Senin, 21 Januari 2008

KHUTBAH JUM'AT 23-11-2007 Kekacauan di Negara-negara di Dunia (Terjemah)


KHUTBAH JUM’AT HADHRAT AMIRUL MUKMININ KHALIFATUL MASIH V aba.
Tanggal 23-11-2007 dari Mesjid Baitul Futuh London, United Kingdom
Kekacauan di Negara-negara di seluruh Dunia

Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan Al-Faatihah, Hudhur aba. bersabda:
Hari-hari ini kita lihat di dunia, di mana-mana saja sedang terjadi kekacauan yang besar, apakah Negara-negara ini berada di Timur atau berada di Barat, apakah di Negara-negara yang sudah maju atau di Negara-negara yang sedang berkembang. Banyak negeri-negeri atau orang-orang yang tinggal di negeri-negerinya sendiri itu, mereka merasa sangat terganggu dan merasa sangat dirugikan dengan adanya kekacauan dan kerusuhan yang terjadi di negerinya itu, mereka pun merasa sangat ketakutan. Di dalam beberapa peristiwa, yang dikarenakan intervensi dari Negara-negara lainnya, mereka itu berada di dalam keadaan yang amat menakutkan, yang dikarenakan oleh adanya kegiatan terrorist, mereka itu merasa sangat khawatir dan sangat ketakutan, yang terrorisme ini, apakah disebabkan karena alasan politik atau karena apa yang dinamakan alasan keagamaan, yang saya mengatakannya demikian karena mereka berbicara atas nama agama atau mengkaitkan gerakan tersebut dengan agama. Di antara orang-orang tersebut yang mengkaitkan gerakan teroris ini pada agama, atas nama agama dan ada juga orang-orang yang memiliki dan menciptakan konsep sendiri yang terutama mengkaitkannya pada Islam, demikianlah mereka melakukan yang demikian dan menyatakan dirinya demikian itu. Padahal, di mana pun juga tidak ada agama apa pun yang mengajarkan terorisme apalagi Islam yang ajarannya sama sekali dan amat sangat menolak akan terorisme ini. Sementara hidup di suatu Negara yang menamakan dirinya Islam kemudian melibatkan diri dalam kegiatan semacam itu, maka yang demikian itu sama sekali tidak diterima dalam ajaran Islam. Tetapi inilah betapa sangat malangnya bahwa manusia dan orang-orang yang ciptaan Tuhan itu mereka telah berlaku tidak adil dan berlaku dzalim dengan mengatas-namakan agama. Ada Negara-negara yang ketakutan dengan adanya peperangan dan banyak Negara-negara yang tertimpa dengan bencana-bencana alam, sehingga orang-orang yang tinggal di sana merasa sangat khawatir dan ketakutan. Singkatnya, dewasa ini orang-orang yang cinta kepada kemanusiaan dan yang memiliki rasa takut kepada Tuhan di dalam hatinya mereka itu memikirkan hal ini, atas sebab apa dan mengapa sebabnya, di mana-mana itu tidak terdapat kedamaian dan ketenangan dan mengapa kepada manusia ini tidak diberikan kedamaian dan ketenangan ini? Atas ketakutan dan kegelisahannya orang-orang di zaman sekarang yang merasa khawatir itu, saya beberapa kali menerima surat-surat yang meminta doa untuk kedamaian di dunia dan juga kedamaian di Negara-negara tersebut. Orang-orang ini yang menulis surat kepada saya ini walaupun tidak banyak tetapi dari berbagai macam sumber-sumber saya mengetahuinya bahwa banyak anggota-anggota Ahmadi yang dikarenakan keadaan di dunia ini atau situasi di negaranya itu mereka merasa sangat khawatir. Dengan perasaan kegelisahan dan kecemasannya itu, mereka merasa sangat khawatir, pemikiran seperti ini adalah sebagai hasil dari revolusi yang Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. telah ciptakan di dalam hati dari para pengikutnya. Perasaan dan pemikiran seperti ini ada di dalam hati orang-orang Ahmadi karena pada kenyataannya bahwa keadaan keagamaannya itu telah diubah oleh Sang Imam Zaman ini. Perasaan takut kepada Tuhan dan rasa kebaikannya kepada manusia yang diciptakan oleh Tuhan telah tumbuh dan diciptakan di dalam hati orang-orang oleh Hadhrat Imam Mahdi, Al-Masih yang dijanjikan, Masih Mau’ud a.s.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah menyebutkannya tentang maksud kedatangannya itu di berbagai kesempatan; di satu tempat beliau mengatakan bahwa saya ini telah diturunkan untuk maksud ini di mana saya itu harus mengkokohkan keimanan dari orang-orang dan menegakkan Tauhid – Keberadaan dari Tuhan – di dalam hati dari orang-orang; karena keadaan keberagamaan itu sudah sangat lemahnya pada saat ini. Hari Kemudian atau Akhirat itu hanyalah dianggap sebagai imajinasi belaka di mana setiap orang yang kondisinya sekarang ini memperlihatkan bahwa keimanannya itu hanyalah untuk dunia ini dan perasaan kemanusiaannya itu hanyalah dalam cara-cara duniawinya belaka. Keimanan yang seperti itu adalah tidak sesuai dengan keimanan tentang Tuhan di dalam kehidupannya di Akhirat nanti, yang dengan lidahnya itu di-ekspresikan berbagai macam dan hatinya itu dipenuhi dengan kecintaan terhadap duniawi. Jadi, saya ini telah diturunkan agar supaya kebenaran dan keimanan akan datang kembali satu kali lagi di mana hati-hati manusia itu akan dipenuhi dengan kebajikan dan ke-shalehan dari Tuhan. Beliau mengatakan bahwa maksud yang untuk itu saya telah diutus ke dunia adalah satunya, bahwa hubungan Tuhan dengan manusia di mana terdapat kelemahan-kelemahannya di sana, maka aku harus merubahnya dan saya harus membuat hubungan ini menjadi kokoh dan teguh serta kuat. Saya harus meletakkan dasar fondasi untuk kedamaian di mana nilai-nilai keagamaan dan kebenaran yang selama ini tersembunyi dari pandangan mata orang-orang itu, saya harus dapat memperlihatkannya kembali. Beliau bersabda ada terdapat 2 perintah besar di dalam Kitab Suci Al-Qur’aan, yang pertama Tauhid, Ke-Esaan Allah dan kecintaan kepada Allah dan yang kedua adalah kecintaan, kasih sayang dan kebaikan kepada teman dan sahabatmu. Oleh karena itu sungguh beruntunglah mereka, orang-orang yang telah mengenal kebenaran dari Imam Zaman, wujud yang dikirim oleh Tuhan untuk mengadakan reformasi dari dunia ini, pada saat ketika dunia sedang ada dalam kekacauan dengan kepentingan pribadi yang sudah sangat meraja-lela di dunia. Dikarenakan beriman dan percaya kepada wujud ini maka Allah Taala telah melindungi kami dari segala kelemahan-kelemahan kami dan Dia telah memperlihatkan kepada kami jalan-jalan-Nya. Sekarang, maka inilah tugas dari setiap orang Ahmadi bahwa ia itu harus berusaha dengan sekuat tenaganya untuk menegakkan Tauhid Ke-Esaan Tuhan di dunia, di mana ia itu harus menegakkan hubungan pertalian yang erat dengan Allah Taala. Dalam kecintaannya kepada sesama umat manusia, orang itu harus bekerja secara aktip. Dengan karunia kemurahan Allah Taala, Jama’at Ahmadiyyah dalam waktu selama 100 tahun lebih yang terakhir ini, lebih-lebih dari itu, sudah bekerja dan berupaya dengan sekuat tenaga dan dengan sebaik-baiknya, dengan perasaan kebaikan dan kecintaan kepada sesama umat manusia. Juga yang dikarenakan hatinya itu dipenuhi dengan rasa cinta kepada orang-orang ini, maka kami itu harus menyampaikannya kepada orang-orang ini alasan mengapa terjadinya banyak bencana alam dan permasalahan yang mereka hadapi. Amanah ini harus disampaikan kepada orang-orang mengenai apa penyebabnya ini kepada orang-orang di lingkungan kami, kami juga harus menulis surat ke surat-surat kabar atau menggunakan cara-cara lain yang memungkinkan untuk memberitahukannya kepada orang-orang ini lebih-lebih dari yang sudah dikerjakan sebelumnya tentang apa penyebab malapetaka dan kesengsaraan ini. Kita itu harus memberitahukannya kepada mereka bahwa jika kalian itu melupakan dan tidak mengenali Allah, serta tidak mengikuti aturan dan ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, maka ketidak-beresan ini akan terus berlanjut dan kekacauan ini tidak akan berhenti. Mala-petaka dari langit dan bumi ini tidak akan berakhir dan jika mereka ini meng-olok-olokkan orang tersebut yang dikirim oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, dan jika mereka itu terus-terusan meng-ingkari dia, menolak dia dan menertawakan dia, maka inilah hal-hal yang menyebabkan mereka itu tidak akan pernah dapat menikmati kedamaian dan kegembiraan. Sekarang saudara-saudara dapat melihat bahwa hal yang serupa itu sedang terjadi lagi pada saat ini, bencana-bencana alam ini yang umumnya dikatakan sebagai akibat dari perubahan cuaca. Tetapi hal ini haruslah dilihat dan kami harus mengatakannya kepada orang-orang itu, pada 100 tahun yang lalu ada satu orang yang mendakwakan dirinya bahwa Allah Taala telah mengutus saya untuk mengadakan reformasi pada dunia ini. Allah Taala dengan rahmat kebaikan-Nya bagi saya, Dia akan memperlihatkan Tanda-tanda di bumi dan di langit, di mana ada terjadi gempa-gempa bumi dengan kerusakannya di mana-mana. Jika orang-orang itu tidak menaruh perhatian pada perkara ini, pada amanah ini, maka kami sudah dapat melihatnya bahwa semua itu memang benar-benar akan terjadi. Gempa-gempa bumi sudah amat seringkali terjadi dengan intensitasnya yang besar; di dalam masa 100 tahun sejarah terakhir ini kami tidak pernah melihat contoh yang seperti ini. Baru-baru ini di Bangladesh ada satu badai taufan yang besar (Sidr), mereka mengatakannya bahwa hal ini sekarang baru terjadi setelahnya bertahun-tahun, dan menurut perkiraan ada 2.000 orang yang dikhawatirkan meninggal (berita lainnya 3.100 orang lebih) sebagai akibat dari badai taipun ini dikarenakan tidak mungkin untuk menjangkau seluruh wilayah yang terkena badai ini di mana badai ini telah membuat 600 000 orang menderita dan ada juga beberapa orang Ahmadi yang menderita kerugian financial. Sudah jelas jika terjadi angin taufan maka akan membuat banyak kerugian namun Alhamdulillah dengan karunia kemurahan Allah sejauh itu tidak ada kurban jiwa di antara orang-orang Ahmadi. Para sukarelawan Humanity First dari UK dan dari Canada datang ke sana dengan membawa bahan-bahan makan serta memberikan pertolongan di mana mereka itu akan tinggal dan bekerja di sana; mereka akan mengunjungi tempat-tempat di mana orang-orang memerlukannya dan yang meminta pertolongan.
Selama satu atau dua tahun yang terakhir ini keadaan orang-orang Ahmadi di Bangladesh adalah sangat buruknya dimana para Kiyai Mullah telah menghancurkan harta benda orang-orang Ahmadi dan Mullah-mullah ini sudah punya kebiasaan dengan meng-atasnamakan Islam, mereka itu menghasut orang-orang yang bodoh dan buta huruf dan membuat mereka ini melakukan penyerangan-penyerangan dan perbuatan buruk terhadap orang-orang Ahmadi. Walaupun demikian, orang-orang Ahmadi, mereka itu senantiasa akan berusaha memberikan pertolongan jika orang-orang memerlukannya, karena inilah sifat dari orang-orang Ahmadi yang selalu diperlihatkan dan itulah kelebihan yang menonjol pada sifat orang-orang ini. Inilah perbedaannya yang jelas antara orang-orang Ahmadi dengan yang non-Ahmadi.
Ini disebabkan karena Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah mengatakan bahwa satu pekerjaan penting yang untuk itu saya telah diutus adalah kecintaan dan kasih-sayang kepada sesama manusia. Bukan saja Bangladesh tetapi juga Pakistan di mana dikarenakan undang-undangnya yang sangat kejam di mana kemerdekaan keberagamaan dari orang-orang Ahmadi itu hak-haknya dicengkeram dan tidak diberikan. Demikianlah orang-orang itu telah menaruh pembatasan kepada orang-orang Ahmadi, orang-orang yang memiliki pengertian sempurna akan kecintaan kepada Tuhan. Itulah orang-orang yang telah menghentikan orang-orang Ahmadi yang memiliki kecintaan yang besar kepada Allah Taala dari mengucapkan doa shalawat kepada Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. di Pakistan, yang hukumannya untuk yang mereka katakan sebagai “kejahatan” ini adalah penjara selama beberapa tahun. Di sinilah perbedaannya bahwa undang-undang tersebut tidak akan dapat mengambil dari hati orang-orang Ahmadi akan kecintaannya kepada Allah dan juga mereka tidak akan dapat menghentikan ekspresi kecintaan dan pengabdian dari orang-orang Ahmadi ini kepada Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. Mereka itu tidak akan dapat menaruh halangan apa pun pada hati mereka itu, tetapi saya ingin mengatakannya bahwa betapa pun dengan serangan-serangan dan penindasan mereka itu yang sudah berlangsung selama 2 tahun terakhir ini, ketika terjadi gempa bumi yang besar di mana ada ratusan ribu orang yang terbunuh di mana banyak penduduk yang sama sekali terhapus dari muka bumi ini dan terpendam di dalam tanah. Betapa pun dengan semua penindasan dan serangan-serangan terhadap orang-orang Ahmadi ini, yang Pemerintahannya itu sesuai dengan undang-undang yang mereka bikin sudah mengenyampingkan orang-orang Ahmadi ini, tetapi orang-orang Ahmadi ini, selalu datang dan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang sedang dalam penderitaan dan meminta pertolongan ini; mereka orang-orang Ahmadi ini mendirikan tenda-tenda, mereka menyediakan makanan dan juga menyediakan sarana pertolongan medis untuk pengobatan orang-orang tersebut. Walaupun dalam kenyataannya, pada satu kali pihak musuh menyalakan api untuk membakar gudang obat-obatan kami, namun dengan kecintaan kepada sesama manusia itu kami tidak berubah apa pun dan terus saja memberikan pertolongan kepada orang-orang di sana. Kemudian setelahnya gempa tersebut ada banyak orang yang sakit, epidemic pun merembak di sana. Jutaan Rupees telah dikeluarkan untuk Humanity First, ada sebuah rumah sakit yang didirikan untuk keperluan ini. Jadi, walaupun dengan semua kelakuan dan perbuatan orang-orang yang jahat kepada kami ini, kami terus saja mengerjakan tugas dan kewajiban kami karena yang demikian ini adalah merupakan sifat kami. Hadhrat Masih Mau’ud a.s. telah menanamkan hal ini di dalam sifat kami bahwa kalian itu harus senantiasa memiliki kecintaan sejati pada sesama umat manusia. Namun di pihak lain, Allah Taala dalam mendukung kepada wujud yang kecintaan-Nya, yang Utusan-Nya itu Dia telah memberi peringatan kepada manusia, dan peringatan-peringatan ini akan terus datang agar orang-orang itu dapat menjadi mengerti dari kejadian ini. Sekarang kalian sudah dapat melihatnya bahwa ada terjadi gempa-gempa bumi maka keadaan negeri yang sudah buruk itu kemudian menjadi tambah buruk lagi dari sebelumnya, buruk secara politik, financial dan ekonominya. Di Pakistan, di berbagai tempat terdapat kekacauan ini, pembunuhan dan penumpahan darah terjadi di sana, sehingga hal ini sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, Pemerintah yang berkuasa mengatakan hal-hal yang berbeda-bedaada para pekerja Pemerintah yang bekerja menentang Pemerintah, kemudian mereka berubah pendiriannya dan membuat statement yang berlainan. Para politisi itu bukannya memiliki perasaan yang baik untuk negaranya tetapi mereka pun menentang negaranya. Ke-tidak-berlakuannya Hukum dan Undang-undang di Pakistan terlihat dengan jelas dan terus bertambah-tambah; mereka melanggar undang-undang dan jika ada orang di sana yang hendak menegakkan hukum maka orang-orang dari golongan ini harus melindungi jiwa mereka sendiri, seolah-olah apa pun yang akan terjadi pada Negara ini biarlah itu terjadi. Pertama kalinya di Islamabad, di sini ada Negara di dalam Negara. Tetapi sekarang Sawat di sana sedang terjadi pemberontakan, orang-orang yang tadinya didukung oleh Pemerintah sekarang mereka berontak melawan Pemerintah. Lihatlah apa yang sedang terjadi di Sawat; menurut sebuah surat kabar, seorang penulis kolumnist telah menyebutkannya secara terang-terangan bahwa orang yang sama itulah yang mendirikan Negara sendiri di Sawat. Ia melakukan semuanya ini di hadapan Pemerintah dan kadang-kadang bahkan dengan pertolongan dari pihak Pemerintah ketika ia itu sudah menjadi kuat dan memiliki kekuasaan maka ia itu cenderung untuk memberontak. Sekarang pihak Pemerintah sedang menggunakan kekuatan senjata di sana, militer digunakan di sana di dalam negerinya sendiri untuk menegakkan hukum dan keamanan. Tidak ada musuh dari luar yang dittakutkan tetapi musuh ini adalah dari dalam negeri sendiri yang keadaannya sangat serius dan cenderung untuk menghancurkan negerinya sendiri. Inilah tugas militer untuk mengawasi dan mengendalikan orang-orangnya itu.
Pada tahun 1974 orang-orang yang menyatakan Ahmadi sebagai non-Muslim dan yang menyatakan bahwa Rabwah adalah sebuah kota yang terbuka dimana mereka biasa mengatakan bahwa orang-orang Ahmadi itu punya Pemerintahan sendiri di Rabwah, sekarang mereka itu harus mengatakannya kepada kami apakah ada orang-orang Ahmadi yang berkuasa di sana atau di manakah sekarang ada Negara-negara di dalam Negara? Dalam beberapa kejadian Pemerintah itu nampaknya sama sekali tidak berdaya. Orang-orang Ahmadi itu senantiasa taat pada hukum di mana orang-orang lainnya telah melakukan pelanggaran terhadap hukum Negara dan akan terus seperti itu. Dalam hal hukum ini orang-orang Ahmadi mereka memiliki sebidang tanah di Darun Nasr, di sana ada harta kekayaan yang dimiliki oleh orang-orang Ahmadi yang sangat berdekatan dengan sungai. Di tempat tersebut Pemerintah itu bukannya melawan orang-orang itu yang secara tidak syah telah mengambil wilayah tersebut, nyatanya mereka itu tidak berbuat apa-apa. Pengadilan Tinggi telah memutuskan bahwa tidak ada pihak-pihak yang boleh melakukan perubahan atau pembangunan di tempay tersebut sampai mereka dapat memutuskannya. Tetapi sekarang, setelahnya 30 - 32 tahun berlalu Pengadilan tersebut tidak mampu untuk mengluarkan keputusan verdict-nya. Orang-orang Ahmadi itu senantiasa taat pada hukum tetapi pihak yang lainnya, yang menggunakan nama Islam mereka tetap menguasainya dengan tanpa sesuatu alasan; mereka telah melakukan banyak pembangunan gedung-gedung satu setelah yang lainnya. Ketika kalian menghubungi Pengadilan Tinggi dan menyampaikan inilah pelanggaran terhadap perintah dan instruksi Tuan yang mereka itu tidak menghormati keputusan Pengadilan, mereka menjawabnya bahwa ketidak-hormatan itu adalah bagi kami, apa yang engkau mau kerjakan dengan itu, kehinaan dari Pengadilan itu adalah untuk kami, lalu apa yang engkau mau kerjakan untuk itu? Jadi, demikianlah perintah-ganda standard doblenya dari perintah dan keputusan yang mereka buat itu. Biasanya dikatakan bahwa Pengadilan itu adalah sangat menegakkan keadilan; setiap Department dalam Pemerintahan yang dengan standard korupsinya paling tinggi, itulah yang ada pada mereka ini. Mereka itu tidak mensiratkan standard kebaikan tetapi standard dari sifat-buruknya itulah yang bertambah besar.
Sebagaimana yang Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. telah menyebutkannya bahwa keadaan keberagamaan itu sudah sangat buruk sekali, di mana Hari Akhirat itu dianggapnya hanya sebagai sebuah khayalan. Sekarang ini nampaknya bahwa orang-orang yang dinamakan sebagai pemimpin dan pengawas keagamaan, tujuan mereka ini hanyalah untuk mendapatkan perolehan duniawi belaka. Inilah yang telah menyebabkan terjadinya kekacauan; semua bencana dan mala-petaka ini sedang mereka hadapi; jika mereka itu mau saja memikirkannya maka penyebab dari kekacauan dan bencana ini adalah hanya disebabkan oleh tidak percayanya dan mengingkari Imam Zaman, dan juga yang mengolok-olokkan dan mentertawakannya, serta juga menunjukkan rasa tidak hormatnya kepada Utusan Allah ini. Bilamana undang-undang darurat dikeluarkan, maka dengan serta merta keluarlah konstitusi penghujatan. Ini adalah satu pertanyaan tersendiri, apakah di sana itu ada hukum undang-undang atau tidak ada, keadaan bagaimanakah yang dianggap syah atau tidak itu, ini merupakan masalah tersendiri. Tetapi dalam keadaan bagaimana pun juga, yang berkuasa itulah yang benar, inilah yang diikuti oleh negeri ini. Mereka mengumumkan keadaan darurat negeri, mereka melecehkan Undang-undang Dasar Konstitusi Negaranya atau bahkan membatalkannya. Tetapi janganlah dibuatnya dengan perasaan marah yang seperti demikian, bahwa setidaknya mereka itu haruslah mengerti klausul-klausul apa yang menyatakan orang-orang Ahmadi itu sebagai non-Muslim, klausul-klausul ini sama sekali tidak mereka sentuh. Mereka khusus mengumumkan bahwa kondisi-kondisi itu masih berlaku sampai sekarang. Sekarang ini apakah mereka yang sedang duduk di dalam Pemerintahan ataupun di pihak oposisi, mereka itu lebih merasa takut kepada orang-orang dan lebih takut kepada Kiai-Mullah daripada kepada Tuhan Yang Maha Kuasa; setiap Pemerintah berusaha menyenangkan dan mengakomodir keinginan dari Kiai-Mullah ini.
Sebagaimana yang sudah saya sebutkan di dalam Khutbah Jum’at yang lalu, kita itu harus secara khusus berdoa dan mendoakan untuk negeri ini, dan kita harus banyak berdoa bagi orang-orang Ahmadi yang tinggal di sana. Orang-orang Ahmadi yang tinggal di Pakistan betapa pun juga jangan sampai ikut-ikutan di dalam gerakan semacam itu, walaupun dalam kenyataannya kami itulah yang mendapatkan penindasan dan penganiayaan. Tetapi kami Jama’at itu harus tetap tunduk pada undang-undang, bagaimana pun juga kami tidak akan berdemo menentang kepada Pemerintahan yang sedang berkuasa dan kami pun tidak akan ikut serta di dalam kegiatan apa pun dalam kerusuhan menetang pemerintahan. Kami menyerahkan perkara ini sepenuhnya kepada Allah Taala dan secara pastinya hal inilah yang kita harus pikirkan, bahwa di dalam lingkungan kita sendiri dan dengan cara kita sendiri, kami harus menyampaikannya kepada orang-orang di sini bahwa kalian itu haruslah memikirkan dan merenungkan semua hal ini, apa yang telah mereka kerjakan selama ini. Ini adalah sama dengan undang-undang negeri, jika ada yang melanggar undang-undang dari Negara, maka orang itu akan dihukum, jadi itulah penyebabnya; ini adalah seperti sentakan yang diberikan kepada kalian, karena kalian membangkitkan ketidak-senangan Tuhan, apakah bukan karena itu?
Sekarang orang-orang non-Ahmadi juga mulai menulis tentang hal ini, orang-orang mulai menulis di dalam surat-surat kabar yang diterbitkan dengan statemen-statemennya mereka. Saya sudah sedikit menyebutkannya di dalam Khutbah Jum’at saya yang lalu, bahwa semua kejadian-kejadian yang menimpa mereka itu adalah karena orang-orang tersebut sudah menjadikan Tuhan tidak senang, membuat Tuhan marah. Tetapi mereka itu tidak mau mengerti mengapa Tuhan Yang Maha Kuasa itu tidak merasa senang dengan orang-orang ini. Mereka harus memikirkannya dan harus merenungkannya mengapa Allah Taala itu tidak senang terhadap kalian?
Ada seseorang yang menyatakan bahwa Allah Taala akan memperlihatkan Tanda-tanda-Nya yang mendukung saya. Sekarang kalian lihatlah pada Tanda-tanda ini dan renungkanlah semuanya ini; kalian itu harus menghentikan sikap penolakan kepada orang tersebut, orang yang telah dikirim oleh Tuhan. Allah Taala tidak akan membiarkan orang yang pelanggar ini bebas sendirian, contoh-contohnya sudah ada di hadapan kita. Di Pakistan, undang-undang atau hukum yang kejam ini bukannya saja dibuat untuk dikeluarkan oleh Assembly, Perwakilan Rakyat, tetapi dengan adanya undang-undang yang kejam ini maka banyak orang-orang Ahmadi yang telah disyahidkan, di mana hukuman ini terus saja berlangsung, karena pada kenyataannya bahwa mereka yang orang-orang Ahmadi itu adalah mereka yang telah beriman dan percaya kepada Imam Zaman; dan dengan undang-undang yang kejam ini telah membuat orang-orang bertambah berani untuk berbuat jahat kepada orang Ahmadi, mereka terus melakukan hal ini. Walaupun sekarang Pemerintah dan Pengadilan di dalam beberapa kasus itu telah menjatuhkan hukuman pada satu dua orang yang jahat tersebut, tetapi selama undang-undang yang kejam itu ada, maka perbuatan jahat kepada orang-orang Ahmadi itu masih terus terjadi. Dalam Pemerintahan mana pun, di sana ada golongan-golongan atau partai yang suka berbuat jahat dan melakukan serangan-serangan terhadap orang-orang Ahmadi. Walau pun kami itu tidak akan memperoleh apa-apa dari orang-orang duniawi ini, tetapi dikarenakan perasaan simpati kami dan dengan kenyataan bahwa cinta kepada negeri itu adalah sebagian dari keimanan kami, maka kami ingin menarik perhatian pihak Pemerintah dan rakyat dari Pakistan, bahwa jika kita itu dapat menciptakan kedamaian dan jika kalian itu dapat melepaskan diri dari cengkeraman hukuman dari Allah ini, maka kalian itu harus mau merubah cara dan jalan-jalan kalian. Kalian itu harus belajar dari Negara tetangga kalian, Afghanistan, yaitu ketika di zamannya Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. dua orang Ahmadi telah disyahidkan. Tentang kejadian tersebut Hadhrat Masih Mau’ud a.s. mengatakan bahwa Allah Taala telah meyakinkan kepada saya bahwa, janganlah engkau terlalu merasa patah hati dan merasa sangat bersedih hati dikarenakan oleh dua orang pengikutmu itu telah di-syahidkan. Sehubungan dengan kedua orang yang syahid ini, Allah Taala akan membawa dan memberikan kepadamu satu partai besar orang-orang yang akan menjadi pengikut kamu. Bukankah engkau mengetahuinya bahwa Allah Taala itu mampu untuk berbuat apa saja yang Dia sukai? Jadi, dewasa ini orang-orang disyahidkan dikarena mereka itu orang Ahmadiyyah, mereka itu tidak akan melepasakan keimanan ini dari tangan mereka. Tetapi orang-orang ini akan mendapat manfaat dari janji-janji ini yang telah Allah berikan kepada Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. Setelahnya membunuh dua orang Ahmadi di Afghanistan ini, apakah Raja Afghanistan saat itu mampu untuk mencabut pohon Ahmadiyyah dari Afghanistan, apakah ia mampu untuk menghabiskan Ahmadiyyah dari negeri ini? Walaupun belum banyak tetapi masih ada orang-orang Ahmadi yang tinggal di Afghanistan sekarang ini. Allah Taala sesuai dengan janji-Nya itu akan membuat bangsa-bangsa datang dan masuk ke dalam Ahmadiyyah dan akan banyak orang-orang dalam jumlah yang amat banyak yang masuk di dalam golongan Ahmadiyyah. Tetapi berkenaan dengan tanah Afghanistan sendiri, dari peringatan yang telah Dia berikan itu, pada saat ini pun hal tersebut sudah dapat kita saksikan. Sampai hari ini pun, di negeri tersebut tidak pernah orang dapat merasakan adanya kondisi yang damai.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. mengatakan bahwa Raja kejam yang telah membunuh orang tak berdosa ini, maka dengan melakukan hal tersebut sebenarnya ia itu menghancurkan dirinya sendiri. Beliau mengatakan: “Wahai tanah Kabul, kamu akan menjadi saksi, betapa sangat seriusnya pelanggaran yang telah kalian perbuat itu; jadi inilah tanah yang tidak setia itu, yang telah engkau hilangkan dari pandangan mata Allah”. Jadi, inilah kata-kata yang seharusnya cukuplah untuk belajar satu pelajaran dari orang yang mengeluarkan kata-kata ini. Dia sudah pasti adalah Utusan dari Allah, dia yang mengkaitkan sesuatunya itu kepada Allah Taala dan ia berbicara dengan mengkaitkannya kepada Allah Taala, di mana sekarang setelahnya 100 tahun dari waktu kejadian tersebut, kita melihat apa hasilnya dan bagaimana akibatnya dari perbuatan itu. Raja yang di-intimidasi oleh Kiyai Mullah itu siapakah yang dapat menyelamatkan dia atau siapakah yang dapat menyelamatkan keluarganya, dengan Negara yang tanpa hukum dan tanpa kedamaian? Kata-kata ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa peringatan ini adalah sebenarnya dari seseorang yang datang dari Tuhan. Saya hanya ingin mengatakan kepada orang-orang dari negeri saya bahwa kalian itu agar berlaku bijaksanalah. Ada terdapat orang-orang terpelajar dan ada juga orang-orang biasa, janganlah membuat manusia ini menjadi Tuhan kalian, tetapi tanamkanlah rasa takut kepada Allah yang hakiki di dalam hati kalian. Tanah Pakistan diperoleh untuk kemerdekaan orang-orang Muslim; dengan pemikiran inilah Qaid e Azam - Muhammad Ali Jinnah – telah mendirikan Negara Pakistan ini untuk keperluan tersebut, bahwa orang-orang Muslimin itu harus terlepas dari cengkeraman kekejaman agar supaya orang-orang Muslimin ini dapat menegakkan aturan Islam dengan cara yang sedemikian rupa bahwa semua pengikut-pengikut aliran ke-agamaan itu mereka dapat hidup sesuai dengan keimanan mereka, di mana hak-hak mereka itu harus diberikan kepada mereka dengan penuh keadilan. Setiap penduduk Negara Pakistan harus diberikan hak-haknya dengan penuh kehormatan, sesuai dengan agama apa pun yang mereka anut. Tetapi jika Pemerintah akan terus mencampuri hak-hak dari orang-orang sehubungan dengan agamanya itu, jika ada kelemahan dan kekurangan dalam keadilan jika hak-haknya itu ditolak dan jika bagi orang-orang lainnya itu dikatakan bahwa apa pun yang mereka kerjakan itu adalah benar dan jika tidak begitu maka Pengadilanlah yang akan menghukumnya, maka yang demikian itu bukanlah keadilan, tetapi ini adalah sebuah penyerangan aggression dan transgression, pelanggaran. Bilamana keadilan duniawi itu tidak dihukumkan dan orang-orang yang dari Allah ini dilindas dengan apa yang dianggapnya sebagai kejahatan dan kemudian orang-orang yang lainnya itu tetap tidak memperoleh keberkahan dari Allah. Kalian itu harus takutlah kepada Allah. Orang-orang Ahmadi kita ini mencintai Negara Pakistan lebih-lebih dari orang-orang yang lainnya, kami telah banyak mengorbankan jiwa orang-orang kami pada saat terjadinya pemisahan Pakistan. Banyak dari orang kita yang telah menyerahkan jiwanya dan memainkan peranan penting untuk kemerdekaan Pakistan, banyak peranan-peranan penting yang dikerjakan oleh orang-orang Ahmadi. Juga dalam beberapa peperangan itu orang-orang Ahmadi telah memberikan kontribusinya demi untuk kepentingan negaranya itu dan mereka melakukan apa saja yang bisa dikerjakan demi untuk kemajuan negaranya.
Sebagaimana yang sudah saya sebutkan sebagai contohnya adalah dalam menolong orang-orang yang tertimpa bencana alam gempa bumi yang hebat. Sekarang saya merasa bahwa orang-orang yang Pakistani sejati itu adalah orang-orang Ahmadi di mana pun ia bertempat tinggal. Mereka inilah orang-orang yang selalu berusaha sekuat tenaga untuk kemajuan dan perkembangan Negara Pakistan dan mereka pun selalu berdoa untuk itu. Inilah tugas dari kita bahwa kami itu harus melakukan pekerjaan ini; di dalam lingkungan kami sendiri kami harus menyampaikannya kepada orang-orang Pakistan bahwa mereka itu haruslah takut kepada Allah dan janganlah menghancurkan negerimu sendiri. Ada banyak orang-orang Ahmadi yang tinggal di Pakistan dan saya merasa bahwa inilah hasil doa-doa orang Ahmadi bahwa Pakistan itu masih ada di sana. Kalau tidak demikian, yang orang-orang dapat mempercayainya, bahwa dengan perbuatan-perbuatan mereka itu menjadikan Negara Pakistan itu tidak dapat terlindungi, karena mereka itu cenderung untuk menghancurkan dan menghabiskan sama sekali Pakistan. Mereka melakukan hal ini yang kadang-kadang orang terheran-heran, di mana pada satu hari seorang anggota Parlemen perempuan di sini mengatakannya beberapa hari yang lalu bahwa ia itu tidak setuju dengan pertolongan yang diberikan kepada Pakistan, ia berkeberatan atas bantuan ini dengan alasan bahwa hal tersebut akan mengakibatkan pada orang-orang miskin di Pakistan, dan hal ini akan terus berlangsung. Ada masalah lainnya, apakah Pakistan itu akan menerima bantuan ini atau tidak, apakah mereka mau mengambilnya bantuan yang sedemikian ini ataukah tidak. Tetapi pemimpin itu dan para pemimpin lainnya mengatakannya di sini, bahwa European Union harus diminta untuk menghentikan bantuan untuk Pakistan ini dan Pemerintah yang melakukannya itu akan mendapatkan tekanan. Jadi, demikianlah orang-orang ini, orang-orang yang mengatakan bahwa kamilah orang-orang yang melindungi negeri ini, mereka mengundang orang-orang dari lain negeri untuk datang dan menolong mereka. Tetapi ada orang-orang yang bekerja sebegitu jauh bahwa walau pun mereka itu tidak mengucapkan banyak kata-kata tetapi pada kenyataannya mereka itu mengundang orang-orang lain untuk datang dan menguasai negeri ini; jadi, inilah orang-orang yang bukan pencinta sejati pada negaranya itu. Mereka adalah orang-orang yang menyombongkan diri dan yang pada kenyataannya para pemimpin ini sangat menyombongkannya bahwa kami itu katanya sudah memutuskan dan menyelesaikan isu yang sudah berjalan selama 90 tahun itu. Semoga Allah Taala menaruh belas kasihan-Nya pada negeri kami dan bagi orang-orang yang sama sekali buta itu semoga Allah membuka mata mereka dan orang-orang yang tidak dapat diperbaiki ini; dan semoga Allah Taala memberkati para pemimpin yang benar-benar cinta kepada negaranya dan pemimpin yang memperhatikan dan memelihara orang-orang dan rakyat miskin, yang bukan untuk kepentingan ego pribadinya; itulah orang-orang yang benar-benar bekerja untuk perbaikan dan kemajuan negerinya. Jadi, dalam hal ini setiap orang Ahmadi itu harus menaruh perhatian yang khusus pada shalat dan doa-doanya, terutamanya orang-orang Ahmadi Pakistani yang tinggal di Pakistan dan orang-orang Pakistan yang tinggal dan berada di mana saja di dunia.
Kemudian di Indonesia, situasi orang-orang Ahmadi di sana, saya ingin menyebutkannya. Pada waktu ini, lagi-lagi di sana sedang bangkit perlawanan oposisi yang terjadi di kampung-kampung yang terpencil, di kota-kota kecil yang jumlah orang Ahmadinya tidak banyak, yang menjadikan mereka sebagai target dari penindasan dan penganiayaan, di mana mereka itu mendapatkan serangan-serangan. Dalam beberapa kejadian mesjid mereka diserang dan dihancurkan dan juga mereka mengadakan intimidasi agar mereka itu keluar dari Jama’at ini; beberapa oknum Pemerintahan ada yang mendukung kegiatan orang-orang perusuh ini. Jadi, dengan merujuk pada kerusuhan dan kekacauan ini maka tekanan perlu diberikan kepada Pemerintah di sana karena kehidupan dan jiwa orang-orang Ahmadi di sana ada dalam keadaan bahaya. Ketika orang-orang ini jiwanya berada dalam keadaan bahaya dan kedamaian sedang ada dalam bahaya, oleh karena itu mereka ini katanya harus menyatakan dirinya sebagai non Muslim di tingkatan Pemerintahan, hanya kalau memberikan pernyataan demikianlah maka kedamaian itu akan dapat ditegakkan. Jadi, dengan perencanaan yang besar, orang-orang ini sedang berusaha menjalankan metoda ini namun Allah Taala, insya Allah akan mematahkan semua pekerjaan mereka itu, Dia insha-Allah akan melakukannya. Insha-Allah, pemikiran dari orang-orang untuk menghancurkan Ahmadiyyah itu, tidak akan bisa pernah terjadi, insya Allah. Demikianlah puncak usaha dari orang-orang tersebut yang untuk selama 100 tahun lebih yang terakhir ini usaha itu terus mereka lakukan, tetapi mereka itu tidak pernah berhasil. Kapan saja mereka itu melakukannya, mereka itu selalu dikalahkan; inilah yang membuat mereka itu seperti orang gila; Jama’at ini seharusnya sudah dapat dihabiskan sejak lama, tetapi inilah pohon yang ditanam oleh Allah Yang Maha Kuasa. Allah Taala telah memberikan jaminan dan janji-Nya kepada Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. Pohon organisasi ini akan terus tumbuh dan berkembang dan akan terus tumbuh dengan suburnya dengan buah hasil yang besar. Sama sekali tidak akan ada seorang pun yang dapat mematikannya, jadi kami itu sama sekali janganlah merasa khawatir bahwa orang-orang tersebut dapat menghapuskan Ahmadiyyah atau bahkan dari Indonesia mereka itu tidak akan dapat menghapuskan pesan amanah dari Ahmadiyyah. Dengan rahmat karunia kemurahan Allah, orang-orang Ahmadi di sana itu sangat kuat di dalam keimanannya di mana mereka itu mengurbankan segalanya demi untuk Ahmadiyyah. Indonesia, jika di sana ada satu dua orang yang ada dalam tekanan dan yang untuk sementara ada dalam ketakutan atau yang memperlihatkan kelemahan di dalam keimanannya untuk sementara karena mendapatkan intimidasi dari orang-orang tersebut maka kemudian insya Allah, Dia akan memberikan kepada kami lebih banyak lagi orang-orang Ahmadi yang memiliki keimanan yang lebih kuat. Inilah yang sudah terjadi di masa yang lalu ketika mereka melakukannya di Pakistan, ketika mereka itu punya pikiran bahwa dengan mendapat dukungan dari sana itu, maka keadaannya itu akan berada di tangan mereka. Jadi, yang kemudiannya Allah Taala mengkaruniai lebih banyak lagi kemajuan dan perkembangan kepada Ahmadiyyah. Pihak lainnya itu juga membuat undang-undang yang sangat keras untuk melawan Ahmadiyyah, tetapi Ahmadiyyah bahkan berkembang dengan lebih cepat lagi setelahnya itu. Lebih-lebih lagi Allah Taala menyediakan kepada kita jalan-jalan sedemikian untuk menyebarkan tabligh dari Ahmadiyyah yang dikarenakan oleh usaha manusia saja akan memerlukan bagi kami lama bertahun-tahun untuk melakukan hal tersebut. Janji dari Allah Taala kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. adalah bahwa Aku akan menyebarkan pesan amanah ini ke seluruh penjuru dunia, yang setiap harinya dimanifestasikan dengan tambahan kemegahan yang baru di mana tidak ada keraguan lagi bahwa orang-orang ini akan merusakkan jalannya Ahmadiyyah atau akan meng-intimidasi orang-orang Ahmadiyyah, tetapi kita harus berdoa semoga Allah Taala akan melindungi setiap dan semua Ahmadi dari sesuatu bahaya atau kerugian.
Orang-orang Ahmadi di Indonesia dan di Negara-negara mana saja, di mana-mana saja orang-orang Ahmadi itu harus selalu ingat bahwa mereka ini jangan sampai mengambil tindakan hukum dengan tangannya sendiri, jangan main hakim sendiri. Harus tetap berada dan mengikuti undang-undang dalam berusaha untuk mendapatkan hak-hak mereka itu. Tetapi walaupun dengan adanya opposisi mereka itu tidak boleh menghentikan bantuannya di dalam menolong orang lain. Yang dikarenakan dengan adanya perlawanan itu, jangan ssampai melalaikan untuk menjalankan pesan dari Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s., yang adalah ajaran Islam sejati yang mengikuti aturan-aturan dari Allah dan contoh dari Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah saw. ini yang mereka tidak boleh berhenti untuk melakukannya. Pekerjaan ini harus terus dikerjakan walaupun kita harus memberikan pengurbanan jiwa untuk itu. Dengan cara inilah maka Allah Taala akan menolong semua Jama’at-jama’at Ilahi ini. Pertolongan dari Allah Taala pasti akan datang dan sudah mulai datang. Insha-Allah lebih-lebih dari yang sebelumnya Allah Taala itu akan memperlihatkan manifestasi dari kekuatan dan kekuasaan-Nya. Inilah tugas kami pada saat ini dan inilah tugas yang harus kami kerjakan.
Ketika badai puting beliung menghancurkan wilayah-wilayah di Indonesia, ketika gempa dan tsunami menimpa Indonesia yang amat sangat dahsyatnya, orang-orang Ahmadi kita pergi ke sana dan memberikan pertolongan kepada orang-orang. Jadi hati kami itu adalah senantiasa dipenuhi dengan perasaan cinta dalam menolong orang-orang tersebut yang memerlukan pertolongan. Hati kami ini dipenuhi dengan semangat kecintaan kepada sesama manusia di mana kami selalu siap memberikan pertolongan kepada orang-orang ini, kita harus memberikan pengkhidmatan untuk orang-orang ini. Jika ada orang yang menyengat kita dan orang-orang yang membuat kerugian dan kerusakan kepada kita, satu kali diceriterakan bahwa seekor kalajengking duduk di atas punggung seeekor sapi ketika sedang menyeberangi sebuah sungai dan kalajengking ini menggigit sapi tersebut setelah sampai di seberang; ketika ada yang bertanya kepada sapi mengapa engkau melakukannya, sapi itu menjawab bahwa itulah sifat alamiah saya dan saya melakukan apa yang menjadi sifat saya dan kalajengking pun melakukan apa yang sudah menjadi sifat alamiah dia. Jadi, berbuat untuk kesejahteraan manusia dan menolong sesama manusia itu adalah sudah menjadi sifat alamiah kami. Jika berkenaan dengan hal ini kami itu akan terus melakukannya tidak jadi soal apakah orang-orang itu akan menghargainya atau tidak; kita itu tidak mengharapkan sesuatu penghargaan dari orang-orang ini, karena ganjaran itu adalah dari Allah Taala. Oleh karena itu kami akan terus menolong orang-orang dan biarkanlah orang-orang yang lainnya itu melakukan apa saja yang mereka ingin melakukannya. Tugas kami adalah untuk menyebarkan kebaikan kepada orang-orang, yangkebaikan itu datangnya dari Tuhan dan kita harus menyebarkannya kepada orang-orang. Jadi setiap Ahmadi itu harus terus dan senantiasa melakukannya dengan sekuat tenaga dan dengan sebaik-baiknya, dengan penuh kesabaran dan doa-doa mereka ini harus terus melakukan tugas mulianya. Inilah perintah dari Allah Taala sebagaimana Allah Taala berfirman bahwa walaupun adanya serangan-serangan yang diarahkan kepada kalian, kalian itu jangan sampai bosan-bosannya untuk melaksanakan apa yang menjadi kewajiban kalian dengan terus sambil berdoa:
Surah Al-Baqarah ayat 46:
Dan, mohonlah pertolongan dengan sabar dan doa. Dan sesungguhnya hal itu sungguh berat, kecuali pada orang-orang yang khusuk merendahkan diri.
Dengan berdoa dan dengan bersabar untuk memohon pertolongan, yang hal ini sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang sangat bersabar dan khusuk di jalan Allah.
Ayat lainnya adalah bahwa: Hai orang-orang yang beriman, dengan berdoa dan bersabar itu mintalah pertolongan dari Allah, Allah Taala itu bersama orang-orang yang bersabar. jadi, ayat-ayat ini memberikan jaminan kepada kita bahwa dengan penuh pengabdian dan dengan rasa kerendahan diri, kami itu harus berserah diri kepada Allah Taala dalam menghadapi serangan mereka dan hal-hal buruk yang mereka kerjakan itu. Reaksi kami haruslah bahwa kami itu harus bersabar, dengan segala kesulitan dan hal-hal buruk yang dikenakan kepada kita itu, saudara-saudara itu bukannya dengan membalasnya kepada mereka melalui bantuan-bantuan duniawi, tetapi saudara-saudara itu mintalah pertolongan dari Allah. Allah Taala, dengan perintah-Nya dan instruksi dari Y.M. Rasulullah saw., serta ajaran yang diberikan oleh Hadhrat Masih Mau’ud a.s. kepada kita di zaman ini, maka bekerjalah sesuai dengan petunjuk-petunjuk tersebut dan pertolongan dari Allah itu pasti akan datang, insya-Allah pertolongan ini pasti akan datang dan kemenangan akhir itu akan berada di tangan kita dengan rahmat kemurahan Allah. Kemenangan itu adalah untuk Jama’at-nya dari Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s. Janji dari Allah Taala kepada Hadhrat Masih Mau’ud a.s. ini adalah bahwa Ahmadiyyah yang Islam sejati itu akan unggul, akan menjadi dominant dan akan memperoleh kemenangan-kemenangan. Jama’at ini yang dari pencinta besarnya kepada Y.M. Nabi Muhammad saw. akan menjadi unggul dan dominant di dunia ini. Mengenai janji kepada Nabi-nabi-Nya ini Allah Taala berfirman:
Surah Ibraahiim (14) ayat 48:
Maka janganlah engkau sekali-kali menyangka, bahwa Allah akan mengingkari janji-Nya kepada Rasul-rasul-Nya. Sesungguhnya, Allah Maha Perkasa, Pemilik pembalasan.
Jadi, saudara-saudara itu tidak akan melihat bahwa Allah Taala itu tidak akan menepati janji-Nya yang Dia telah berikan kepada Utusan-Nya; Allah Taala yang Pemilik Kekuatan dan Kekuasaan itu akan memberikan balasan-Nya kepada orang-orang pembangkang yang telah melakukan pelanggaran tersebut. Jadi, setiap Ahmadi itu haruslah merasa yakin bahwa insya-Allah, sesuai dengan janji dari Allah Taala, pertolongan dan dukungan dari Allah Taala itu akan senantiasa berada dengan Jama’at yang kecintaan-Nya ini. Tetapi orang-orang tersebut yang menjadi seperti orang yang tidak waras oleh perbuatan buruknya itu, jika mereka itu terus saja melakukan perbuatannya dalam menentang Utusan-Nya, maka orang-orang tersebut akan dicengkeram dan dihukum dengan kutukan dari Allah. Allah Taala berfirman bahwa Aku Maha Perkasa dan Aku akan memberikan balasan, Aku Pemilik Kekuatan untuk melakukan pembalasan. Jadi dengan peringatan yang Dia berikan ini agar orang-orang itu mau mengerti akan hal ini. Jadi buatlah perkara ini menjadi jelas kepada orang-orang itu bahwa kami telah menerima Imam Zaman ini, dan lihatlah akan Tanda-tanda dari Allah itu. Kalian bisa saja membuat kami susah dengan menganggu dan merugikan kita, tetapi itu hanyalah untuk sementara.
Di Indonesia, di Bangladesh atau di Pakistan semua kejadian yang bersifat sementara itu bisa datang menghadang pada jalan kita. Tetapi dikarenakan dengan telah menerima Hadhrat Masih Mau’ud a.s., dikarenakan keimanan itu dan dengan ketenangan yang ada di dalam hati kami, maka perbuatan kalian itu tidak akan dapat merampas kedamaian yang ada dalam hati kami ini; Allah Taala itu memberikan kedamaian hakiki kepada orang-orang beriman yang sejati. Jadi, kami itu akan senantiasa memohon pertolongan dari Allah Taala dan kami akan selalu berdoa:
Agar supaya, yang dikarenakan oleh penyerangan dan perbuatan buruk yang kalian lakukan kepada kami itu janganlah sampai kami ini menjadi menyimpang dari jalan yang lurus di mana kami itu mungkin saja memberikan respon balasan dengan cara yang sama dengan apa yang mereka lakukan, jadi janganlah sampai kami itu melakukan cara mereka ini. Jadi janganlah sampai kami itu menjadi patah hati dan janganlah sampai kami ini mahrum atau tidak mendapatkan apa yang telah Dia janjikan ini bahwa innallaaha ma’ashshabirin Allah itu bersama dengan orang-orang yang bersabar. Jadi, itulah tugas kita bahwa kami itu harus dapat meraih lebih banyak dan lebih banyak lagi keberkahan-keberkahan dari Allah Taala dengan memperlihatkan ketabahan kami dan dengan bekerja mengikuti ajaran yang Dia telah berikan, yang Dia telah firmankan di dalam Kitab Suci Al-Qur’aan dan dengan pengertian yang sepenuhnya sebagaimana yang telah diberikan kepada kami oleh Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s.
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa janganlah sampai punya pikiran bahwa Allah Taala itu akan membiarkan saudara-saudara binasa; kalian adalah benih yang ditanam oleh Tangan-Nya di muka bumi ini. Allah Taala berfirman bahwa benih ini akan tumbuh dan berkembang; di mana-mana cabang-cabangnya akan menjulang tinggi dan akan sukses berbuah dan berjaya. Maka beberkatlah mereka, orang-orang yang beriman dan percaya kepada kata-kata dari Allah ini, di mana semua masalah yang datang menghalangi jalan kita tidak akan membuat mereka merasa takut atau khawatir, karena cobaan dan ujian itu memang ada di sana, karena Allah Taala akan menguji keimananmu, siapa yang benar-benar di dalam bai’at-nya dan siapa yang tidak. Mereka orang-orang yang bermain-main dengan perbuatan masalah ini, ia tidak akan dapat berbuat apa-apa dengan Allah Taala ini, tetapi ia itu akan dimasukkan ke dalam api neraka, alangkah baiknya jika orang-orang seperti itu tidak pernah dilahirkan ke dunia. Namun bagi orang-orang yang memperlihatkan kesabarannya sampai seterusnya, maka mereka itulah yang dengan adanya ujian dan cobaan ini orang-orang itu pada mentertawakannya, orang-orang itu tidak menyukai pada orang-orang yang sabar ini, namun pada akhirnya orang-orang yang bersabar inilah yang akan keluar sebagai pemenang dan berjaya di mana pintu-pintu keberkahan dari Allah itu akan terbuka bagi orang-orang ini. Allah Taala telah mengatakannya kepadaku bahwa saya harus menyampaikan kepada Jama’at-ku ini bahwa orang-orang yang beriman dan dengan keimanan yang sedemikian, yang tidak bercampur dengan keduniawian, itulah keimanan yang sama sekali terhindar dari kemunafikan dunia dan dari kelemahan. Inilah orang-orang yang benar-benar memiliki keimanan sejati yang menjadi kecintaan dari Allah dan Allah Taala berfirman bahwa itulah orang-orang yang teguh di dalam pendiriannya dan yang keimanannya itu berakar dengan kokohnya.
Semoga Allah Taala memberikan kemampuan kepada kita semua untuk tetap bersabar dan teguh di dalam keimanan kita dan sesuai dengan ajaran dan keinginan dari Hadhrat Imam Mahdi, Masih Mau’ud a.s., semua dari kita itu dapat mengerti akan ajaran dari Islam dan Ahmadiyyah dalam cara-cara yang sebagaimana mestinya.
Pamulang-Banten, November 25, 2007 / Marsela (Maruya Selatan) -Jak.Bar., 3 Desember 2007

Tidak ada komentar: