itulah yang dianggap alami. Bilamana kita mau merenungkannya maka akan menjadi sangat jelas bagi mereka. Bilamana mereka itu memikirkan akan ajaran-ajaran dan tindakan yang disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’an, itulah ahlak yang disebut dalam Kitab Suci Al-Qur’an. Bilamana perkara-perkara ini sudah ada pada derajatnya yang tertinggi maka tak ada lagi yang perlu ditambahkan, karena ajaran ini sudah berada menjulang tinggi di angkasa.

Kemudian kualitas ketiganya yang disebutkan di sini adalah: tu’tii ukulahaa kulla hiinim (14:26) bahwa pada setiap musim itu ada banyak buahnya yang dihasilkan dari pohon ini. Jadi, janganlah menjadi satu pohon yang kering yang tak ada buahnya sama sekali. Jadi, orang dapat melihat bahwa Allah Taala telah menerangkan apa yang disebutkan di dalam Al-Qur’an bahwa ke-3 kualitas ini harus ada di sana dan demikian juga kualitas yang disebutkan oleh Allah Taala ada di dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan ajaran-Nya. Dasar pertamanya adalah kalimah: la ilaha illalah inilah yang telah diterangkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’an dengan sangat rincinya. Jika saya akan menuliskan dalil-dalil ini maka saya tidak akan dapat menuliskannya dalam satu buah buku.

Hadhrat Masih Mau’ud STSS mengatakan bahwa far’uhaa fiissamaa adalah cabang-cabang yang menjulang ke angkasa di mana orang-orang yang memperhatikan hukum alam maka mereka akan dapat melihatnya. Ini karena ajarannya yang sangat istimewa. Poin ini didasarkan pada poin yang pertama, yang telah Allah firmankan, contohnya Allah Taala telah menyebutkannya di dalam Al-Qur’an Alhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin. Arrohmaanir rahiim Maaliki yaumid diin yang berarti bahwa Allah itu adalah Tuhan dari semesta alam, puncaknya dari segala perkara itu adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Semua perkara dan sarana itu diciptakan oleh-Nya. Kualitas dari rabbubiyyat itu mencakup keseluruhannya di mana Dia itu menyediakan segalanya apa saja yang diperlukan oleh orang-orang. Dia itu senantiasa menolong orang-orang dan membawa mereka pada puncaknya yang paling tinggi. Dia itu adalah Maaliki yaumid diin bahwa setiap ganjaran dan hukuman itu ada pada tangan Dia, yang akan diberikan kepada orang-orang sesuai dengan perbuatannya. Apakah Dia akan menghukum orang itu, itulah mana yang memadai dalam kualitsnya; jika Kami akan mengampuni mereka maka itu juga sesuai dengan kualitasnya. Kemudian Dia berfirman bahwa kualitas ke-3 yang disebut di sana tu’ tii ukulahaa bahwa satu kualitas dari Kitab yang agung ini adalah buah-buah yang dijanjikan oleh-Nya, yang buah-buah ini bertambah banyak. Inilah apa yang telah disediakan dalam bentuk Kitab Suci Al-Qur’an. Semua janji-janji ini yang dibuat di dalam Al-Qur’an dengan buahnya yang berarti janji untuk berjumpa dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Inilah sebenarnya buah itu, buah yang Allah Taala berikan kepada orang-orang pilihan-Nya.
Surah Haa Miim Al-sajdah (41) ayat-ayat:
Sesunguhnya orang-orang yang berkata, ‘”Tuhan kami Allah”, yang kemudian mereka itu istiqamah, maka turunlah kepada mereka Malaikat-malaikat, ”Janganlah kamu takut, dan jangan pula bersedih; dan berilah khabar suka tentang Syurga yang telah dijanjikan kepadamu.
“Kami adalah teman-temanmu di dalam kehidupan dunia dan di Akhirat. Dan bagi kamu di dalamnya ada apa yang diri kamu inginkan dan bagi kamu ada di dalamnya apa yang kamu minta.
Sebagai hidangan dari Tuhan Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Bahwa bagi orang-orang yang berkata bahwa Tuhan itu adalah Allah dan mereka itu tetap ber-istiqamah di mana mereka itu tidak melakukan penyimpangan, dengan berbagai macam ujian, cobaan dan gempa bumi, tetapi mereka tetap tabah berada pada posisi mereka, maka para Malaikat akan turun kepada mereka, yang meyakinkan mereka dengan mengatakan janganlah kamu takut terhadap hal itu, karena engkau akan memperoleh apa yang dijanjikan kepadamu. Kepada engkau akan diberikan kehidupan Syurgawi yang dianugerahkan kepadamu dan ini akan dimulai seperti ini bahwa Kami akan memelihara engkau sepenuhnya di kehidupan di sini dan untuk kehidupan di Hari Akhirat nanti. Di dalam kehidupan Syurgawi itu apa pun yang engkau minta akan diberikannya kepadamu. Inilah penerimaan sebagai tamu dan hidangan dari Tuhan Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang; dan ini berkaitan dengan ayat tersebut yaitu tu’tii ukulahaa kulla hiinim bi dizni rabbihaa (14:26) dan wa far’uhaa fis samaa’ (14:25) satu hal yang dihilangkan yang berkenaan dengan keindahan dari ajaran ini bahwa betapa indahnya ajaran ini bahwa semua ajaran yang datang sebelumnya Kitab Suci Al-Qur’an itu terbatas pada keperluan saat itu dan keperluan orang-orang yang ajaran ini diberikan kepada mereka pada saat tersebut. Mereka itu tidak memiliki kualitas dengan manfaat yang menyeluruh sedunia. Ajaran tersebut yang terbatas bagi orang-orang yang kepada mereka ajaran ini diberikan pada saat tersebut. Tetapi Kitab Suci Al-Qur’an adalah bagi seluruh umat manusia dan untuk sepanjang masa.
Sebagai contohnya ajaran Nabi Musa itu lebih menekankan pada hukuman pembalasan sebagaimana dikatakannya kuku dengan kuku dan mata untuk mata, itulah yang disebutkan di sana. Di dalam ajaran Nabi Isa Al-Masih lebih ditekankan pada pemaafan, pengampunan; jadi semua ajaran tersebut tidak dapat diberlakukan untuk setiap masa. Sebenarnya pada waktunya yang tepat orang itu harus mengambil tindakan yang tepat yaitu untuk membalasnya atau memaafkannya; inilah yang difirmankan di dalam Kitab Suci Al-Qur’an:
Surah Al-Shuuraa (42) ayat 41:
Dan ingatlah bahwa pembalasan terhadap suatu kejahatan adalah dengan kejahatan yang seimbang, tetapi barangsiapa yang memaafkannya dan melakukan ishlah perdamaian, maka ganjarannya ada pada Allah.
bahwa hukuman atau pembalasan itu adalah sesuai dengan apa yang setimpal. Jika seseorang itu memaafkannya maka hal itu haruslah dilakukan dengan serta merta dan pada saatnya yang tepat. Inilah cara benar yang untuk diikuti. Pengampunan itu di sini berarti merupakan sebuah hadiah tangkisan, bahwa jika engkau itu melakukan pekerjaan yang begitu lagi maka engkau harus memberikan tanganmu kepada orang yang lainnya itu. Maka dengan cara ini, amal baik tersebut akan terus berkembang luas di dalam masyarakat, karena jika tidak begitu maka akan terjadi lebih banyak lagi perselisihan dan keributan di dalam masyarakat.

Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud STSS mengatakannya bahwa sekarang yang ajarannya itu akan lebih baik sampai pada saat itu, atau pengampunan pada zaman itu atau azab hukuman pada zaman itu. Allah Taala memberikan perintah bahwa kalian itu haruslah senantiasa menegakkan keadilan, bertindak dengan adil. Kalian juga harus melakukan perbuatan amal shaleh pada derajat tingkatan yang tinggi. Kalian itu harus memperlakukan orang-orang sedemikian rupa seolah-olah ia itu adalah kerabat dekatmu. Yang pertamanya orang itu harus berlaku adil, yang kemudiannya sebagai anggota keluarganya dan selanjutnya orang itu harus mencintai orang lain seperti seorang ibu mencintai dan mengasihi anaknya. Inilah yang ketiga tahapan itu. Setelahnya ajaran yang sempurna ini Kitab lainnya apa lagi yang akan engkau tunggu-tunggu itu dan untuk apa engkau itu menunggunya. Kitab ini tidak bertalian dengan satu bangsa tertentu atau satu kaum yang tertentu saja, tetapi Kitab ini menyebutkan semua tahapan tentang bimbingan dan petunjuk bagi semua orang-orang. Mereka orang-orang yang tadinya tidak beradab yang tidak pernah berbicara tentang peradaban dan orang-orang yang tadinya tidak bermoral yang tidak pernah berbicara tentang ahlak, ini adalah karunia rahmat dari Allah Taala bahwa kondisi zahir mereka dinaikkan pada standard ahlak yang kemudian dinaikkannya pada tingkatan ahlak yang lebih tinggi lagi, dan digabungkannya bersama-sama sehingga pintu kerohanian itu akan dibukakan bagi orang-orang ini. Pertama-tama mereka sampai pada standard ahlak yang kemudian ditingkatkan lebih jauh lagi pada tahapan rohani atau spiritual ini. Kemudian Kitab ini mengatakan bahwa pintu-pintu ini bukanlah hanya dibukakan sebegitu saja, namun ribuan orang akan dapat memasuki pintu-pintu tersebut. Jadi ajaran dari Kitab Suci Al-Qur’an itu adalah sedemikian lengkap-sempurnanya, oleh karena itu pernyataan ini ada di sana bahwa ajaran ini telah diturunkan, diwahyukan oleh Kami dan telah Aku sempurnakan sebagaimana yang Allah Taala telah berfirman di dalam Kitab Suci Al-Qur’an;
Surah Al-Maa’idah ayat 4:
………. Hari ini telah Ku-sempurnakan agama-mu bagi-mu dan telah Aku lengkapkan nikmat-Ku atasmu, dan telah Aku sukai bagimu Islam sebagai agama. …….

Bahwa hari ini telah Ku-sempurnakan agama-mu bagi-mu dan telah Aku lengkapkan rahmat-nikmat-Ku sampai pada titik puncaknya, dan telah Aku pilihkan agama Islam ini bagimu maka lupakanlah sama sekali akan dirimu demi untuk Allah dan berserah dirilah kepada Allah sepenuhnya dengan sungguh-sungguh. Orang itu haruslah menganggap penyelamatan untuk dirinya dengan melalui pengorbanan dirinya. Keselamatan itu hanyalah akan diperoleh melalui pengorbanan dirimu sendiri, dan tidak melalui jalan yang lainnya lagi. Inilah perkara yang merupakan puncaknya dari semua ajaran indah yang ada disebutkan di dalam Kitab Suci Al-Qur’an itu. Jadi ajaran indah yang telah diberikan kepada Nabi yang besar dari Allah Taala itu, Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. yang telah menyampaikan ajaran ini kepada kita. Inilah satu ajaran yang di mana tidak ada ajaran terdahulu atau di dalam Buku atau Kitab yang akan datang yang bagaimana pun juga yang dapat menandingi Kitab yang agung ini.
Semoga Allah Taala memberi taufik dan kemampuan kepada kita untuk dapat mengerti ajaran dari Kitab ini dan untuk meng-aplikasikan semuanya itu di dalam kehidupan kami dan juga memberi kemampuan kepada kita semua untuk menyebar-luaskan pesan amanah ini. Aamiiin.

Pamulang-Banten, January 14, 2008 / Mersela, 21 Januari 2008

Tidak ada komentar: